23 September 2013

PENGINJILAN KONTEKSTUAL TERHADAP SUKU SUNDA | BERNATH HUTAGAOL | BANDUNG

BAB. I

PENDAHULUAN.

Banyak orang beranggapan bahwa mengkomunikasikan injil berarti
mendekati orang yang tidak mereka kenal,lalu mengajaknya
bercakap-cakap dan menyodorkan atau memaksakan Injil kepadanya.

Bersaksi tentang iman kita dan mengkomunikasikan injil kepada sesama
sangatlah penting,karena Allah,menginginkan kita menjadi mitra
kerja-Nya dalam penginjilan dan kita juga sebagai pengikut Kristus
yang disebut orang Kristen perlu bersaksi ,yaitu mengutarakan imannya
melalui kata-kata dan kehidupan kita. Memang sedikit sekali anggota
gereja yang benar-benar mau bersaksi memberitakan injil atau menjadi
penjala jiwa.

Hal ini dikarenakan gambaran yang sumbang tentang penginjilan.Banyak
orang beranggapan bahwa mengkomunikasikan injil berarti mendekati
orang yang tidak mereka kenal,lalu mengajaknya bercakap-cakap dan
menyodorkan atau memaksakan Injil kepadanya.

Kesaksian kita tidak tergantung pada pesona kepribadian kita atau pada
kekuatan kita sendiri.Adanya perasaan takut bersaksi dan adanya
kelemahan-kelemahan pada diri kita justru mendorong kita untuk
dipenuhi Roh Kudus dan bergantung kepada Tuhan Yesus.Ketika kita
menyerah kepada Kristus,kita dilingkupi olehNya.Ia berjanji,"Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman…Aku sekali-kali
tidak akan meninggalkan engkau ."(Mat.28:20;Ibrani 13:5)

Memberi kesaksian melalui kehidupan kita penting,tetapi kita juga
harus memberi kesaksian melalui kata-kata juga.Perlu ada
keseimbangan.Kesaksian melalui kehidupan atau melalui kata-kata perlu
nyata kedua-duanya.


LATAR BELAKANG
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau
Jawa, Indonesia. Dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah
administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah
barat Jawa Tengah (Banyumasan). Suku Sunda merupakan etnis kedua
terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,2% penduduk Indonesia
merupakan orang Sunda. Jika Suku Banten dikategorikan sebagai sub suku
Sunda maka 17,8% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas
orang Sunda beragama Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang
beragama kristen, Hindu, dan Sunda Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda
Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda,
seperti di Kuningan dan masyarakat suku Baduy di Lebak Banten yang
berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda.

Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari
akar kata sund atau kata suddha dalam bahasa Sansekerta yang mempunyai
pengertian bersinar, terang, berkilau, putih (Williams, 1872: 1128,
Eringa, 1949: 289). Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun
terdapat kata sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak
tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada (Anandakusuma, 1986:
185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928: 219).

Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan,
sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud
adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas
diri), dan pinter (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh
masyarakat yang bermukim di Jawa bagian barat sejak zaman kerajaan
Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda-Galuh,
Kerajaan Pajajaran hingga sekarang .

Suku Sunda merupakan suku kedua terbesar di Pulau Jawa. Menurut sensus
tahun 1994 orang Sunda ada sekitar 31 juta jiwa yang tersebar di 20
Kabupaten dan 4 kotamadya di Jawa Barat dan DKI Jakarta..Suku Sunda
adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau
Jawa,Indonesia,dengan istilah Tatar Pasundan .

Sosial Budaya Suku Sunda.

Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan
riang. Orang-orang sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan
tidak suka merantau atau hidup berpisah dengan orang-orang
sekerabatnya. Hubungan antara manusia dengan sesama manusia dalam
masyarakat Sunda pada dasarnya harus dilandasi oleh sikap "silih asih,
silih asah, dan silih asuh", artinya harus saling mengasihi, saling
mengasah atau mengajari, dan saling mengasuh sehingga tercipta suasana
kehidupan masyarakat yang diwarnai keakraban, kerukunan, kedamaian,
ketentraman, dan kekeluargaan.Adat istiadat mewarnai seluruh sendi
kehidupan orang Sunda. Bahasa.Dalam percakapan sehari-hari, etnis
Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda atau bahasa daerah lokal.

Agama Kepercayaan Suku Sunda.

Apa bila diperahatikan dan diselidiki dengan seksama, hampir semua
orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak beragama
Islam, Praktek-praktek sinkretisme dan mistik masih dilakukan, seperti
memberi tumbal kepala kerbau atau kambing sebelum mengolah tanah atau
mendirikan bangunan, kebiasaan para nelayan memberi sesajen pada Nyai
Roro Kidul pada hari Kliwon dibulan Maulid, dan lain-lain. Pada
dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara
keseimbangan alam semesta.

Keseimbangan magis dipertahankan dengan upacara-upacara adat,
sedangkan keseimbangan sosial dipertahankan dengan kegiatan saling
memberi (gotong royong).Konsekuensinya, meninggalkan agama berarti
melepaskan diri dari/memutuskan diri dari suku bangsa dan adatnya,
dengan demikian juga diputuskan dari hubungan keluarga.

Kesenian Tradisional Suku Sunda.

Dalam kehidupan bermasyarakat sehari hari, Seni tari utama dalam Suku
Sunda adalah tari jaipongan, tari merak, dan tari topeng. Tanah Sunda
(Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik. Tari
Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu
degung. Tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya.

lagu lagu Sunda : Bubuy Bulan Es Lilin Manuk Dadali Tokecang Warung
Pojok Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari
angklung yang terbuat dari bambu. Angklung adalah sebuah alat atau
waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh
Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya
angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal.

Profesi Suku Sunda

Bila diperhatikan sampai kepada masyarakat yang paling dalam mayoritas
masyarakat Sunda berprofesi sebagai petani, dan berladang, ini
disebabkan tanah Sunda yang subur.Selain bertani, masyarakat Sunda
seringkali memilih untuk menjadi pengusaha dan pedagang sebagai mata
pencariannya.


BAB II. ISI

CARA MENGKOMUNIKASIKAN INJIL ( BERITA KESELAMATAN ) KEPADA SUKU SUNDA

Mengerti dan memahami bahasa suku Sunda.

Untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat, maka kita terlebih dahulu
harus mengerti bahasa yang mereka pakai untuk berkomunikasi. Bagaimana
komunikasi kita akan berlangsung dengan lancar,kalau kita tidak
mengerti dan memahami bahasa sunda,karena bahasa sunda sendiri ada
tingkatannya.Berbicara kepada orang yang lebih tua usianya ,maka
bahasa yang akan digunakan bahsa sunda yang lembut,beda dengan ketika
kita bercakap-cakap dengan yang sebaya dengan kita.

Oleh sebab itu kita harus mengkomunikasikan injil kepada mereka harus
menggunakan Alkitab berbahasa sunda,dengan jalan membagikan Alkitab
yang berbahasa sunda kepada mereka.Sehingga mereka mudah untuk
mengerti dan memahami Injil.Menceritakan Injil dengan sabar serta
santun,tentang Tuhan Yesus. Serta dapat juga menceritakan Injil
melalui cerita rakyat yang mungkin ada hubungannya dengan tokoh-tokoh
penyelamat mereka. Tetapi hanya sebagai kontekstualisasi.

Mengadakan pendekatan (bermasyarakat ) terhadapa suku Sunda

Ada beberapa media dan fasilitas yang bisa digunakan dalam
mengkomunikasikan Injil kepada suku sunda,diantaranya: Membangun
hubungan dalam pergaulan,kita harus berbaur dengan mereka,sehingga
kita dapat memberi teladan melalui prilaku kita yang sopan,tutur kata
ramah, dan sikap kita sehingga menjadi kesaksian yang hidup .Dalam
komunikasi dengan mereka kita harus memiliki:

Keterampilan Mendengar Bukan sekedar mendengar dengan telinga tapi
dengan mata juga,kontak mata memang penting,juga mendengar dengan
hati.Bukan hanya mendengarkan kata-kata ,melainkan juga
perasaan,emosi,dan nada dibalik kata-kata tersebut.

Empati Kita harus menyelami keadaan mereka.Bukan berarti kita setuju
dengan mereka,melainkan memahami latar belakang atau sejarah
kehidupannya.Jika mereka memiliki keberatan yang kuat tentang Kristus
atau mempunyai konsep yang keliru,kita harus mengerti apa yang mereka
katakan.

Keterampilan berkata-kata, Kita harus tahu dalam berkata – kata bukan
hanya apa yang kita katakan ,melainkan kapan kita mengatakannya dan
bagaimana kita mengatakannya. Contoh,Rasul Paulus memakai kesaksian
pribadinya.Paulus memiliki tekad yang bulat untuk bersaksi(KIS
17:16),Paulus bersaksi setiap waktu(KIS 17:2)dan kapan saja(KIS
17:16-34)Paulus menciptakan untuk bersaksi melalui kata-kata(KIS 17)

Bahasa Tubuh Bahasa Tubuh sangat penting dan merupakan sarana
komunikasi yang sangat kuat.Ketika kita bersaksi tentang
Injil,hendaknya kita tidak menyalurkan gelagat
kemarahan,ketidaksabaran,cemoohan,ataupun kesan sombong,merasa lebih
baik dari orang lain.

Memberikan pelayanan

Untuk menjangkau masyarakat yang tidak ada biaya untuk pergi
berobat,maka diadakan,penyuluhan kesehatan,lewat hal ini kita dapat
menceritakan Injil keselamatan.

Pendidikan Dengan mendirikan sekolah-sekolah dengan biaya yang sangat
ringan bagi masyarakat yang tidak mampu,melalui hal ini juga dapat
dikomunikasikan tentang Injil kepada mereka(melalui buku cerita
rohani,lagu-lagu rohani anak-anak,dll)

Kesenian Berbagai macam jenis kesenian yang ada di suku sunda,ini
dapat dipakai untuk penginjilan juga,contohnya melalui kesenian
calung,angklung yang memainkan musik rohani serta pementasan wayang
golek dengan mengambil cerita yang berhubungan dengan sikap hidup yang
memuliakan Tuhan.Tarian- tarian yang berbagai jenisnya juga,dapat
dipakai untuk sarana penginjilan.

BAB III .

KESIMPULAN
Dengan demikian ,dapatlah dikatakan bahwa manusia diselamatkan untuk
menjalankan mandat budaya bagi pembebasan segala makhluk,menaklukan
konteks bagi Kristus. Setiap orang diselamatkan untuk melaksanakan
mandat penginjilan dan mandat budaya secara baru dan untuh dalam
konteks hidupnya.

Jadi mengkomunikasikan Injil kepada orang – orang yang ada dalam
budaya Sunda bukan hanya sekedar penyampaian berita saja tetapi, dalam
menyampaikan kesaksian kita , kita bersaksi berarti Allah bekerja
dalam diri kita sementara kita menginjil bersama Allah. Kebenaran yang
paling memerdekakan dalam bersaksi ialah: ketika kita melakukannnya
dengan pimpinan dan penyertaan Roh Allah.

Dalam halini kita harus menyadari bahwa Kita yang ada di sekitar suku
sunda yang masih banyak belum mengenal Yesus, maka lewat paper ini
dapat memotivasi kita untuk dapat mengkomunikasikan Injil kepada
mereka, Sehingga banyak orang yangdiselamatkan dan dimenangkan dan
percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dalam hidupnya,
terlebih lagi mereka mampu membawa anggota keluarga mereka juga
menjadi percaya.

DAFTAR PUSTAKA :

1. Buku Teologi Kontekstualisasi,Dr.Y.Tomatala,D.Mis.

2. Buku Penginjilan Bersama Allah,Danny Daniels

3. Alkitab. LAI. Jakarta 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar