22 September 2013

Anak-anak dan Remaja dengan ‘Gadget’nya : Tanamkan Iman Sejak Dini | YOSUA | BANDUNG

By Christie Damayanti ... KOMPASIANA.COM

POKOK PIKIRAN

Hampir semua orang hanya melihat satu sisi saja dari kemajuan
teknologi. Jika orang itu berjaya dengan kehidupannya, dan dia
termasuk mau dan ingin tahu dengan gadget dan dunia maya, dia akan
menganggap gadget dan dunia maya merupakan 'sahabat'nya. Tetapi jika
seseorang pernah tersakiti di dunia maya, atau dia tidak mau ambil
bagian dengan kemajuan teknologi, dia akan menganggap bahwa gadget dan
dunia maya hanya membawa masalah dan bencana.

Anak-anak adalah miniatur orang dewasa dan pemikirannya masih sangat
antusias terhadap semua masalah. Dia tidak berpikir tentang bahaya.
Dia tidak berpikir tentang keinginan yang aneh-aneh dan dia tidak
pernah berpikir tentang hukum. Dia akan terus bertanya, bertanya dan
bertanya lagi. Dunia sangat membuat antusias untuk terus bertanya dan
kadang-kadang mencari jawabannya sendiri ketika dia tidak puas dengan
jawaban yang tidak dipahami.

Ketika anak-anak bertanya tentang gadget dan dunia maya, tidak semua
orang tua mampu menjawabnya. Perkembangan dunia anak terhadap gadget
ternyata luar biasa. Dengan sedikit belajar dan melihat dari orang
lain , serta mengutak atik perangkat gadget secara cepat mereka mampu
mempergunakan . Dengan kemajuan ini banyak anak –anak yang menginjak
remaja menyisihkan uang jajan yang biasa di gunakan untuk jajan
makanan di alihkan guna membeli pulsa untuk membeli paket internet.
Ketakutan terhadap pengaruh dunia maya harus di hadapi dengan arif
melalui keterbukaan sesama anggota keluarga termasuk hubungan
teknologi bersama.

Kesenangan terhadap hobi tertentu dapat di padukan dengan teknologi,
misalnya seorang anak yang senang terhadap alat musik , mereka dapat
menggunakan media tekhnologi untukk menolong mencari cord apabila di
butuhkan bahkan untuk informasi yang baru. Orang tua harus terbuka dan
mau untuk masuk kedalam dunia remaja untuk membimbing.

Orang tua harus mampu menanamkan iman dan budi pekerti kepada anak
sejak awal , dengan demikian ada keyakinan apabila diberikan dengan
porsi yang benar maka ketakutan akan pengaruh buruk gadget terhadap
masa depan tidak akan terjadiSebagai remaja, dia pasti tetap berada
pada keingin-tahuan yang besar terhadap segala sesuatu yang
berhubungan dengan hobinya. Itu wajar dan manusiawi. Tetapi, jika kita
tidak peduli dengan keingin-tahuannya yang besar dan kita 'melepaskan'
anak kita di 'hutan belantara' dunia maya yang penuh onak duri, itu
sama saja bunuh diri dan tidak peduli akan masa depannya.

TANGGAPAN

Pada usia anak-anak merupakan masa seseorang membutuhkan
ketergantungan kepada orang tua , kebutuhan sosial yang paling dasar
yaitu untuk memenuhi kebutUhan hidupnya yang bergantung kepada orang
lain. Usia ini pula sangat rentan terhadap pengaruh dunia luar yang
ada disekitarnya. Proses sosial yang timbul adalah proses sosial
karena faktor IMITASI; dimana seorang anak akan meniru gaya orang lain
baik dalam bersikap, berperilaku dan berpenampilan. Pada tahap usia
ini di butuhkan sunguh-sungguh perhatian dari yang bersangkutan untuk
menjaga kontak sosial supaya apa yang dialami oleh anak – anak tidak
berdampak buruk di kemudian hari.

Dalam tingkat usia remaja banyak persoalan yang timbul baik dari dalam
karena pertumbuhan tubuh yang di barengai dengan perubahan –perubahan
hormonal akan berdampak kepada masalh sosial remaja. Pada usia remaja
, mereka akan mencari jati diri , mencari hubungan sosial yang
menurutnya paling tepat, mereka akan terus mencari sampai mendapat
yang paling tepat menurut pandangannya.

Mereka akan mengalami banyak praoses sosial melalui kontak sosial baik
kontak secara langsung maupun menggunakan media. Media gadgetlah yang
saat ini paling disukai oleh para remaja, melaui gadget mereka dapat
berkomunikasi dengan lancar tanpa harus terbatas oleh tempat , waktu
dan jarak , kapanpun mereka bisa bersosialisasi melalui KOMUNIKASI.

Remaja akan mencari IDENTIFIKASI hal ini dapat terjadi secara sadar
dan membutuhkan tipe ideal sehingga akan membentuk pandangan sebagai
prinsip dasar yang di jiwai. Proses SIMPATI mulai ketertarikan keada
orang lain terutama yang berbeda jenis kelamin. Membentuk kelompok
khusus diantara mereka karena mereka merasa saling membutuhkan dan
bahkan ketergantungan.

Dalam pergaulannya mereka membentuk interaksi sosial AKOMODASI dimana
berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kelompoknya guna memperkecil
perbedaan pandangan guna berkoordinasi dalam kelompok. Namun dalam
praktek sosial remaja sering muncul PROSES DISOSIATIF yang mengarah
kepad bentuk pertentangan terhadap kelompok atau pandangan yang mereka
tidak sukai, bahkan dari kalangan keluarganya sendiri.

Demikian pula kehidupan remaja akan banyak diwarnai dengan KONTRAVERSI
secara khusus tipe KONTRAVERRSI UMUM dimana terjadi perbedaan
pandangan antar generasi . Kelompok generasi dibawah mereka anggap
tidak bisa dan generasi di atasnya mereka anggap sudah kuno. Bahkan
tidak sedikit menimbulkan pertentangan karena perbedaan individu, ras
, kebudayaan , golongan dan lain-lain.

Pembinaan budi pekerti dan menanamkan iman yang benar adalah suatu
sarana yang tepat untuk mengarahkan anak-anak dan remaja menuju kepada
kehidupan sosial yang benar dan berguna bagi masa depan diri sendiri ,
keluarga dan orang lain. Kewajiban dari orang tua untuk mendidik dalam
interaksi sosial untuk menjadikan anak –anak yang berkenan kepada
Tuhan dan sesama seperti tertulis dalam Amsal 29:7 : Didiklah anakmu
maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu dan mendatangkan
sukacita kepadamu.

Tuhan Yesus Membeerkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar