25 September 2013

Pelayanan Masyarakat | SYAMSER SIMANJUNTAK | Purwakarta

Pelayanan masyarakat sangat luas dan ada banyak bidang yang
berbeda-beda, sesuai dengan urusan masing-masing dan tempat yang
berbeda pula. Mulai dari lingkungan tempat kita berada sampai sejauh
perjalanan kemana kaki kita melangkah, pelayanan masyarakat tetap ada,
yang ditangani oleh perorangan, kelompok, baik pemerintah diberbagai
instansi, dan juga pihak swasta atau yayasan, yang tidak terhitung
banyaknya.
Saya melakukan salah satu pelayanan masyarakat, yang sangat kecil
atau tidak di pandang orang, tetapi berdampak dan sangat menolong
sebagian kecil masyarakat disekitar saya. Kurang lebih 5 tahun yang
lalu, saya melakukan pengurusan akte kelahiran dan akte perkawinan ke
kantor catatan sipil karawang. Awalnya ada keponakan saya, sudah yatim
piatu dan mau lulus sekolah menengah kejuruan di purwakarta, tetapi
tidak ada surat akte kelahirannya, maka saya mengaurus sendiri,
ternyata tidak sulit asal kita mau mengikuti prosedurnya. Setelah
beberapa bulan kemudian, saya mendengar keluhan para ibu-ibu yang mau
menyekolahkan anak-anaknya masuk sekolah dasar, ternyata ada banyak
keluarga yang sudah punya anak, tetapi belum memiliki akte kelahiran,
karena salah satu persyaratan untuk masuk sekolah dasar harus ada
surat akte kelahiran, ada juga jemaat bahwa anaknya belum ada akte
lahirnya. Dengan senang hati saya melakukan pengurusan secara kolektif
dan bertahap, para orang tua anak-anak sangat senang. Seiring
berjalannya waktu, maka ada orang-orang disekitar perumahan yang
mengetahui, bahwa saya pernah mengurus akte kelahiran, mereka pada
datang dan ternyata ada banyak yang tidak memiliki akte kelahiran,
bukan hanya kalangan orang Kristen saja, tetapi orang Islampun datang
minta tolong. Saya dengan senang hati mau menolong mereka.
Ada banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui prosedur
dalam pelayanan masyarakat, sehingga kesan dalam kehidupan masyarakat,
sebagian besar masih merasa takut dalam pengurusan pelayanan publik,
oleh sebab itu masyarakat tidak mau mengurus sendiri, ahirnya tidak
mengerti peraturan hukum dinegeri ini, maka ada orang-orang tertentu
yang nota bene pejabat dalam pelayanan masyarakat dan tahu prosedur,
menyalahgunakan situasi, sehingga menjadi lahan korupsi dan membuat
pembodohan bagi masyarakat. Saya memberitahukan kepada masyarakat,
bahwa prosedur untuk mengurus akte kelahiran dan akte perkawinan,
tidak sulit dan tidak mahal. Pada masyarakat umum, sudah menjadi
suatu budaya di negeri republik Indonesia ini, segala sesuatu apapun
urusannya, diatur oleh uang dan uang yang bicara, yang penting
selesai, tidak mau tahu seperti apa dan bagaimana caranya. Pekerjaan
yang tidak mudah untuk merubah paradigma masyarakat ini.
Sampai tugas makalah ini saya tulis bahwa masih banyak orang
datang minta tolong, untuk mengurus surat akte kelahiran dan akte
perkawinan, saya memberitahukan cara pengurusan dan persyaratan yang
harus di lengkapi, saya mendorong mereka bahwa lebih baik mengurus
sendiri agar mengerti caranya dan mengetahui dimana kantor desa,
kecamatan dan kantor catatan sipil, kemudian mengenal siapa kepala
desanya, ada banyak masyarakat mengetahui nama kepala desanya tetapi
tidak kenal orangnya, karena tidak pernah datang ke kantor desa dan
urusan apapun diserahkan kepada RT atau orang lain. Setelah masuk
tahun 2013, saya tidak pernah lagi mengurus akte kelahiran dan akte
perkawinan, karena mengikuti pekuliahan di sekolah tinggi teologia
cianjur, dan waktunya tidak sempat lagi. Pada waktu saya mengurus
ditahun-tahun yang lalu, saya mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan
bahkan uang, sebab mereka ada yang kurang mampu, memang ada juga yang
mampu, tetapi tidak mengerti dan sayapun tidak meminta bayaran, saya
anggap pelayanan ini sosial, dimana saya sebagai hamba Tuhan dengan
senang hati menolong mereka, dengan apa yang saya bisa dapat lakukan.
Dengan pengurusan akte kelahiran dan akte perkawinan ini, maka saya
dapat berinteraksi dengan banyak orang, dan mengenal lebih banyak
orang, kemudian mengerti sedikit tentang pelayanan publik.
Saya punya prinsip, untuk melakukan pelayanan masyarakat harus
dimulai dari yang terdekat lebih dulu, yaitu lingkungan kita sendiri,
sangatlah kurang tepat bahwa pelayanan masyarakat kita lakukan jauh
dari tempat tinggal kita, sementara keberadaan kita tidak berdampak di
lingkungan tetangga, bisa kita sebut RT/RW, padahal ada begitu banyak
pelayanan masyarakat yang perlu kita lakukan disekitar kita. Sejak
saya tinggal diperumahan, maka yang pertama sekali saya lakukan adalah
kebersihan lingkungan, sampai kedepan rumah tetangga, satu gang dengan
saya ada 26 rumah dan yang berisi hanya 8 rumah, warga hanya mau
mengurusi depan rumah mereka sendiri, bagi saya ini kesempatan yang
sangat baik untuk melakukan pelayanan masyarakat, walaupun lingkup
kecil tetapi berdampak kepada lingkungan sekitar saya, kemudian
kehadiran saya diperumahan dapat diterima oleh masyarakat setempat dan
kami dapat melakukan kegiatan kebaktian. Warga masyarakat sangat
senang karena saya peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama
masalah kebersihan sehingga rumput tidak sempat melanda gang tempat
kami tinggal.
Dalam lingkungan RT, saya terlibat bagian pengurus yaitu sebagai
koordinator penagihan iuran warga setiap bulan dan seksi kerohanian
bagi umat Kristen, saya tidak pernah minta untuk ikut dalam pengurus
RT, tetapi dilibatkan oleh ketua RT karena saya mau bersosialisasi
dengan masyarakat, bagi saya hal inipun kesempatan untuk pelayanan
masyarakat, agar semakin dikenal dan diterima oleh masyarakat.
Kegiatan RT pun saya ikut, misalnya ronda pada malam minggu sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan, rapat RT yang rutin dilakukan
setiap 6 bulan sekali, kemudian acara hari kemerdekaan Republik
Indonesia setiap bulan agustus. Pokok-pokok pikiranpun saya sampaikan
pada waktu rapat RT, karena diberikan kesempatan untuk bicara, sungguh
saya sangat bersyukur kepada Tuhan, semua oleh karena AnugerahNya dan
campur tangan Tuhan.
Saya memikirkan bagaimana agar lingkungan bersih dan indah, ada
pohon-pohon yang tumbuh digang tersebut, pernah saya tanami berbagai
macam pohon, disepanjang gang kurang lebih 75 meter, sebanyak 15 pohon
dan semua mati, ada yang dirusak oleh anak-anak, ada yang dimakan
kambing, tetapi saya tidak menyerah. Pada tahun yang lalu, saya tanami
lagi pohon pucuk merah 11 pohon dan 2 pohon ketapang, 1 pohon pucuk
merah sudah mati dirusak orang. Puji Tuhan kelihatan bagus dan indah,
maka setiap orang yang lewat dari gang itu, selalu bertanya ini pohon
apa? rupanya mereka belum pada tahu dan mereka senang melewati gang
tersebut kerena pohonnya sudah mulai besar dan enak kelihatannya. Saya
sedang mempersiapkan bibit pohon pucuk merah dipolibek
sebanyak-banyaknya, untuk kami bagikan kepada orang-orang yang lewat
dari gang tersebut, jadi siapa yang mau menanam, kami akan berikan
untuk mereka bawa dan tanam di dekat rumahnya, sehingga nantinya
terjadilah penghijaun diperumahan tempat kami tinggal. Kami suami
istri mau melakukan hal ini karena kami senang melayani masyarakat.
Melakukan pelayanan masyarakat adalah pekerjaan yang tidak
mudah, perlu kesediaan hati yang tulus, kesiapan mental yang kuat dan
bahkan membutuhkan dana. Saya dengan beberapa rekan-rekan hamba Tuhan
yang masih dalam perintisan, membentuk satu komunitas, yang bergerak
dalam pelayanan dipenjara dan sudah berjalan kurang lebih 8 tahun,
kami melakukan hanya berdasarkan kepedulian dengan hati yang tergerak
dan terbeban, padahal kami tidak punya sponsor untuk mendanai.
Pelayanan dipenjara bukan mencari uang, justru kami membawa sesuatu
yang menjadi kebutuhaan para napi itu, disamping kebutuhaan rohani
mereka, kami juga memikirkan kebutuhaan jasmani mereka, karena ada
banyak napi tidak pernah dikunjungi oleh keluarganya. Kadang saya
pribadi sedih, kerena sering juga kami tidak bawa apa-apa dan hanya
kebaktian saja, karena tidak cukup untuk membeli kebutuhaan mereka,
tetapi Puji Tuhan mereka juga senang bisa kami layani dalam ibadah.
Sangat menyedihkan bagi saya, ketika saya menyampaikan kepada orang
lain tentang pelayanan ini dan saya berharap mereka memberi sumbangan
dana, karena mereka punya uang, tetapi tidak ada respon sama sekali,
sungguh sangat miris hati saya, apa yang mau dikata memang inilah
tantangan. Kami terus maju, walaupun ada tantangan, yang menjadi
sukacita kami adalah bahwa para napi ada yang mengalami perubahan
hidup.
Pelayanan masyarakat yang sangat luas, dan kita dapat mengambil
bidang apa yang bisa kita kerjakan, menurut kemampuan kita, manusia
sebagai makluk sosial tidak bisa hidup sendiri, tanpa dukungan orang
lain. Dunia yang majemuk ini, diikat dengan berbagai macam perbedaan,
sehingga terjalin persatuan dan kesatuan untuk dapat melangsungkan
kelanjutan kehidupan. Kehadiran gereja Tuhan didalam dunia ini, bahwa
dengan tegas Tuhan Yesus menyatakan dalam matius 5 : 13-16, agar
menjadi garam dunia dan terang dunia. Kita sebagai orang percaya,
memiliki tugas dan tanggungjawab yang harus kita kerjakan, walaupun
ada tantangan dan rintangan, itu tidak menjadi soal atau tidak dapat
menghalangi kita untuk menjadi saksi Kristus. Dengan berbagai macam
cara dan strategi, kita pakai untuk memberitakan Injil sehingga
semakin banyak jiwa-jiwa diselamatkan, salah satu cara adalah kita
pakai ilmu sosiologi. Tuhan Yesus pasti menolong kita, melalui karya
Roh Kudus yang tetap sama dan tidak pernah berubah dahulu, sekarang
dan sampai selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar