23 Juni 2013

PELAYANAN LANSIA




Tugas makalah sosiologi

Tahun ajaran 2013
             
DISUSUN OLEH :
Yuriani Harefa
NIM : 201212018

PROGRAM SARJANA TEOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Sekolah Tinggi Teologia Cianjur


 LANSIA
Lansia adalah usia yang rentan pada  kesehatan fisik dan mental. Sulit melakukan “ini  dan itu”emosinya pun  tidak  control dengan baikut.oleh kerena itu mereka membutuhkan mereka membutuhkan tempat untuk mereka bisa berbagi atau berkonseling.mengenai kehidupan mereka,mungkin itu melalui kesehatan, kerohanian mereka,dan mungkin sejauh pelayanan meraka, serta pribadi mereka sendiri.
Ada beberapa yng harus kita ketahui mengenai lansia:
1.      Usia senja
Pada umumnya semua manusia ingin panjang umur, tetapi sedikit yang menjadi tua.dengan mereka melakukan   berbagai cara mungkin   pergi ke salon dan lain sebagainya.padahal itu tidak menolong mereka karena hasilnya hanya sebentara.kita tidak dapat menyembunyikan yang namanya tua tetap aja tua.sebaiknya setiap orang ng mempersiapkan diri guna menyosong usia senja yang  sudah pasti menjelang, yang sudah pasti akan kita jalani.
2.      Memahami  lansia
merawat orang tua tidak semudah merawat anak kecil sekalipun sama- sama membu
uhkan ke sabaran  usia lanjut. karena banyak karakter yang membuat jengkel dan tiadak nyaman.
Bagaiman manghadapi orang yang lanjut usia?
·         Memahami usia lanjut
Mereka mau di mengerti, di pahami,memberi mereka hormat,mendengar setiap keluhan mereka, curhat mereka sert mendengar mereka , jangan bosan – bosan ketika meraka brcerita dan menjadi sahabat bagi mereka, untuk menjadi tempat curhat bagi mereka.
·         Kesehatan lansia
Mau tidak mau ketika manusia usia lanjut akan banganyak permasalahan mengenai kesehatan.aka tetapi kalau kita dapat mengalak dari penyataan ini,kita tetap bisa mempersiapkan diri dan mengetahui keadaan – keadaan yang bagaimana nantinya yang akan kita alami.banyak penyakit yang menyerang ketika sudah usia lanjut.minsalnya gangguan pendengaran,gangguan pencernaa, dan lain sebagainya
waktu kecil mereka merawat kita,setelah mereka tua maka kitalah yang aktmerawt mereka, ada yang mengatakan bahwa ajauh lebih gampang merawat anak kecil dari pada merawat orang tua.kenapa? sudah mereka tdak bisa di omongin ngambek, dan ngomel.sikap inilah yang tidak sanggup di terima anak – anak yan g merawat mereka,karena semua bagi mereka se mengrba salah.kalau kita mengenal di namika mereka relasi kita dengan orang tua  dan yang lanjut usia sesungguhnya diri mereka atau kepribadian mereka di masa sekarang adalah merupakan kelanjutan dirinya di masa lampau.jadi, bila masa lampau adalah seorang yang sabar maka besar kemungkinan akan lebih dominan. Disa bisa jadi pribadi yang sabar di masa yang sekarang.sesungguhnya relasi kita dengan orang tua sekarang adalah merupakan kelanjutan relasi kita yang di masa lampau
Dengan  kata lain corak relasi cenderung bertahan melawan waktu.bila dimana lampau relasi kita denganya tidak dekat dan ia sulit mendngar kita, kemungkinan di masa yang akan datang iapun sulit untuk mendengar masukan dari kita dan bahwa selama ini relasi kita denganya cenderung penuh konflik, besar kemungkinan ia cenderung menghindar dan tidak mau terlallu dekat dengan kita.
Hubungan pribadi dan relasi merupakan merupakan kelanjutan dari masa lampau.baik atau buruknya relasi di masa sekarang di tentukan oleh kualitas relasi di masa lampau. Bedanya masa lalu dengan masa sekarang adalah masa sekarng kita mampu orang tua biasanya tidak lagi bermotifasi untuk mengharapkan apalagi mengarapkan perubahan. Baik kita maupun orang tua kita masing – masing berusaha untuk menjaga batas supaya tidak terjadi konflik.
Makin lemah kondisi orang tua makin berkurang kemandirianya ini berarti makin banyak bantuan yang di butuhkan. Masalahnya adalah sebagian besar orang tua mengalami kesulitan beradaptasi dengan keterbatasan ini, pada umumnya  ia kan terus melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan dan inilah yang menjadi sumber masalah karena ia bisa jatuh bahkan kemungkinan bisa cidera atau luka parah yang tidak di inginkan di satu pihak kita memberi kebebasan untuk memilih kehidupan yang di inginkanya tetapi kita juga harus memberi ketegasan membatasi ruang lingkup gerak geriknya supaya tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.
Merawat orang tua adalah merupakan hal sangat meletihkan belum lagi merasa bersalah jika terjadi sesuata pada orang tua tidaklah mudah bahkan dapat menimbulkan sitres yang besar.ini mempengaruhi bukan saja diri kita tapi juga berpengaruh kepada keluarga kita sendiri, namun kita tidak boleh mengorbankan keluarga harus memperhatikan kebutuhan  mereka.
Bab 1
Banyak orang yang merasa takut karena sng mempunyai kesan yang negative bahwa orang lanjut usia itu  menurut mereka yang lanjut usia itu lemah,tidak berguna,memilki fisik yang lemah tida punya semangat hidup berpenyakitan,pelupa, pikun,tidak di perhatikan oleh keluarga dan masyarakat, menjadi beban orang lain dan sebagainya.memang di masa usia lanjut banyak perubahan maka sejak dini harus    Antisipan.
Kapan seseorang boleh dikatakan sudah lansia? Hal-hal apa saja yang memicu proses penuaan?Menurut ilmu gerontologia (ilmu mengenai usia lanjut), setiap orang memiliki tiga macam umur: umur secara kronologis, biologis, dan psikologis.
  1. Umur kronologis. Umur yang dihitung dari jumlah tahun yang sudah dilewati seseorang. Ini adalah umur yang umum kita kenal misalnya 50 tahun, 60 tahun, dan sebagainya.
  2. Umur biologis. Umur yang ditentukan berdasarkan kondisi tubuh. Hal ini dapat terjadi jika seseorang menjadi tua karena ia merasa tua.
  3. Umur psikologis. Umur yang diukur berdasarkan sejauh mana kemampuan seseorang merasakan dan bertindak. Hal ini bisa terjadi pada seorang yang sudah berusia 80 tahun tapi merasa lebih muda dari orang yang di bawah umurnya.
Dari ketiga macam umur tersebut, kita tahu bahwa proses penuaan tidak dapat dilihat atau diukur hanya dari umur kronologis. Ada beberapa negara menetapkan usia kronologis yang berbeda bagi orang lansia. Di Indonesia, seseorang dianggap lanjut usia, ketika ia pensiun dari pekerjaannya pada usia 55 tahun. Namun, di Amerika Serikat, seseorang dikategorikan sebagai lansia pada usia 77 tahun, yang didahului masa pra lansia yaitu usia 69-76 tahun. Bagi orang Jepang kesuksesan justru dimulai pada usia 60 tahun. Dan banyak wanita Jepang yang masih bekerja pada usia 60 tahun ke atas. Sedangkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menetapkan usia 60 tahun sebagai titik awal seseorang memasuki masa lansia. Karena itu tidak ada tolok ukur yang jelas kapan seseorang memasuki masa lansia.
Ada yang harus kita ketahui yaitu beberap1. Faktor Genetika Faktor ini merupakan faktor bawaan (keturunan), dan setiap orang memiliki faktor genetika yang berbeda-beda.
  • Penuaan dini. Orang yang memiliki keturunan penuaan dini harus berwaspada dan berusaha mencegah efek negatif dari faktor genetikanya.
  • Penyakit turunan. Orang yang mengidap penyakit turunan seperti penyakit jantung, hipertensi, atau diabetes harus memperhatikan dan menjaga pola makan serta aktivitasnya.
  • Perbedaan tingkat intelegensia. Umumnya orang yang memiliki intelegensia tinggi lebih lambat menjadi tua. Itu karena ia aktif berpikir dan melatih kemampuan intelektualnya sehingga memperlambat proses penurunan fungsi otak.
  • Warna kulit. Biasanya orang yang berkulit putih lebih mudah terserang osteoporosis daripada mereka yang berkulit hitam.
  • Kepribadian. Orang yang berambisi, bekerja keras, dan dikejar-kejar tugasnya, lebih mudah tersinggung dan gelisah. Ia sering cepat stres, yang mengakibatkannya rentan penyakit.
2. Faktor Endogenik Faktor ini berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara fisik (perusakan sel) maupun mental.
A.    Fisik
    • Keadaan tubuh: Kadar lemak dalam tubuh meningkat akibat penurunan aktivitas fisik dan kurang makanan berserat. Daya motorik otot menurun membuat orang sulit bergerak. Jumlah air di dalam tubuh berkurang. Massa tulangpun menurun karena kondisi tulang mulai rapuh, sementara pertumbuhan tulang sudah berhenti.
    • Pencernaan: Gangguan pada gigi dan perubahan bentuk rahang mengakibatkan sulitnya mengunyah makanan. Daya penciuman dan perasa menurun, hal ini menyebabkan turunnya selera makan yang berakibat kekurangan gizi. Menurunnya produksi asam lambung dan enzim pencernaan, mempengaruhi penyerapan vitamin dan zat-zat lain pada usus. Penurunan perkembangan lapisan otot pada usus, melemahkan dinding usus, dan menurunkan daya cerna usus. Fungsi hati yang memproses racun, seperti obat-obatan dan alkohol pun melemah.
    • ekebalan tubuh: Akibat berkurangnya kemampuan tubuh memproduksi antibodi pada masa lansia, sistim kekebalan tubuhpun menurun. Hal ini membuat lansia rentan terhadap berbagai macam penyakit.
    • Jantung: Daya pompa jantung menurun karena elastisitas pembuluh arteri melemah, semua ini akibat perubahan kolagen dan elastin dalam dinding arteri.
    • Pernafasan: Fungsi paru-paru menurun akibat berkurangnya elastisitas serabut otot yang mempertahankan pipa kecil dalam paru-paru tetap terbuka. Penurunan fungsi ini akan lebih berat jika orang bersangkutan memiliki kebiasaan merokok dan kurang berolahraga.
    • Otak dan syaraf. Menurunnya kemampuan fungsi otak melemahkan daya ingat. Akibatnya, orang lansia suka sering lupa makan atau minum obat, yang pada akhirnya akan menimbulkan penyakit.
    • Metabolisme tubuh: Penurunan fungsi hormon dalam tubuh. Penurunan hormon seks pada wanita terjadi menjelang menopause.
    • Ekskresi: Penurunan aliran darah ke ginjal karena berkurangnya jumlah nefron, yaitu unit yang berfungsi mengekstrak kotoran dari darah dan membuangnya ke urine. Hal ini menyebabkan peningkatan volume urine dan frekuensi pengeluaran urine.
    • Tulang: Pengurangan massa tulang karena pertambahan usia. Hal ini juga disebabkan kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat Ca (kalsium), jarang berolahraga, menopause dini, dan hilangnya selera makan (anoreksia).

B.     Mental Ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
    • Kepribadian: Orang yang berambisi tinggi dan selalu dikejar- kejar waktu, akan cenderung cepat stres, gelisah, frustasi, dan merasa diremehkan pada masa lansianya. Sedangkan orang yang berkepribadian tenang lebih mudah mensyukuri apa yang mereka terima dan berpikir positif ketika memasuki masa lansia.
    • Sosial: Sikap sosialisasi yang kurang baik dapat berdampak negatif pada penyesuaian diri lansia. Ia akan bersikap psikopat, depresi, dan paranoid.
    • Budaya: Budaya Barat sering menganggap orang lansia tidak berguna dan menjadi beban keluarga atau masyarakat saja. Hal ini mengakibatkan orang lansia memiliki mental negatif. Sedangkan Budaya Timur lebih menghormati orang tua, dan menganggap mereka sebagai orang yang bijaksana dan pantas dijadikan panutan.
3. Faktor Lingkungan
Hal-hal yang termasuk faktor ini adalah diet atau mengkonsumsi makanan yang bergizi, merokok, minum alkohol atau kafein, polusi, tingkat pendidikan, penghasilan, obat-obatan, penyinaran sinar ultra violet, dan sebagainya.
PELITA HATI
Memasuki masa lansia bukanlah sesuatu yang menakutkan jika kita memasukinya bersama Tuhan. Walau sudah lanjut usia, kita masih dapat bersukacita karena Allah berjanji, Ia tidak akan meninggalkan kita. "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu" (Yesaya 46:4).
BAB 2. TEKANAN HIDUP
Setiap orang termasuk para lansia sering mengalami tekanan hidup. Tekanan selalu hadir dalam setiap fase kehidupan. Apakah sebenarnya tekanan hidup itu? Tekanan apa yang dialami oleh kaum lansia? Apakah penyebab tekanan itu? Bagaimana mengatasinya?
Tekanan hidup adalah sesuatu yang terjadi akibat timbulnya perubahan dalam kehidupan. Semakin besar perubahan itu, semakin besar tekanan hidupnya.
Beberapa tekanan hidup yang sering dialami oleh kaum lansia:
  • Merasa membebani orang lain;
  • Merasa diri tidak berguna;
  • Kuatir terhadap generasi penerus;
  • Dihantui masa lalu yang suram;
  • Takut akan kematian;
  • Gangguan kesehatan;
  • Kesepian;
  • Ancaman perkembangan zaman;
  • Trauma ditinggalkan orang-orang yang dikasihi;
  • Merasa bosan hidup, dan sebagainya.

Sebab-musalab tekanan hidup:
1.      Perubahan dalam kehidupan sehari-hari
Peristiwa biasa dalam kehidupan kaum lansia, misalnya masa pensiun, tinggal serumah dengan anak-menantu dan cucu, tinggal di panti werda, kematian suami/istri, keadaan fisik yang melemah, dan sebagainya. Semua perubahan ini dapat menimbulkan tekanan. Jika setiap lansia dapat menerima perubahan- perubahan itu, tekanan itu akan terasa lebih ringan atau bahkan tidak terasa sama sekali. Sebaliknya, tekanan hidup itu akan terasa sangat berat, dan berlangsung lama jika ia tidak dapat atau sulit menerima perubahan- perubahan itu. Para lansia sering mengeluh bahkan menyalahkan Tuhan atas gejolak ini. Padahal cara terbaik mengatasi tekanan hidup adalah menerima keadaan sambil bersyukur kepada Tuhan atas keadaan itu. Firman Tuhan dalam 1Tesalonika 5:18 mengatakan, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
2.      Berbagai karakter orang
Setiap orang mempunyai karakter yang khas. Ada yang menyenangkan dan ada yang menjengkelkan. Tekanan hidup mudah timbul saat kaum lansia sulit menghadapi orang-orang di sekitarnya. Entah itu karena perbedaan pendapat dengan suami atau istrinya, menghadapi cucu yang nakal, menghadapi teman yang egois, atau teman yang menyakiti hatinya, dan sebagainya.
3.      Tidak dapat menguasai keadaan
Ada saat-saat di mana kaum lansia tidak dapat menguasai keadaan. Misalnya divonis menderita penyakit kanker, menerima kabar kematian sahabat atau keluarga dekat, dan sebagainya. Saat-saat itu merupakan tekanan yang berat jika lansia tidak menyerahkan semua bebannya kepada Tuhan, dan percaya bahwa semua yang terjadi itu berada dalam kekuasaan Tuhan. Saat itulah lansia juga harus yakin bahwa Kristus mampu menolongnya mengatasi segala macam tekanan hidup. Firman Tuhan berkata, "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, ... Ia akan bertindak" (Mazmur 37:5).
4.      Putus asa
Lansia sering merasa putus asa. Perasaan kesepian, merasa diri tidak berguna dan membebani orang lain, membuat mereka semakin tertekan untuk menjalani kehidupan mereka. Penyakit terminal juga bisa membuat lansia putus asa. Tekanan ini akan menjadi lebih ringan jika lansia menyadari bahwa Allah senantiasa menyertai anak-anak-Nya, sesuai janji-Nya, "Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau..." (Ulangan 31:5).
5.      Rasa bersalah
Penyebab tekanan lainnya adalah perasaan bersalah. Rasa bersalah ini timbul saat lansia tidak mempedulikan hati nuraninya dan melanggar perintah Tuhan. Misalnya, pilih kasih terhadap salah seorang cucu, mendendam kesalahan seseorang, dan kasar terhadap orang lain adalah sebagian contoh tekanan rasa bersalah pada lansia. Perasaan malu, menyesal, tidak dapat memaafkan diri dan merasa tidak layak di hadapan Tuhanpun segera timbul. Satu-satunya obat mujarab untuk menyembuhkan semua perasaan bersalah itu adalah pengampunan melalui darah Yesus Kristus. Kristus datang ke dunia untuk menyucikan kita dari segala kejahatan (1Yohanes 1:9). Yang perlu kita lakukan saat ini hanyalah mengakui segala dosa kita dan meyakini bahwa Yesus sudah mengampuni kita, dan Ia tidak lagi mengingat dosa kita (Yeremia 31:34).
Cara-cara untuk mengatasi tekanan hidup:
  1. Mendekatkan diri kepada Tuhan dan mencari tahu kehendak Tuhan dalam hidup;
  2. Mempedulikan hati nurani dan perintah Allah;
  3. Membuat prioritas kegiatan-kegiatan;
  4. Menjalin hubungan yang baik dengan sesama;
  5. Selalu hidup dalam pengharapan;
  6. Mengasihi Tuhan dan sesama;
  7. Berbagi masalah dengan orang yang dapat dipercaya, dan sebagainya.
PELITA HATI
Meskipun tekanan hidup datang silih berganti, marilah kita tetap bersyukur atas janji Allah. Hanya dengan kekuatan dari Tuhanlah kita semua dimampukan menanggung segala sesuatu. Karena itu, "Mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, Penolongku dan Allahku" (Mazmur 42:12).


BAB 3. TETAP SEHAT DIUSIA LANJUT - I
Menjaga kesehatan semakin penting, terutama bagi orang yang akan memasuki masa lansia. Orang lanjut usia yang mengabaikan kesehatannya akan mudah terjangkit penyakit yang umum menyerang mereka. Penyakit ini dapat dicegah jika mereka menjaga kesehatan dan berusaha menjalani kehidupan sebaik mungkin. Jenis penyakit apa saja yang biasanya diderita oleh para lansia? Bagaimana mencegah penyakit pada masa lansia?
Beberapa penyakit umum yang diderita para lansia:
1. TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tekanan darah normal bagi setiap orang adalah 120/80. Itu berarti tekanan darah sistoliknya 120 dan tekanan darah diastoliknya 80. Bila tekanan darah tidak melewati batas 140/90, masih dikategorikan normal.
Pengertian: Hipertensi adalah penyakit yang disebabkan oleh tekanan darah yang melewati batas tekanan darah normal.
Penyebab: Penyakit turunan (ada keluarga yang mengidap ini). Terlalu banyak mengkonsumsi garam (suka makanan yang asin), kurang berolahraga atau bergerak, stres, kegemukan, menggunakan obat-obatan seperti pil kontrasepsi (bagi wanita), obat flu, obat pelangsing, dan obat anti peradangan.
Pencegahan:
  • Mengurangi mengkonsumsi garam;
  • Berolahraga dengan teratur dan melakukan kegiatan fisik yang ringan;
  • Menjaga agar tidak kegemukan;
  • Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kalium, seperti kacang- kacangan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan ikan yang mengandung omega-3;
  • Tidak merokok;
  • Menghindari minum-minuman keras dan yang beralkohol.
2. KENCING MANIS (DIABETES MELLITUS)
Pengertian: Diabetes Mellitus adalah penyakit yang disebabkan tingginya kadar glukosa dalam darah.
Gejala: Sering buang air kecil (kencing), sering merasa haus dan lapar, badan lemas, berat badan menurun, mata terasa kabur, kesemutan.
Penyebab: Metabolisme hormon dalam tubuh terganggu, kekebalan tubuh menurun, penyakit keturunan, pola makan yang tidak sehat.
Pencegahan:
  • Mengkonsumsi makanan yang rendah lemak;
  • Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan protein;
  • Mengurangi makanan yang manis;
  • Gunakan pemanis alternatif, misalnya sorbitol atau aspartam;
  • Mengurangi mengkonsumsi makanan yang asin;
  • Tidak merokok, dan hindari minuman keras serta yang beralkohol;
  • Mengurangi berat badan yang berlebihan.
3. RADANG SENDI (ARTRITIS/REMATIK)
Pengertian: Artritis adalah suatu penyakit yang menyerang sendi, tulang, otot, atau jaringan tubuh di sekitar sendi.
Gejala: Sendi terasa ngilu atau nyeri, lemah, dan kaku.
Tanda: Terjadi pembengkakan pada sendi, otot menjadi lemah, terasa sakit jika bergerak, dan mengganggu gerakan tubuh.
Pencegahan:
  • Jangan melakukan kegiatan yang terlalu berat;
  • Turunkan berat badan jika kegemukan. Kegemukan bisa menyebabkan rematik lutut;
  • Diet yang bergizi seperti seafood, sayur-sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, jahe, makanan berserat dan rendah kalori;
  • Minum minimal 8 gelas air putih sehari.
4. PIKUN (DEMENSIA)
Pengertian: Demensia adalah suatu gejala yang disebabkan oleh timbulnya gangguan pada fungsi otak (mental).
Tanda: Bicara tidak nyambung, daya ingat menurun, pengetahuan tentang diri dan lingkungan menurun, emosi labil (cepat marah, dan cepat berubah, dan sebagainya.)
Gejala: Mudah lupa, murung, stres.
Penyebab: Penurunan fungsi otak, parkinson, tumor, stroke, alzheimer, atau penyakit pada jaringan pembuluh otak.
Pencegahan:
  • Melatih otak dan merangsang fungsi otak agar tidak menurun drastis, yaitu dengan tetap memelihara daya konsentrasi dan belajar memperhatikan apa yang sedang kita lakukan;
  • Mengkonsumsi makanan bergizi, seperti telur, vitamin B 12, makanan yang mengandung zat besi, kacang-kacangan, tepung gandum dan biji-bijian;
  • Menghindari minuman yang mengurangi daya ingat seperti alkohol.
5. JANTUNG KORONER
Pengertian: Jantung koroner adalah suatu penyakit jantung yang disebabkan oleh mengeras dan menyempitnya pembuluh darah koroner (aterosklerosis).
Penyebab: Makanan yang berkolesterol tinggi, kurang berolahraga, merokok, tekanan darah tinggi, kadar lemak darah meningkat, kegemukan, kencing manis, stres, jenis kelamin, usia, keturunan, menopause (bagi wanita), stroke, kolesterol darah tinggi.
Gejala: Rasa sakit atau merasa tidak nyaman di bagian tengah dada selama beberapa menit. Kadang terasa kadang menghilang. Rasa sakit itu kadang- kadang disertai sakit kepala, pusing, berkeringat, dan sesak nafas; rasa sakit yang menyebar dari bahu ke leher atau lengan.
Pencegahan:
  • Mengkonsumsi makanan yang rendah kolesterol, seperti sayur-sayuran hijau, buah-buahan, ikan yang mengandung omega-3, kacang-kacangan;
  • Tidak merokok;
  • Tidak minum minuman keras dan yang beralkohol;
  • Mengurangi makanan yang asin;
  • Mengurangi berat badan jika kegemukan;
  • Berolahraga secara teratur;
  • Tidak minum kopi secara berlebihan.
6. STROKE
Pengertian: Stroke adalah penyakit gangguan peredaran darah di otak.
Penyebab: Keturunan, usia, menopause (bagi wanita), watak introvert (tertutup), kolesterol tinggi, kencing manis, kegemukan, stres, merokok, dan kurang berolahraga.
Tanda: Lumpuh, gangguan penglihatan dan pendengaran, daya ingat menurun, kemampuan berhitung menurun, atau bahkan tidak dapat berkomunikasi.
Pencegahan:
  • Berolahraga secara teratur;
  • Makan makanan yang mengandung vitamin C, seperti buah-buahan, sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, minyak ikan, bawang;
  • Mengurangi makanan yang asin;
  • Tidak merokok dan minum minuman keras atau alkohol;
  • Mengurangi makanan yang berlemak;
  • Mengurangi berat badan.
7. KANKER
Pengertian: Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan mekanisme dalam pergantian sel yang merusak DNA. Fungsi dan karakter fisik sel berubah menjadi sel yang reaktif dan ganas.
Penyebab: Perubahan pola makan (diet), lingkungan, mengkonsumsi lemak secara berlebihan, kegemukan, dan minuman beralkohol.
Pencegahan:
  • Mengkonsumsi makanan yang berserat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, makanan yang mengandung protein, vitamin A, C, dan E;
  • Mengurangi makanan yang berlemak;
  • Mengurangi makanan yang diasinkan, diasap, dan atau yang difermentasi;
  • Minum teh hijau yang mengandung catechins.
Kesimpulan :
Lansia sebenarnya bukan beban tapi suatu pelayanan yang mulia di mana mereka membutuhkan  orang- orang kuat seperti kita, dan pelayanan ini perlu di tindakan melalui pelayana gereja,seperti pelatyana sosial 







Konseling Orang Stree


BAB 1
  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dunia berkembang dengan begitu pesat. Banyak perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan yang secara otomatis mengubah pola pikir dan gaya hidup manusia. Melalui informasi media dan surat kabar yang bisa disaksikan setiap hari sangat jelas terlihat bahwa kehidupan menjadi semakin sukar dan manusia mulai kehilangan kepedulian terhadap sesamanya. Persaingan terjadi mulai dari dunia bisnis sampai menyentuh dunia pelayanan pekerjaan Tuhan. Hal ini tentunya bukan hal yang mengejutkan sebab Alkitab sudah menginformasikan sebelumnya bahwa di akhir zaman manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan memberontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada mengikuti Allah (2 Timotius 3:2-4). Egosentris menjadi ciri hidup dunia modernisasi sehinggah memberikan tekanan tersendiri bagi setiap individu yang tidak siap mental dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut. Dari informasi media massa dan media elektronik dapat dilihat begitu banyak masalah sosial yang terjadi disebabkan oleh pribadi yang mentalnya terganggu. Beberapa pokok masalah serius yang sering muncul akibat tekanan yang menyerang seseorang antara lain depresi, kemarahan, kegelisahan, dan kesepian. Jika masalah ini tidak diatasi, maka masalah pribadi orang tersebut akan berakibat juga bagi lingkungannya sebab seseorang dengan pribadi yang tidak terkendali dapat melakukan hal-hal ekstrim yang bisa menimbulkan masalah sosial, seperti membunuh, mencuri, menimbulkan keributan, bahkan beberapa waktu  lalu melalui media televisi dilaporkan bahwa seorang wanita membuat kekacauan di tengah jalan dengan memutar balik mobilnya melawan arah dan menghentikannya secara mendadak sehinggah menimbulkan kemacetan dan memancing kemarahan pengguna jalan lain. Setelah polisi datang dan menangani serta melakukan pemeriksaan, ternyata wanita tersebut mengalami stres berat sehinggah melakukan hal tersebut. Hal seperti ini tentunya bukanlah masalah yang bisa diabaikan. Sebagai orang Kristen inilah kesempatan yang istimewa untuk menolong orang lain melalui konseling Kristen.
            Berdasarkan masalah di atas penulis merasa penting untuk menyusun sebuah  makalah mengenai strategi konseling Kristen yang efektif untuk melayani jiwa-jiwa yang membutuhkan pemulihan serta sentuhan kasih Kristus. Dan untuk mencegah meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini penulis hanya membahas mengenai konseling Kristen dan aplikasinya dalam penanganan khusus masalah stres.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan konseling Kristen?
2.      Apa yang dimaksud dengan stres?
3.      Bagaimana cara yang efektif untuk melakukan konseling Kristen bagi orang-orang yang mengalami stres?
C.       Tujuan Penulisan
1.      Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan konseling Kristen.
2.      Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan stres.
3.      Untuk menjelaskan bagaimana cara yang efektif untuk menjadi konselor yang baik dalam menangani orang yang mengalami stres. Diharapkan agar setiap orang Kristen mampu menjadi konselor yang baik untuk sekitarnya mulai dari lingkungan keluarga, tetangga bahkan masyarakat sehinggah bisa membantu mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi akibat masalah kejiwaan individu yang tidak ditangani dan dipulihkan.
 

BAB 11
MEMAHAMI KONSELING KRISTEN

A.      Etimologi Kata Konseling
Istilah konseling diambil dari kata counsellor yang berarti penasihat. Kata ini sudah dipergunakan sejak dalam Perjanjian lama, misalnya dalam 1 Tawarikh 27:32 dengan istilah  soferim yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris counsellor yang berarti penasihat. Dalam kitab Yesaya 9:6 juga menggunakan sebuah istilah yaitu misera  yang berarti counsellor. Kata ini menujuk pada nubuatan tentang kedatangan Yesus sebagai Penasihat Ajaib. Di dalam Perjanjian Baru, istilah counsellor sering muncul dalam hubungannya dengan Roh Kudus (Yunani = Parakletos); dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai penghibur, penasihat, dan penolong.
Dalam Bahasa Inggris, pada umumnya menerjahkan counsellor sebagai penasihat dan terkait dengan tugas-tugas hukum. Bila seorang konselor memberikan counsel kepada seseorang untuk melakukan sesuatu, konselor menasihati yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu itu. Seorang counsel adalah ahli hukum yang memberikan nasihat dalam kasus-kasus bersangkutan serta membelanya di pengadilan. Seorang konselor adalah seorang yang pekerjaannya memberikan nasihat kepada orang yang memerlukan bantuannya. Selain di bidang hukum, Rumah Sakit juga telah melatih para konselor yang ditugaskan untuk menangani para pasien yang menderita depresi.[1]
Dalam perkembangan selanjutnya, khususnya setelah perang saudara di Amerika Serikat di penghujung abad ke-19, banyak korban perang yang harus dilayani untuk merehabilitasi kehidupan para korban dan psikologipun sudah menjadi disiplin ilmu yang mandiri, maka terutama di Amerika Serikat banyak dikembangkan counselling psychology dan consellor diartikan sebagai seseorang yang berusaha menolong konseli melalui pendekatan psikologi dan dalam perkembangan ini tugas konseling bukan hanya sekedar memberikan nasihat melainkan membantu konseli agar mampu menanggulangi masalahnya sendiri pada waktu sekarang dan yang akan datang cara berintegrasi lebih baik dan berpikir lebih konstuktif.[2]
Jadi, berdasarkan pemaparan di atas tujuan konseling pada umumnya adalah membantu konseli menjadi normal dalam pergaulan sosialnya, dengan cara berinteraksi secara lebih baik, berintegrasi lebih baik, dan berpikir lebih konstruktif.
B.     Konseling Kristen
Dalam Perjanjian Baru, gereja diibaratkan sebagai tubuh Kristus, persekutuan orang-orang percaya. Mereka berbakti, berdoa, mengabarkan Injil, mengajar dan hidup saling tolong menolong; bahkan Tuhan Yesus mengatakan bahwa tanda orang-orang percaya dan menjadi muridnya adalah jikalau mereka saling mengasihi (Yohanes 13:35). Jadi salah satu tanggung jawab gereja yang utama adalah untuk menolong orang lain. Setiap orang Kristen diberikan karunia yang berbeda-beda (Roma 12, 1 Korintus 12, Efesus 4). Ada sembilan karunia yang diberikan Roh Kudus untuk gereja Tuhan untuk memperlengkapi orang-orang percaya bagi pekerjaan pelayanan dan untuk membangun dan menguatkan iman orang peraya, sehinggah tidak lagi diombang-ambingkan oleh bermacam-macam pengajaran, melainkan dipersatukan dan menjadi dewasa dalam iman. Salah satu karunia Roh Kudus adalah karunia menasihati yang bisa diartikan dengan melakukan konseling. Jika di tinjau dari sudut bahasa Yunani kata ‘menasihati’ berasal dari kata paraklesis dan memiliki arti “datang untuk menolong”; bahkah secara luas bisa diartikan memberi penghiburan, mendukung, memberi semangat, dan menasihati. Kesemuanya itu terdapat di dalam konseling. Sekalipun ada orang-orang tertentu yang diberikan karunia khusus untuk melakukan konseling, tetapi setiap orang Kristen mempunyai satu tugas yaitu menolong orang lain.
Konseling Kristen dapat dilakukan setiap orang Kristen. Konseling Kristen tentunya didasari pada dua hukum utama yang diberikan oleh Tuhan Yesus sendiri yaitu mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Markus 12:30-31). Kepedulian dan perhatian terhadap sesama merupakan langkah awal yang bisa membawa orang Kristen untuk bisa menyentuh kehidupan orang lain yang membutuhkan dengan kasih Kristus. Memang banyak kesamaan antara konseling Kristen dan konseling non-Kristen, antara lain menolong konsele menghadapi persoalan hidupnya, mengubah kebiasaan dan sikap hidup yang merugikan, memberikan motivasi hidup, dan hal lainnya. Hanya konseling Kristen memiliki arah yang lebih dalam lagi yaitu memperkenalkan Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi dan membawa konsili untuk mengaplikasikan kebenaran Firman Tuhan atas persoalan-persoalan hidup yang dihadapi yaitu menyerahkannya kepada Tuhan sehinggah konsele terbebas dari tekanan batin atau stres.
Jadi konseling Kristen adalah tugas pelayanan setiap pengikut Kristus untuk menolong, menghibur, memotivasi dan melayani orang lain dengan kasih sampai mereka bisa melihat kasih Kristus dalam diri setiap orang Kristen dan dipulihkan serta menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.

 
BAB 111
STRES
A.      Pandangan Umum Terhadap Stres
Stres atau lebih dikenal dengan sebutan tekanan batin merupakan problema penyesuaian. Penyebab stres bagi setiap orang berbeda-beda tergantung seberapa besar daya tahan seseorang menghadapi kenyataan hidup yang menekan. Jika banyak kejadian mendadak terjadi sekaligus, maka penanggulangan tekanannya akan semakin sukar. Banyak hal yang bisa menjadi penyebab stres. Hal-hal tersebut bersifat mengganggu, mengancam, mendebarkan hati, menakutkan, mengkuatirkan, membuat frustasi, menimbulkan amarah, mempermalukan dan sebagainya.
Stres merupakan ungkapan tubuh manusia terhadap setiap tuntutan yang dialami olehnya. Pembelaan tubuh tersebut memungkinkan proses adaptasi terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami oleh seseorang. Stres sering dialami oleh seseorang yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang individualis dan interpersonal dimana manusia tidak lagi mempunyai relasi sosial yang akrab dan harmonis serta intim dengan sesamanya, bahkan dengan orang-orang yang dekat sekalipun keluarga. Ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat dan komplek, tanpa adanya dukungan sosial yang memadai, maka akan membuat seseorang mengalami stres.
Secara terminologi, stres berasal dari bahasa Yunani merimnao sebagai paduan dua kata yakni meriza (membelah, bercabang) dan nous (pikiran). Oleh sebab itu orang yang mengalami stres tidak mungkin sejahterah sebab pikirannya bercabang antara minat-minat yang layak dan pikiran-pikiran yang merusak.[3]
Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab stres misalnya krisis atau perubahan yang timbul mendadak dan menggoncangkan keseimbangan hidup seseorang, frustasi atau kekecewaan yang timbul akibat terhalangnya niat dan cita-cita yang hendak digapai, konflik atau pertentangan antara dua dorongan keinginan dan tekanan yaitu sesuatu yang dirasakan berat untuk ditanggung.
Secara medis stres merupakan suatu tekanan pada manusia yang menimbulkan reaksi fisik maupun emosional. Penyebab stres beraneka ragam, misalnya karena serangan penyakit, kelelahan hebat, gejolak emosi, ketakutan, penghinaan, hilangnya pekerjaan, hilangnya dukungan sosial, perubahan-perubahan situasi dalam kehidupan, dan banyak hal lainnya.
B.     Pandangan Alkitab Terhadap Stres
Dalam Alkitab Perjanjian Lama stres digambarkan dengan istilah jiwa yang tertekan (Mazmur 42:5,6, Mazmur 43:5, 88:7, Ratapan3:20, Habakuk3:7), jiwa yang gelisah (Ayub 7:4), sesak hati (Kejadian 32:7), hati yang gundah gulana (Mazmur 42:5), keadaan susah dan sulit (Yeremia 19:9).
Dalam Perjanjian Baru beberapa peristiwa digambarkan sebagai keadaan yang stres antara lain:
a.       Yesus ditaman Getsmani merasakan hal yang sangat sedih dan seperti mau mati rasanya ( Matius 26:38, Markus 14:34).
b.      Yesus merasa sangat ketakutan dan semakin sungguh-sungguh berdoa (Lukas 22:44).
c.       Peluh seperti titik-titik darah bertetesan ke tanah karena stres (Lukas 22:44).
d.      Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus dengan hati yang sangat cemas dan sesak (2 Korintus 2:4)
e.       Hati Paulus yang gelisah dan tidak tenang memikirkan Titus (2 Korintus 2:13).
Stres dapat terjadi karena ketakutan dan kecemasan yang berat tapi sesungguhnya stres juga dapat membawa kita untuk lebih dekat dengan Allah dan lebih bersungguh-sungguh lagi datang berdoa kepada-Nya.

C.     Efek Stres
Setiap kali seseorang mengalami stres, hal itu akan memaksa dirinya untuk melakukan penyesuaian diri dan hal itu menciptakan tekanan, baik jasmani, mental maupun rohani. Efek buruk yang akan dialami ketiga aspek kehidupan manusia tersebut contohnya:
a.       Fisik. Stres sering menimbulkan kelemahan tubuh dan berbagai penyakit, misalnya serangan jantung, sakit maag, sakit kepala, luka-luka usus, sesak napas, asma, dan eksim. Karena gelisah, kesepian, kesulitan, rasa bersalah, dan putus asa, maka seseorang yang stres sering tidak dapat sembuhdari penyakit yang di deritanya. Jadi stres berpengaruh besar terhadap kesehatan seseorang.
b.      Mental. Stres sering membuat seseorang cenderung menjadi pemarah, kurang sabar, tidak efisien, bertele-tele, mudah emosi, dan tidak dapat bekerjasama dengan orang lain. Seseorang yang mengalami stres di rumahnya akan berdampak sampai ke lingkungan sosialnya.
c.       Rohani. Stres yang dialami sesungguhnya bisa membuat seseorang lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, seperti yang dialami oleh Rasul Paulus. Namun sebaliknya, banyak orang juga yang mengalami stres yang menghambat pertumbuhan rohaninya.  Bahkan ada yang menyalahkan Tuhan, orang lain, atau dirinya sendiri.

 

BAB 1V
Konseling Kristen yang Efektif untuk Penderita Stres

            Menangani seseorang yang mengalami stres bukanlah hal yang mudah. Sebuah contoh dalam Alkitab adalah peristiwa yang dialami oleh Ayub. Kejadian mengejutkan terjadi secara beruntun dalam kehidupan. Ayub kehilangan hartanya, anak-anaknya mati, ia mendapat tekanan dari istrinya sendiri, bahkan kemudian ia sendiri sakit barah yang busuk dan tidak dipandang orang lagi. Hal-hal ini membuat Ayub mengalami stres. Bahkan Ayub sampai mengutuk hari lahirnya. Tiga orang konselor yang tidak lain adalah sahabat-sahabat Ayub mencoba datang untung menolong Ayub, namun tidak satupun di antara mereka yang berhasil. Kemudian datanglah Elihu (Ayub 32:11). Ia adalah seorang yang muda dan merasa sebenarnya merasa segan untuk berbicara kepada Ayub, namun ia memberanikan diri untuk menolong Ayub. Prinsip-prinsip yang dipakai oleh Elihulah yang akan menjadi dasar-dasar strategi konseling Kristen yang efektif untuk melayani orang yang mengalami stres.
            Garry R. Collins dalam bukunya Konseling Kristen[4] mencoba menkonstruksikan metode-metode yang dipakai Elihu. Berikut ini dapat dilihat beberapa prinsip yang dipakai Elihu, antara lain:
a.      Elihu “mendengarkan” (Ayub 32:11). Sebelum berkata-kata, Elihu terlebih dahulu mendengarkan Ayub. Mendengarkan merupakan bagian yang sangat penting dalam konseling. Seorang konselor harus menyadari bahwa banyak orang yang membutuhkan “telinga yang mau mendengarkan”. Kesabaran konselor dalam mendengarkan curahan hati konsele membuatnya merasa leluasa untuk mencurahkan masalah-masalah yang membebani dirinya. Dalam memulai konseling hendaknya konselor menghindari untuk banyak memberikan nasihat atau mengutip sebanyak-banyaknya ayat sebelum mendengarkan konsele.
Mendengarkan membutuhkan kesabaran dan kosentrasi. Dengan mendengarkan, maka konsele akan bebas mengutarakan isi hatinya sampai ia merasa lega, dan di saat yang bersamaan konselor akan mendapat banyak informasi untuk menolong kelanjutan proses konseling tersebut. Dalam mendengarkan, hendaknya konselor menaruh perhatian penuh dan menatap mata konsele dengan kasih. Dengan begitu konsele akan merasa nyaman mencurahkan isi hatinya.
b.      Elihu “mengerti” (Ayub 32:12). Sebelum bertemu dengan Elihu, Ayub merasa sangat frustasi sebab tidak seorangpun yang mengerti dengan keberadaannya. Tetapi Elihu penuh pengertian terhadap Ayub sehinggah pengaruhnya terhadap Ayub pun berbeda. Elihu mengerti tidak seorang pun yang telah menjawab pertanyaan Ayub. Elihu memasuki dunia pengalaman dan perasaan Ayub dan mau menemani Ayub menghadapi masalahnya bersama-sama. Seorang konselor yang baik harus mampu mengerti jalan pikiran konsele dan berusaha memahaminya. Konselor dapat memahaminya dengan baik jika konselor memandang persoalan yang dihadapi dari kacamata konsele. Mengerti perasaan konsele merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh seorang konselor sebab hal itu akan membuat proses konseling membuahkan hasil yang diharapkan.
c.       Elihu “menguatkan” (Ayub 33:6,7). Elihu berkata kepada Ayub, “bagi Allah, aku sama dengan engkau”. Elihu meyakinkan Ayub bahwa dia pun adalah manusia biasa, dengan berbagai macam persoalan, dan dia tidak datang untuk mengecam dan membuat Ayub takut. Elihu berusaha menjadi sahabat untuk Ayub dengan menyetarakan keberadaannya dengan Ayub. Elihu sebagai konselor membuka jalan agar Ayub sebagai konsele tidak merasa segan untuk mengemukakan isi hatinya. Secara alamiah sudah pasti seorang konsele akan merasa segan untuk mengemukakan isi hatinya kepada konselor, apalagi untuk mengakui kesalahan-kesalahannya. Jika konsele berbuat dosa, tentu ada perasaan takut dan kuatir untuk terbuka sebab takut untuk dihakimi oleh konselor. Itulah sebabnya penting bagi seorang konselor untuk dapat menguatkan dan meyakinkan konsele bahwa sekalipun konsele telah gagal dan berbuat dosa, konselor bisa mengerti dan tidak menolaknya. Bahkan perlu bagi konselor untuk mengingatkan konsele bahwa Tuhan Yesus datang ke dunia ini adalah untuk menyelamatkan orang yang berdosa (Roma 5:8).
d.      Elihu “mengkonfrontasikan” Ayub dengan kebenaran-kebenaran Allah. Tanggung jawab seorang konselor bukan menghakimi, mengecam, mengutuk, atau pun menimbulkan perasaan bersalah. Tetapi tugas konselor adalah memperhadapkan konsele pada kegagalannya, perbuatannya, dosanya dan tingkah lakunya yang merugikan, yang mungkin tidak dilihat oleh konsele sebelumnya. Elihu coba mengkonfrontasikan Ayub dengan kenyataan dan agar Ayub memberikan tanggapan. Elihu mengatakan pada Ayub, “Dalam hal ini  “engkau tidak benar!”, “karena Allah Allah itu lebih daripada manusia. Mengapa engkau berbantah dengan Dia? Sesungguhnya sikapmu itu yang membuat engkau bersusah hati”. Elihu tidak memberikan khotbah yang panjang, ia mengharapkan agar Ayub memberikan tanggapan atas pendapatnya dan Ayub menyadari kesalahannya (Ayub 33:32). Seorang konselor harus memperlihatkan kekeliruan-kekeliruan dari konsele dan tentunya hal ini harus dilakukan dengan lemah lembut, selanjutnya berikan kesempatan kepada konsele untuk mengemukakan tanggapannya.
e.       Elihu “mengajar” (Ayub 33:33). Hal yang sangat penting dalam proses konseling Kristen yaitu membagikan hikmat kebenaran Firman Tuhan yang dibutuhkan oleh konsele. Banyak metode yang bisa dipakai untuk mengajarkan Firman Tuhan kepada konsele. Salah satunya adalah melalui verbal dengan memberikan informasi, arah, dan petunjuk yang dapat dilakukan oleh konsele. Tapi konselor bisa juga mengajarkan melalui keteladan hidupnya sama seperti yang Rasul Paulus katakan, “ikutilah teladanku, seperti aku meneladani Kristus” (1 Korintus 11:1). Konselor harus sadar bahwa keteladan hidup kadang berbicara lebih keras dari pada kata-kata yang disampaikan.
f.        Elihu “membimbing” Ayub kepada Tuhan (Ayub 34). Elihu mengingatkan Ayub betapa Allah itu adil dan tidak pernah berlaku curang. Allah benar-benar memperhatikan manusia sehinggah manusia harus menurut kepada Allah. Konselor harus membimbing konsele kepada Allah. Konselor harus siap mengabarkan kepada konsele mengenai Yesus yang adalah “Penasihat Ajaib” (Yesaya 9:6). Penasihat Ajaib itu selanjutnya dikaitkan dengan oknum Roh Kudus yang adalah penolong yang diutus Allah untuk menolong setiap orang percaya. Namun dalam hal ini konselor harus berhati-hati dan tidak memaksakan Injil jika sedang berhadapan dengan konsele yang non-Kristen. Oknum Roh Kudus jugalah yang akan membuat konseling Kristen menjadi efektif dan berhasil.
Elihu menjadi berhasil menjadi seorang konselor yang efektif sebab Elihu memiliki sikap dasar empati yang ia terapkan dalam keterampilan dasar mendengarkan sehinggah tercipta suatu hubungan yang baik dengan Ayub. Setiap orang Kristen biusa menjadi konselor yang baik untuk orang yang mengalami stres asalkan bersedia untuk  mendengarkan, mengerti, menguatkan, mengkonfrontasi, mengajar dan juga membimbing. Selain itu tentu seorang konselor haruslah seorang yang hidup bergantung pada pimpinan Roh Kudus sehinggah memiliki kesaksian hidup yang baik dan layak untuk diteladani.           

  
BAB V
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Konseling Kristen merupakan salah satu tugas pelayanan yang Tuhan Yesus delegasikan kepada setiap murid-murid-Nya, yaitu setiap orang Kristen. Pelayanan konseling Kristen merupakan bentuk pelayanan yang sangat efektif khususnya untuk melayani orang-orang yang mengalami stres dalam menjalani kehidupan. Di akhir zaman ini kasih menjadi tawar, kehidupan menjadi sulit serta dukungan sosial menjadi semakin sulit diperoleh sehinggah membuat banyak orang mengalami stres dalam hidupnya. Itulah sebabnya setiap orang Kristen harus berperan aktif dalam pelayanan konseling Kristen sehinggah mampu mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi akibat perbuatan individu yang mengalami tekanan batin atau stres. Dengan menerapkan metode konseling sesuai dengan Firman Tuhan, maka setiap orang Kristen akan mampu melakukan melakukan tugas pelayanan konseling Kristen, membantu membebaskan jiwa-jiwa dari tekanan batin dan membimbing mereka sampai mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi.
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Teks Alkitab Terjemahan Baru. 2009. Jakarta: Lambaga Alkitab Indonesia.

Gintings, E. P. 2009. Konseling Pastoral terhadap masalah umum Kehidupan, Bandung: Jurnal Info Media.

Collins, Garry R. 1990. Konseling Kristen, Malang, SAAT.





[1] E. P. Gintings, Konseling Pastoral terhadap masalah umum Kehidupan, Bandung: Jurnal Info Media, 2009, hal 9.
[2] Ibid, hal. 10.
[3] Ibid, hal.153
[4] Garry R. Collins, 1990. Konseling Kristen, Malang, SAAT, hlm. 24-34.
Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar