INSTITUT ALKITAB TIRANUS
Mata Kuliah : Perjumpaan Umat Kristiani dengan Umat Islam
Dosen : Jon Culver, Ph.D.
Tugas : Resensi Buku
Janji-Janji yang Terlupakan: Ismail Selayang Pandang dari Alkitab
Nama : Adrianus
NIM : 09 21 5763
Wawasan Baru
Setelah membaca buku Janji-Janji Yang Terlupakan, wawasan saya
dibukakan dan juga memberi inspirasi baru bagi saya, berikut ini
komentar tentang hal-hal yang saya dapatkan setelah membaca buku ini:
1. Buku ini telah mengubah pandangan saya yang dulunya memiliki
pandangan seperti orang Kristen pada umumnya, melupakan janji-janji
yang diberikan Tuhan kepada Ismail. Sebelum membaca buku ini, saya
memiliki pandangan yang kurang simpati dan menganggap orang-orang
keturunan Ismail adalah orang-orang yang tersesat, pemberontak, musuh
orang Kristen, dan tidak mungkin diselamatkan. Sebagai orang Kristen
saya merasa yang paling benar, namun setelah membaca dan menyimak
pembahasan dalam buku ini, saya menyadari bahwa janji-janji yang
diberikan kepada Ismael dan keturunannya bukanlah janji-janji biasa,
tetapi Allah sendiri yang telah memberikan janji-janji itu melalui
malaikat-Nya. Saya yakin dan percaya lewat janji-janji itu Tuhan
memiliki rencana yang indah buat Ismael dan keturunannya. Jadi janji
itu jangan dianggap sepele atau murahan, tetapi harus dilihat lebih
dalam lagi apa yang menjadi maksud dan rencana Allah dibalik
janji-janji itu bagi keturunan Ismael.
2. Pola pikir saya diubahkan, yang tadinya saya menutup diri, tidak
peduli, menjauhkan diri dan tidak pernah ada inisiatif untuk membangun
dialog dengan saudara sepupu (Islam), karena adanya
prasangka-prasangka buruk terhadap mereka. Buku ini telah menyadarkan
saya, ternyata apa yang saya lakukan selama ini telah melumpuhkan
kesaksian saya sebagai orang Kristen. Prasangka buruk itu telah
membentengi dan memadamkan rasa kasih saya kepada keturunan Ismael
(Islam).
3. Meskipun janji-janji yang diberikan kepada Ismael bukan janji
biasa, tetapi dalam hal ini tetap harus dipahami bahwa janji-janji
yang diberikan kepada Ismael karena Abraham memintanya kepada Tuhan.
Jadi janji itu masih erat kaitannya dengan Abraham sebagai bapak orang
beriman. Selain itu saya juga semakin memahami antara janji yang
diberikan kepada Ismael dan janji yang diberikan kepada Ishak. Ismael
tidak pernah mendapat janji Mesianis, yaitu: olehmu semua kaum akan
mendapat berkat, tetapi Allah telah memilih Ishak dan keturunannya
sebagai pewaris perjanjian itu. Ishak dan Ismael merupakan gambaran
misiologis, Ishak melambangkan orang-orang percaya yang menjadi terang
bagi bangsa-bangsa, sedangkan Ismael melambangkan bangsa-bangsa yang
akan datang kepada terang itu. Sebagai orang yang telah percaya kepada
Tuhan Yesus, maka orang Kristen adalah pewaris perjanjian Mesianis
itu. Orang-orang percaya harus terbeban untuk berdoa supaya semakin
banyak keturunan Ismael yang datang kepada terang itu.
4. Hal lain yang saya dapatkan dari buku ini adalah: bahwa apa yang
manusia rancangkan belum tentu sesuai dengan apa yang Tuhan
rancangkan. Manusia yang berdosa selalu mencari jalannya sendiri yang
pada akhirnya tindakan yang diambil bertolak belakang dengan rencana
Tuhan. Ketika Tuhan mempersiapkan seseorang untuk tujuan-Nya yang
mulia, tentu membutuhkan proses, dan dalam proses inilah Tuhan
membentuk seseorang. Inilah yang dialami Abraham ketika dipersiapkan
menjadi bapak orang-orang beriman, tetapi dalam proses itu Abraham dan
Sara istrinya tidak tekun menantikan penggenapan janji Allah itu.
Akibatnya Sara mencari jalan untuk mendapatkan pewaris bagi suaminya,
hal inilah yang menimbulkan persoalan baru di dalam keluarga Abraham
selanjutnya. Pelajaran yang saya ambil dari kisah ini bahwa ketika
Tuhan membentuk kita pasti melalui suatu proses, apakah dalam proses
itu kita sabar menanti jawaban Tuhan, ataukah mengambil tindakan
sendiri. hal inilah yang sering kali terjadi dalam hidup seseorang
akibatnya, munculah persoalan baru dalam hidupnya.
5. Dengan memahami benar kebenaran-kebanaran tentang jani-janji kepada
Ismael dan keturunannya, maka hal ini merupakan jembatan yang cukup
efektif dipakai untuk menyatakan kasih dan menjangkau saudara-saudara
sepupu (Islam) untuk membawa mereka masuk ke dalam terang Injil.
6. Dengan membaca buku ini kita diingatkan lagi bahwa ladang misi
khususnya di Indonesia begitu terbuka. Hal ini harusnya memberi
gambaran dan masukan bagi gereja dan orang-orang percaya untuk
memberikan waktu yang lebih dalam menjangkau saudara sepupu (Islam).
Kenyataan yang terjadi selama ini gereja-gereja, lembaga misi maupun
orang-orang percaya sedikit sekali memberi perhatian dan tenaga untuk
menjangkau dan membawa keturunan Ismail masuk ke dalam terang Injil.
Semoga dengan membaca buku ini akan memotivasi gereja, lembaga misi
dan orang-orang percaya untuk lebih melihat ke depan bahwa keturunan
Ismail juga membutuhkan keselamatan
Tinjauan Kritis
1. Tujuan buku ini tercapai yaitu memberikan pemahaman kepada
pembacanya bahwa janji-janji yang diberikan kepada Ismael bukanlah
janji-janji biasa, tetapi janji-janji yang berasal dari Allah sendiri,
oleh karena itu janji-janji kepada Ismael dan keturunannya jangan
dianggap remeh. Namun harus dilihat dari sudut pandang Allah bahwa
dibalik semua peristiwa itu Allah juga memiliki rencana bagi Ismael
dan keturunannya.
2. Buku ini mengupas secara tuntas tentang janji-janji kepada Ismael
dan keturunannya dari sudut pandang Alkitab. Bahasanya mudah
dimengerti dan semua fakta tentang janji-janji kepada Ismael tidak
terlepas dari konteks Alkitab dan didukung oleh penelitian.
3. Pada bab 6: untuk apa keturunan Ismael harus menjadi besar? Bagi
saya pokok bahasan ini belum tuntas karena belum ada jawaban yang
memuaskan. Jawaban penulis mengacu pada nubuatan nabi Yesaya 60:1-7,
yang bagi penulis akan digenapi menjelang hari-hari terakhir. Namun
hal ini tidak menjawab pertanyaan tentang mengapa keturunan Ismael
harus menjadi besar.
4. Saya juga belum melihat bagaimana penulis menghubungkan janji-janji
yang diberikan kepada Ismael dan Ishak. Bagaimana kedua janji-janji
ini dipertemukan? Jika hanya mengerti janji-janji yang terlupakan
tanpa mengerti maksud dibalik janji-janji terlupakan itu, bagi saya
ada susuatu yang kurang.
Implikasi Misi terhadap kaum Muslim
1. Jika seorang Muslim membaca buku ini, ada dua kemungkinan yaitu
kemungkinan pertama: mereka bisa saja merasa bahwa merekalah yang
paling benar, buktinya apa yang dibahas dalam buku ini memberi fakta
dan dukungan bahwa mereka juga mendapat janji-janji langsung dari
Allah. Secara tidak langsung buku ini akan mengukuhkan pandangan bahwa
agama merekalah yang paling sempurna. Kemungkinan kedua adalah, pola
pikir mereka tentang orang Kristen akan berubah, pembahasan-pembahasan
dalam buku ini sangat menolong untuk membuka hati keturunan Ismael
(Islam) untuk menyadari bahwa Islam maupun Kristen sama-sama berasal
dari keturunan Abraham dan masing-masing menerima janji dari Allah.
Dengan adanya pemahaman tersebut akan sangat menolong untuk
meminimalkan konflik antara Islam dan Kristen.
2. Buku ini dapat dijadikan sebagai jembatan untuk berdialog dengan
orang-orang Muslim. Melalui pemahaman-pemahaman tentang adanya
persamaan-persamaan antara Ismael dan Ishak, hal ini sangat menolong
untuk menumbuhkan rasa saling percaya, saling menghargai dan
menghormati, serta rasa saling mengasihi. Dengan adanya pemahaman yang
sama bahwa keduanya berasal dari keturunan Abraham dan masing-masing
mendapat janji dari Allah, hal ini akan membuka jalan untuk Injil
bisa disampaikan kepada keturunan Ismael (Islam).
Mata Kuliah : Perjumpaan Umat Kristiani dengan Umat Islam
Dosen : Jon Culver, Ph.D.
Tugas : Resensi Buku
Janji-Janji yang Terlupakan: Ismail Selayang Pandang dari Alkitab
Nama : Adrianus
NIM : 09 21 5763
Wawasan Baru
Setelah membaca buku Janji-Janji Yang Terlupakan, wawasan saya
dibukakan dan juga memberi inspirasi baru bagi saya, berikut ini
komentar tentang hal-hal yang saya dapatkan setelah membaca buku ini:
1. Buku ini telah mengubah pandangan saya yang dulunya memiliki
pandangan seperti orang Kristen pada umumnya, melupakan janji-janji
yang diberikan Tuhan kepada Ismail. Sebelum membaca buku ini, saya
memiliki pandangan yang kurang simpati dan menganggap orang-orang
keturunan Ismail adalah orang-orang yang tersesat, pemberontak, musuh
orang Kristen, dan tidak mungkin diselamatkan. Sebagai orang Kristen
saya merasa yang paling benar, namun setelah membaca dan menyimak
pembahasan dalam buku ini, saya menyadari bahwa janji-janji yang
diberikan kepada Ismael dan keturunannya bukanlah janji-janji biasa,
tetapi Allah sendiri yang telah memberikan janji-janji itu melalui
malaikat-Nya. Saya yakin dan percaya lewat janji-janji itu Tuhan
memiliki rencana yang indah buat Ismael dan keturunannya. Jadi janji
itu jangan dianggap sepele atau murahan, tetapi harus dilihat lebih
dalam lagi apa yang menjadi maksud dan rencana Allah dibalik
janji-janji itu bagi keturunan Ismael.
2. Pola pikir saya diubahkan, yang tadinya saya menutup diri, tidak
peduli, menjauhkan diri dan tidak pernah ada inisiatif untuk membangun
dialog dengan saudara sepupu (Islam), karena adanya
prasangka-prasangka buruk terhadap mereka. Buku ini telah menyadarkan
saya, ternyata apa yang saya lakukan selama ini telah melumpuhkan
kesaksian saya sebagai orang Kristen. Prasangka buruk itu telah
membentengi dan memadamkan rasa kasih saya kepada keturunan Ismael
(Islam).
3. Meskipun janji-janji yang diberikan kepada Ismael bukan janji
biasa, tetapi dalam hal ini tetap harus dipahami bahwa janji-janji
yang diberikan kepada Ismael karena Abraham memintanya kepada Tuhan.
Jadi janji itu masih erat kaitannya dengan Abraham sebagai bapak orang
beriman. Selain itu saya juga semakin memahami antara janji yang
diberikan kepada Ismael dan janji yang diberikan kepada Ishak. Ismael
tidak pernah mendapat janji Mesianis, yaitu: olehmu semua kaum akan
mendapat berkat, tetapi Allah telah memilih Ishak dan keturunannya
sebagai pewaris perjanjian itu. Ishak dan Ismael merupakan gambaran
misiologis, Ishak melambangkan orang-orang percaya yang menjadi terang
bagi bangsa-bangsa, sedangkan Ismael melambangkan bangsa-bangsa yang
akan datang kepada terang itu. Sebagai orang yang telah percaya kepada
Tuhan Yesus, maka orang Kristen adalah pewaris perjanjian Mesianis
itu. Orang-orang percaya harus terbeban untuk berdoa supaya semakin
banyak keturunan Ismael yang datang kepada terang itu.
4. Hal lain yang saya dapatkan dari buku ini adalah: bahwa apa yang
manusia rancangkan belum tentu sesuai dengan apa yang Tuhan
rancangkan. Manusia yang berdosa selalu mencari jalannya sendiri yang
pada akhirnya tindakan yang diambil bertolak belakang dengan rencana
Tuhan. Ketika Tuhan mempersiapkan seseorang untuk tujuan-Nya yang
mulia, tentu membutuhkan proses, dan dalam proses inilah Tuhan
membentuk seseorang. Inilah yang dialami Abraham ketika dipersiapkan
menjadi bapak orang-orang beriman, tetapi dalam proses itu Abraham dan
Sara istrinya tidak tekun menantikan penggenapan janji Allah itu.
Akibatnya Sara mencari jalan untuk mendapatkan pewaris bagi suaminya,
hal inilah yang menimbulkan persoalan baru di dalam keluarga Abraham
selanjutnya. Pelajaran yang saya ambil dari kisah ini bahwa ketika
Tuhan membentuk kita pasti melalui suatu proses, apakah dalam proses
itu kita sabar menanti jawaban Tuhan, ataukah mengambil tindakan
sendiri. hal inilah yang sering kali terjadi dalam hidup seseorang
akibatnya, munculah persoalan baru dalam hidupnya.
5. Dengan memahami benar kebenaran-kebanaran tentang jani-janji kepada
Ismael dan keturunannya, maka hal ini merupakan jembatan yang cukup
efektif dipakai untuk menyatakan kasih dan menjangkau saudara-saudara
sepupu (Islam) untuk membawa mereka masuk ke dalam terang Injil.
6. Dengan membaca buku ini kita diingatkan lagi bahwa ladang misi
khususnya di Indonesia begitu terbuka. Hal ini harusnya memberi
gambaran dan masukan bagi gereja dan orang-orang percaya untuk
memberikan waktu yang lebih dalam menjangkau saudara sepupu (Islam).
Kenyataan yang terjadi selama ini gereja-gereja, lembaga misi maupun
orang-orang percaya sedikit sekali memberi perhatian dan tenaga untuk
menjangkau dan membawa keturunan Ismail masuk ke dalam terang Injil.
Semoga dengan membaca buku ini akan memotivasi gereja, lembaga misi
dan orang-orang percaya untuk lebih melihat ke depan bahwa keturunan
Ismail juga membutuhkan keselamatan
Tinjauan Kritis
1. Tujuan buku ini tercapai yaitu memberikan pemahaman kepada
pembacanya bahwa janji-janji yang diberikan kepada Ismael bukanlah
janji-janji biasa, tetapi janji-janji yang berasal dari Allah sendiri,
oleh karena itu janji-janji kepada Ismael dan keturunannya jangan
dianggap remeh. Namun harus dilihat dari sudut pandang Allah bahwa
dibalik semua peristiwa itu Allah juga memiliki rencana bagi Ismael
dan keturunannya.
2. Buku ini mengupas secara tuntas tentang janji-janji kepada Ismael
dan keturunannya dari sudut pandang Alkitab. Bahasanya mudah
dimengerti dan semua fakta tentang janji-janji kepada Ismael tidak
terlepas dari konteks Alkitab dan didukung oleh penelitian.
3. Pada bab 6: untuk apa keturunan Ismael harus menjadi besar? Bagi
saya pokok bahasan ini belum tuntas karena belum ada jawaban yang
memuaskan. Jawaban penulis mengacu pada nubuatan nabi Yesaya 60:1-7,
yang bagi penulis akan digenapi menjelang hari-hari terakhir. Namun
hal ini tidak menjawab pertanyaan tentang mengapa keturunan Ismael
harus menjadi besar.
4. Saya juga belum melihat bagaimana penulis menghubungkan janji-janji
yang diberikan kepada Ismael dan Ishak. Bagaimana kedua janji-janji
ini dipertemukan? Jika hanya mengerti janji-janji yang terlupakan
tanpa mengerti maksud dibalik janji-janji terlupakan itu, bagi saya
ada susuatu yang kurang.
Implikasi Misi terhadap kaum Muslim
1. Jika seorang Muslim membaca buku ini, ada dua kemungkinan yaitu
kemungkinan pertama: mereka bisa saja merasa bahwa merekalah yang
paling benar, buktinya apa yang dibahas dalam buku ini memberi fakta
dan dukungan bahwa mereka juga mendapat janji-janji langsung dari
Allah. Secara tidak langsung buku ini akan mengukuhkan pandangan bahwa
agama merekalah yang paling sempurna. Kemungkinan kedua adalah, pola
pikir mereka tentang orang Kristen akan berubah, pembahasan-pembahasan
dalam buku ini sangat menolong untuk membuka hati keturunan Ismael
(Islam) untuk menyadari bahwa Islam maupun Kristen sama-sama berasal
dari keturunan Abraham dan masing-masing menerima janji dari Allah.
Dengan adanya pemahaman tersebut akan sangat menolong untuk
meminimalkan konflik antara Islam dan Kristen.
2. Buku ini dapat dijadikan sebagai jembatan untuk berdialog dengan
orang-orang Muslim. Melalui pemahaman-pemahaman tentang adanya
persamaan-persamaan antara Ismael dan Ishak, hal ini sangat menolong
untuk menumbuhkan rasa saling percaya, saling menghargai dan
menghormati, serta rasa saling mengasihi. Dengan adanya pemahaman yang
sama bahwa keduanya berasal dari keturunan Abraham dan masing-masing
mendapat janji dari Allah, hal ini akan membuka jalan untuk Injil
bisa disampaikan kepada keturunan Ismael (Islam).
Islam Ismael, Yahudi Ishaq. Kristen Paulus.
BalasHapusTerbukti di Israel sendiri kristen cuman beberapa gelintir. Di tempat kotbah Paulus(Roma) jadi markas.
Banyak yg Kristen ngotot Ismael anak haram. . . Dan Muslim dan Yahudi gak mengakui Kristen ada hubungan dengan Ishaq.
BalasHapusyahudi gak sama sekali percaya ama kresten ampe sekarang.... pdhl yesus org yaudi... bahasa budaya nya pasti yahudi bgt.. buktinya aja dia dibabptis.... masa tuan dibabtis??? luccu bgt logikanya
BalasHapustrus kenapa lagi org yaudi tetep abadi nolak???? wajar lah wong ga masuk akal..... masa tuannya aja diem aja disalip ampe mampus.... apa jgn2 yesus penganut sado-masokis x ya... yg menikmati penderitaan sebagai kenikmatan fantasi...
yg paling gampang dah..... mana alkitab2 banyak versi itu yg ditulis dalam bahasa aramaik/ibrani kuno????? mana???
selama gak da buktinya, berarti gak menjamin dong apa yg ada dlm bibel sekarang bisa dicek bner apa salah....
gimana ngeceknya???? lah wong yg asli aja kaga ada????
berarti selama ini
Ismail dicatat dalam Alkitab sebagai anak dari Abraham dan Tuhan juga berjanji untuk menjadikan keturunan Ismael sebagai bangsa yang besar. Tetapi Ismael bukanlan penerus dari janji Tuhan kepada Abraham yang di genapi di dalam Yesus Kristus.
BalasHapus