26 September 2012

Teologi Alkitabiah Tentang Pekabaran Injil

Nama : Jemson Naisanu.
Nim : 20110110.
Dosen : Adrianus Pasasa S.T. M.A
Mat Kuliah : Misiologi.
Judul Buku : Teologi Alkitabiah Tentang Pekabaran Injil.
Pengarang : George W. Peters.
Penerbit : Gandum Mas, Jawa Timur, 2006. (yang dibaca hal 1-250).

Setelah saya membaca buku ini saya mendapat banyak pemahaman dan
pegalaman mengenai misi tersebut . Dalam buku ini, banyak
menceritrakan tentang misi Allah untuk menyelamarkan umad-umadNya dari
hukun dosa. Saya setuju dengan buku ini yang menyatakan bahwa
Kekristenan adalah kebenaran yang di wahyukan, memiliki ideology yang
lebih ungul dan pengetahuan yang unik serta luarbiasa tentang penguasa
tertinggi alan semesta yaitu Allah Tritunggal yang dilihat dari
Alkitab. Allah adalah sumber misi tersebut dan Allah lah yang telah
berinisiatif untuk melakukannya lewat inkarnasiNya.

Saya baru menyadari bahwa misiologi dahulunya tidak diangap sebagai
sesuatu yang tidak serius dan tidak penting untuk di pelajari oleh
para teolog maupun pendeta pada masa yang lampau. Karena pada masa itu
gereja hanya berfokus pada keadaan atau lingkungannya sendiri. Namun
di sebagian Negara Eropa dan Inggris, mulai menyadari akan pentingnya
misi, sehingga sekolah-sekolah misi yang terpisah mulai berfungsi
untuk mendidik calon-calon utusan injil dalam ilmu pekabaran injil
atau misiologi. Mungkin buku ini, ada benarnya juga karena orang-orang
yang membawa injil masuk ke Indonesia adalah orang-orang dari Spanyol,
Portugis, Belanda dan Inggris yang sering disebut dengan sending.

Dalam buku inipun mengemukakan tentang keuniversalan yang di
kemukakan oleh Webster bahwa senua jiwa pada akhirnya menemukan
keselamatan dari Allah dan yang tidak membedakan antara wahyu umum dan
wahyu khusus karena diangab merata atau menyeluruh karena Kristus
telah mati untuk semua orang. Walaupun demikian, saya tidak setuju
dengan hal tersebut. Bahkan sayapun belum terlalu memahami tentang
misi, tetapi saya secara pribadi menolak dan tidak setuju dengan
pendapat tersebut. Karena setahu saya, wahyu umum tidak sama dengan
wahyu kuhusus, karena wahyu umum tidak menyelamatkan tetapi yang dapat
nenyelamatkan manusia hanyalah lewat wahyu khusus yaitu melalui Yesus
Kristus. Jadi wahyu umum tidak dapat dikatakan sama dengan wahyu
khusus.

Allah adalah Roh, Dia sebagai realita yang mutlak, tidak di peranakkan
dan ramah, serta memiliki semua sumber eksistensi didalam Dirinya
sendiri. Allah adalah terang, menyarankan bahwa Allah tidak dapat
didekati, tidak terbatas, tidak dapat berubah, benar-benar terbuka,
kudus, tidak dapt digabgu gugat, dan benar-benar mutlak. Sebagai
terang, bagaimanapun juga Dia adalah api yang membinasakan atau
penghakiman yang dasyat. Saya sangat setuju dan sependapat dengan
kalimat diatas, bahkan sebagai orang yang percaya kepada Yesus
Kristus, sayapun mengimani akan hal tersebut. Namun kalimat yang
bergaris bawah itu, membuat saya sampai tidak habis piker, bahkan
kalimat itu tidak dapat saya cerba dengan baik yaitu, Dia adalah api
yang membinasakan atau penghakiman yang dasyat, karena itu, saya
sempat berpikir bahwa hal tersebut adalah gambaran dari neraka karena
ada penghakiman yang dasyat, apalagi Tuhan adalah mutlak, jika
demikian maka seperti apa bentuk surga itu, karena surga adalah tempat
kediamannya Allah, mungkinkah manusia dapat bertahan disana dan
bersama-sama denggan Allah? apalagi dalam lanjutan paragraf tersebut
menunjukkan bahwa terang itu mengalahkan semua kegelapan. Mungkin
saya lebih dapat menerimanya bahwa Allah adalah terang tetapi jika
dihubungkan dengan api yang membinasakan maka saya dapat
mengartikannya sebagai api yang membinasakan akan kegelapan tersebut.

Buku ini mencatat bahwa tugas pemberita injil memiliki sebuah tangung
jawab yang sangat tinggi terhadap sebuah sifat yang diangap paling
tertingi, sesuatu yang tidak dapat diubah oleh abad, keadaan atau
budaya. Dalam pemberitaan injil, ada juga sesuatu tugas yang tidak
perlu diubah atau berubah, dan ada juga sesuatu yang bersifat relatif
terhadap sesuatu yang menuntut adanya penyesuaian. Saya merasa bahwa
hal tersebut perlu diperhatikan oleh setiap para pengginjil yang akan
masuk dan ingin mendekati orang-orang atau suku-suku terabaikan yang
belum pernah samasekali mendenggar akan injil tersebut.
Saya mendapat sebuah pelajaran yang berharga dari buku ini yang
menyatakan bahwa pemberitaab injil merupakan hasil dari iman kita
secara pribadi kepada Tuhan melalui hubungan, pengertian, dan
pengenalan yang benar tentang Kekristenan yang dicerahi oleh Roh
Kudus. Dalam arti bahwa upayah pemberitaan injil tidak perlu
diajarkan dan ditumbuhkan dalam gereja karena akan akan berkenbang
secara spontan dengan sendirinya. Tetapi kenyataan yang sekarang
dihadapi tidak seseuai dengan apa yang dikatakan oleh buku ini.
Mungkin masih ada sesbasian gereja yang melakukan misi tersebut,
tetapi saya merasa bahwa tidak ada dampaknya sama sekali terhadap
kekristenan masa kini. Lantas apasih yang menjadi permasalahannya?
Saya merasa bahwa pemahaman gereja tentang misi sangat lah kurang
karena gereja hanya merasa aman dan nyaman dengan dirinya sendiri dan
bahkan tidak berani untu mengambil resiko yang berkebihan.

Dengan adanya interaksi buku ini, saya merasa lebih puas dan lebih
banyak berpikir kritislagi serta membuka mata saya untuk jauh melihat
kedepan dan mengajak saya untuk merenungkan kembali akan apa yang
telah terjadi pada masa sekarang dan memberikan suatu motifasi,
masukan, dan doronggan agar saya tidak lagi terlalu puas dengan
keadaan saya melainkan dapat membuat saya untu sadar dan
berpengharapan sepenuhnya hanya kepada TUHAN karena tanpa Dia semuanya
akan sia-sia saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar