26 September 2012

ETIKA KRISTEN

DEFINISI UMUM
Etika, Moral, Susila
Suatu tugas etika adalah untuk mengontrol kehidupan manusia
Perbuatan itu ada tiga sekmen
1. Perbuatan yang berkaitan dengan pikiran
2. Perbuatan yang berkaitan dengan perkataan
3. Perbuatan yang berkaitan dengan kelakuan seseorang
Pengertian etika pada umumnya:
Arti istilah etika menurut penjelasan etimologis (asal usul istilah)
dan terminologis (batasan istilah)
Etika menurut penjelasan terminologis:
 J. Verkuyl
Istilah yang dipakai berdasarkan bahasa Yunani Ethos (kata awalnya
memakai huruf Eta) yang berarti; kebiasaan, adat, kata kedua Ethos
(kata awal memakai huruf epsilon) kecenderungan batin, perasaan batin.
 Robin W. Lovin
Memaknai istilah yang sama dengan Verkuyl, namun hanya memakai ethos
dengan awal kata eta. Istilah itu diartikan sebagai; adat, sifat.
Secara bebas diterjemahkan; nilai sifat keyakinan, praktik kelompok
masyarakat, namun ada hubungannya dengan kultur atau budaya.
 H. Preisker
Memakai istilah sama seperti yang telah dipakai oleh Robin W Lovin.
Namun diberi arti kebiasaan, kegunaan, adat, peraturan, kultus.
Dapat disimpulkan bahwa istilah ethos adalah seperangkat norma-norma
dan nilai-nilai yang merupakan keyakinan atau perilaku kelompok
tertentu.

Perbandingan Arti Istilah:
Perbandingan istilah Etika dan Moral
• Etika yakni perbuatan yang baik. Sedang perbuatan itu melibatkan
akal budi dan perasaan.
• Moral, perbuatan berdasarkan adat kebiasaan yang dilihat adalah
perbuatan dan tujuan dari perbuatan itu.
Perbedaan:
• Letak perbedaan kedua istilah tersebut adalah Moral adalah suatu
perbuatan yang dilakukan begitu saja sesuai dengan adat dan kebiasaan.
Itu berarti tanpa mengaitkan dengan peranan akal budi dan keputusan
batin.
Persamaan:
• Kedua perbuatan tersebut sama-sama mempunyai jenis perbuatan nyata
yakni perbuatan fisik yang dapat dilihat.
• Kedua istilah tersebut memiliki makna dan arti tujuan yang sama yakni baik.
Etika sebagai disiplin ilmu yang normatif
• Dari segi ilmu bahasa; sebetulnya hanya satu istilah yang diambil
dari bahasa Yunani, namun ada perbedaan kecil sebagai berikut:
 Ethos
 Ta Ethika
Di mana kata-kata ini berarti: rumah, yakni; rumah akal budi dan batin.
Arti Divinitif: secara divinitif; etika adalah suatu perbuatan yang
dilakukan sebagai hasil dari analisa akal budi dan keputusan batin
akan hal yang baik.

Susila: istilah ini berasal dari bahasa Sansekerta. Ada dua istilah
didalamnya, yakni: su yang berarti; baik, unggul, cantik dan sila yang
berarti; perbuatan yang berkaitan dengan hasil olahan batin, atau
tatanan batin atau ketentuan batin atau ketetapan batin. Apabila
didefinisikan demikian; Susila adalah; perbuatan nyata yang dilakukan
sesuai dengan olahan batin atau tatanan batin atau ketetapan batin
akan hal yang baik.


Perbandingan Istilah Etika dan Susila
a. Dari arti divinitif kedua istilah tersebut adalah perbuatan, yakni
perbuatan fisik yang kelihatan dan perbuatan non fisik.
b. Mempunyai tujuan yang sama, yakni baik.
c. Dalam perbuatan yang non fisik atau perbuatan yang tidak kelihatan,
etika mempunyai dua unsur yaitu; peranan akal budi untuk menganalisa
dan peranan hati nurani atau batin dalam mengambil keputusan. Namun
dalam susila, peranan akan akal budi kurang diperhatikan, sehingga
hanya mengandalkan batin atau hati nurani saja.

Sokrates: kita sedang tidak berbicara masalah yang tidak kecil, yakni
mengenai bagaimana kita harus hidup.

Konsepsi minimal untuk Moralitas
Merupakan usaha untuk membimbing tindakan seseorang, dengan akal.
Yakni melakukan apa yang paling baik menurut akal.

Tentang Relativisme Kultural
Moralitas berbeda-beda dalam setiap masyarakat dan merupakan
kesepahaman yang pas untuk kebiasaan-kebiasaan yang disetujui bersama
(Ruth Benedict)

 Masyarakat berbeda mempunyai kode moral berbeda
 Kode moral dari satu masyarakat menentukan apa yang benar dalam
masyarakat itu.
 Tidak ada "kebenaran universal" dalam etika, artinya tidak ada
kebenaran-kebenaran moral yang berlaku untuk semua orang dalam segala
zaman.
 Ada kesombongan apabila kita mencoba menilai perilaku orang lain.
Kita harus mengambil toleransi terhadap praktik kebudayaan lain.
Kesimpulan:
 Pada hakekatnya setiap istilah memiliki arti etimologis dan
terminologis yang berbeda walaupun ada sebagian kecil kesamaan.
 Tetapi sebagian kecil kesamaan itu tidak bisa menyatukan atau
membuat sinonim Etika dengan Moral serta Susila.
 Dan setiap istilah ini memiliki tujuan yakni baik. Di mana etika
bermain pada tataran akal budi dan perasaan, sedang moral pada adat
kebiasaan dan susila pada perasaan batin atau ketetapan batin.
 Kata Etika berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yang hampir
sama bunyinya, yaitu: Ethos (ta ethika) dan Ethos (ta eethika). Kata
Ethos berarti kebiasaan, adat, sedangkan kata Eethos atau Eethikos
lebih berarti kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati
dengan mana seseorang melakukan suatu perbuatan.

Macam-macam Etika
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan
kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral
(mores). Manusia etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu
memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara
kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan
penciptanya. Etika ada dua macam, yaitu :
1. Etika Deskriptif
Yaitu etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam
hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif
tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai
nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan
situasi dan realitas yang membudaya.
2. Etika Normatif
Yaitu etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan
seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan
oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi
Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai
dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat
diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai
berikut:
1. Etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan
tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2. Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik
buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama.
3. Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif,
dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap
perilaku manusia.
Macam-macam Etika Filosofis
Prof. Dr. W. Banning dalam bukunya Typen van Zedeleer, telah
menjelaskan dengan terang macam-macan etika filsafat ini. Macam-macam
etika filsafat sebagai berikut:
1. Etika metefisika , norma-norma baik dan buruk tidak dicari di dalam
kehendak Allah, tetapi di luar firman dan kehendak Allah, aliran ini
mencari norma-norma di dalam idea, di dalam alam, di dalam pertumbuhan
evolusi dan lain-lain.
2. Etika yang didasarkan pada individu, aliran ini mencari norma
baik-buruk itu di dalam nafsu, atau di dalam keberuntungan.
3. Etika yang didasarkan pada masyarakat, aliran ini mencari normanya
di dalam guna atau kepentingan bagi golongan tertentu, atau di dalam
hasil-hasil tindakan-tindakan tertentu.
4. Etika nilai-nilai, aliran ini mencari norma baik-buruk itu di dalam
nilai-nilai tertentu, misalnya: kebaikan, kebenaran, keindahan.

Selain Prof Dr. W. Banning, ada penulis-penulis lain yang
mengikhtisarkan Etika Filosofis ini dengan membagi bentuk-bentuk
dalam:
1. Etika otonom, mendasarkan norma-normanya kepada kehidupan sendiri
(idea, nafsu, keberuntungan, vitalitas, perasaan, nilai dan
sebagainya. Etika otonom adalah etika yang aturannya bersumber ari
diri sendiri atau etika yang bersumber pada diri sendiri, pada diri
pribadi. Ego atau akulah yang membuat aturan. Misalnya seseorang yang
merencanakan hidupnya agar lebih baik dan sukses, ia membuat
aturan-aturan dari diri sendiri untuk dilakukan sendiri.
2. Etika heteronom, etika ini adalah etika yang aturannya bersumber
dari orang banyak. Masyarakatlah yang membuat aturan. Setiap anggota
msayarakat harus tunduk pada aturan masyarakat setempat. Misalnya,
tamu wajib lapor 24 jam.
3. Etika teonom, memakai penyataan Allah sebagai sumber. Tetapi di
sini haruslah, selalu ditanyakan: Siapa Allah itu dan bagaimana Ia
menyatakan diri?

Berbagai Teori tentang Kriteria Etis
Beberapa filsuf yang pandangannya masih sangat berpengaruh sampai saat ini:
1. Sokrates
Tujuan tertinggi hidup manusia adalah membuat jiwanya menjadi sebaik
mungkin. Tujuan hidup menjadi baik, jika menuju kebahagiaan. Misalnya
seorang tukang sepatu semakin hari bekerja semakin baik, akhirnya ia
menjadi ahli. Akhirnya hidupnya akan semakin baik.
2. Aristoteles
Tujuan tertinggi kehidupan manusia adalah kebahagiaan. Artinya suatu
keadaan yang sedemikian rupa sehingga segala sesuatu yang harus ada
pada keadaan itu terdapat pada manusia. Manusia dapat berbahagia
apabila ia menjalankan aktivitasnya dengan baik. Kebahagiaan yang
sebenarnya tidak hanya berlangsung beberapa detik saja, atau sesekali
saja tetapi dalam waktu yang lama atau stabil.
3. Thomas Aquinas
Memandang manusia sebagai monodualis, artinya manusia sebagai makluk
individu sekaligus makluk sosial, oleh sebab itu etika bersifat
individual dan sosial. Etika individual bersifat pribadi, khususnya
kesusilaan. Apabila manusia hidup sesuai dengan akalnya, maka
seseorang disebut manusia yang berbahagia. Etika sosial adalah hidup
baik dalam masyarakat, ukuran baik dalam etika adalah apa yang diakui
oleh Tuhan sesuai dengan akal Tuhan. Kebaikan Tuhan terikat pada
pengetahuan dan kebijakan Allah sendiri.
4. John Stuart Mill
Memandang etika sebagai ilmu kesusilaan. Tujuan etika adalah hubungan
timbal balik antaran individu atau perorangan dengan masyarakat atas
dasar utilitarisme (paham yang menganggap apa yang baik itu memuaskan
sehingga timbul perasaan bahagia). Misalnya suatu benda, bukan
bendanya yang dicari orang, melainkan kebahagiaan yang ditimbulkan
benda itu.
5. Henri Bergson
Manusia adalah makluk sosial yang hidup bersama dan bergaul. Pergaulan
hidup ini membawa kewajiban-kewajiban sehingga timbul tertib hidup
yang mewajibkan orang secara individu harus menyesuaikan diri di bawah
tertib sosial.
Berbagai Sumber Dalam Etika
1. Peranan Akal
Akal budi berperan dalam menganalisa dan mempertimbangkan masalah
sehingga seseorang dapat mengambil keputusan yang diwujudkan dalam
kelakuannya. Ada dua cara berpikir yaitu, berpikir sehari-hari yang
cenderung dipengaruhi oleh perasaan dan berpikir secara ilmiah atau
berpikir dalam kaitan ilmu pengetahuan di mana harus menghindari
segala prasangka yang bukan akali dan harus menolak segala pengaruh
dari luar akal. Menurut aliran rasionalisme, akal manusia cukup kuat
untuk memecahkan segala masalah dan cukup kuat untuk mencapai
kebenaran, sehingga akal manusia dianggap sebagai kunci yang dapat
membuka segala rahasia.
2. Kehendak Bebas
Tindakan atau tingkah laku manusia akan dinilai etis atau moral jika
ada kehendak yang dapat memilih atau kehendak bebas. Jadi kehendak
bebas adalah kemampuan untuk menentukan sendiri dalam memilih tanpa
dipengaruhi apapun. Bagaimana pandangan filsafat dan iman Kristen
terhadap kehendak bebas? Filsafat pada umumnya mengakui bahwa manusia
adalah ciptaan Tuhan. Artinya, Tuhan memberi ada sehingga adanya
manusia tergantung pada Tuhan. Demikian juga tindakan manusia itu
tergantung pada Tuhan. Dengan kata lain, manusia dalam melakukan
tindakan itu atas dasar perkenanan dan pertolongan Tuhan. Jadi
pandangan filsasfat pada umumnya, manusia tidak mempunyai kebebasan
dalam tindakannya. Bagaimana pandangan Alkitab tentang kehendak bebas
dalam diri manusia? Sejauh manusia masih sadar, bahwa ia mau terikat
dengan Tuhan, ia justru mendapatkan kebebasannya. Namun manusia telah
menyelewengkan kebebasan yang diberikan Tuhan dengan melepaskan ikatan
dari Tuhan. Manusia mau mendapatkan otonomi dan memerintah diri
sendiri. Akibatnya tindakan manusia tidak dapat memilih pilihan yang
baik, kecenderungan manusia melakukan yang jahat. Manusia semakin
kreatif, tetapi tindakannya cenderung salah dan dosa.

Tokoh Etika Filosofis
Satu tokoh Etika Filosofis, yaitu Emanuel Kant. Emanuel Kant
memberikan Etika Filosofis ini dalam bukunya Kritik des Praktischen
Vernunft (Kritik Akal Budi yang Praktis). Emmanuel Kant (1724-1804)
adalah filsuf yang sangat berpengaruh dalam sejarah filsafat modern,
ia juga mengajarkan tentang etika. Etika Kant adalah etika yang murni
"apriori", atau dengan kata lain, etika ini tidak didasarkan atas
pengalaman empiris, misalnya perasaan enak-tidak enak, untung-rugi,
cocok-tidak cocok dan sebagainya. tetapi, etika Kant dibangun
seluruhnya dari prinsip-prinsip intelektualitas, sehingga dapat di
pertanggungjawabkan secara rasional. Akal menggunakan susila saja
sebagai titik tolak, dan bukan pernyataan Allah.

Apakah etika teologis itu?
Sejarah singkat etika teologis: Etika pertama kali ada mulai sejak
abad pertama, namun etika tersebut tidak secara khusus dipelajari.
Namun seiring berjalannya waktu, pokok-pokok etikapun dibuat.
Tokoh-tokoh yang mulai memberikan pemikiran pada pembuatan pokok-pokok
itu seperti; Tertullianus yang menulis tentang hal-hal apa saja yang
boleh dilakukan oleh seorang Kristen, Ambrosius yang fokus pada etika
yang mengatur tentang kewajiban-kewajiban para pejabat, dan Agustinus
yang fokus pada etika tertentu yaitu; tentang kesabaran, tentang dusta
karena terpaksa, dan sebagainya.

Kemudian dalam abad pertengahan, hal-hal tentang etika dibicarakan
lagi dalam "Libri poenitentiales" (kitab-kitab mengenai pengakuan
dosa) Di masa reformasi, ketiga tokoh reformator (Luther, Calvin, dan
Zwingi) juga memberikan suaranya mengenai etika politik dan etika
jabatan. Selain tokoh reformator, ada juga Schleiermacher yang baginya
etika mencoba menerangkan tentang kehidupan orang-orang beriman. Di
abad ke-19 dan awal 20, banyak orang yang mengikutinya. Berbeda dengan
Kuyper yang menurutnya etika itu termasuk golongan dogmatika dan dapat
diuraikan secara khusus. Dan pendirian ini dipertahankan oleh Prof.
Dr. W. Geesink dan Prof. Karl Bath.
Bertolak dari sejarah yang diuraikan, dapat disimpulkan bahwa etika
teologis adalah sebuah etika yang bertolak dari
praanggapan-praanggapan tentang Allah/ilahi. Sehingga, secara singkat
dapat dikatakan bahwa etika teologis adalah sebuah etika yang
didasarkan atas unsur-unsur agama. Berbeda dengan etika flosofis,
etika teologis memiliki sifat transempiris yaitu pengalaman manusia
dengan Allah yang melampaui kesusilaan tidak dapat diamati manusia
dengan pancainderanya. Karena etika teologis berhubungan dengan yang
ilahi, maka sumber utama yang dijadikan bagi etika ini ialah Alkitab.

Persamaan dan Perbedaan Etika Filosofis dan Etika Teologis
Kedua etika ini sama-sama fokus pada objek tentang moralitas. Selain
itu kedua etika ini sama-sama berurusan dengan bagaimana seharusnya
manusia berperilaku yang benar dalam hidupnya, menentukan
prinsip-prinsip apa yang harus diikuti, dan bertanggungjawab atas
pilihan yang telah diputuskan. Perbedaannya ialah: etika filosofis
lebih menggunakan akal budi (logika) untuk menjawab masalah-masalah
hidupnya, sedangkan etika teologis berangkat dari Allah/ilahi yang
bersumber dari Alkitab untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
hidupnya.

Baik etika Filosofis maupun etika Teologis kita dapat melihat bahwa
kedua etika ini sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Meskipun
perbedaan antara kedua etika ini begitu mencolok, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa etika Teologis tidak dapat dilepaskan dari etika
Filosofis, karena etika Teologis harus peka terhadap permasalahan
kesusilaan yang jutru sering dinyatakan melalui etika filosofis.

Beberapa Prinsip Etika Perjanjian Baru
Dalam menjalankan Etika Kristen, manusia perlu memperhatikan beberapa
prinsip Perjanjian Baru sebagai berikut:
1. Mengikuti pimpinan Roh Kudus (Yoh.14:6 = Roh Kudus membawa kita
kepada kebenaran);
2. Kerinduan untuk melaku-kan Kehendak Allah (Rm.12:2/Kis.2:37);
3. Dengar-dengaran akan pedoman persekutuan orang-orang kudus (saling
menasehati, 2Tim.4:2/Kis.15 = sidang di Yerusalem);
4. Keinsyafan menurut keinsyafan batin yang telah dilahirkan baru dan
diperbaharui (band. Kis.23:1/ 2Tim.1:3/Rm.14:5/1Tim.1:5).

Definisi Etika Kristen
Berasal dari bahasa Yunani ethos, berarti kebiasaan atau adat,
merupakan suatu cabang ilmu teologi yang memajukan masalah tentang
sesuatu yang baik dari sudut pandang ke-Kristenan. Apabila dilihat
dari sudut pandang injil, maka etika Kristen adalah segala sesuatu
yang dikehendaki oleh Allah dan itulah yang baik. Dengan demikian,
maka etika Kristen merupakan satu tindakan yang bila diukur secara
moral baik. Saat ini, permasalahan yang dihadapi etika Kristen ialah
kehendak Allah dari manusia yang diciptakan menurut gambarNya, serta
sikap manusia terhadap kehendak Allah itu.

Kekhasan Etika Kristen
Semua etika yang ada di dunia ini memiliki tujuan yang sejajar yaitu
membimbing orang menuju kehidupan yang layak. Hal yang berbeda antara
etika Kristen dengan etika sekuler adalah persoalan pokoknya. Pada
etika sekuler yang menjadi persoalan pokok adalah untuk mencari tahu
arti kehidupan yang baik dan bagaimana hal yang harus dilakukan untuk
mencapai kehidupan yang baik itu, sedangkan dalam etika kristen
mencari tahu hal apa yang harus dillakukan sebagai pengikut Yesus dan
bagaimana menjalankan kehidupan yang layak bagi Yesus.
Etika kristen didasari oleh iman kepada Yesus Kristus. Orang haruslah
dahulu percaya kepada Yesus bahwa Dialah Juruselamat dalam
kehidupannya maka etika Kristen ada dalam hidup orang tersebut. Etika
Kristen adalah salah satu ungkapan refleksi teologis seseorang yang
menerima dan percaya kepada Yesus dengan menjalankan kehidupan yang
layak.
Etika Kristen tidak pernah berhenti kepada suatu pemahaman. Ia tak
pernah menilai sesuatu hal pada posisi negatif atau pada posisi
positif saja. Ia selalu berkembang mengikuti perkembangan yang ada.
Hal ini disebabkan karena etika Kristen akan terus berusaha untuk
menjadi pembimbing yang baik dalam menghadapi realitas yang ada untuk
mencapai kehidupan yang layak untuk kemuliaan Yesus Kistus.

Manfaat Etika
Sebagai ilmu, maka di dalam etika pemikiran diutamakan di dalam
mengambil keputusan (usaha manusia dengan pemikirannya mengerti,
memahami dan menganalisa sebuah persoalan). Etika membantu kita dalam
memahami situasi dan kegiatan kita. Artinya setiap kegiatan dan
perbuatan yang nyata atau tidak nyata perlu dipahami mengapa kita
melakukannya, di mana kita perbuat, dalam posisi atau kondisi yang
bagaimana perbuatan itu dilakukan. Misalnya, seseorang yang pernah
studi di luar negeri, setelah kembali pasti paham etikanya sangat
berbeda sebelum ia pergi.
Pemahaman etika setiap daerah akan berbeda, tetapi keputusan etis
harus sama. Jadi setiap keputusan yang diambil harus dilihat dalam
tiga hal yaitu: terang pernyataan Allah, dalam terang ilmiah, rasional
dan objektif, benar atau salah, pantas atau tidak secara ilmiah, dalam
terang pengalaman manusia itu sendiri. Misalnya, ada orang yang telah
mendekat kepada kematian, tetapi masih diusahakan dengan pertolongan
semaksimal mungkin dengan segala peralatan yang canggih agar tetap
hidup, seperti infus, memberikan oksigen, pompa jantung, dsb.
Pertanyaannya: apakah kejadian itu etis secara terang firman Tuhan,
rasinal dan dalam terang pengalaman manusia. Jadi dapat dikatakan
bahwa etika tidak dapat mengambil keputusan dalam tiap-tiap situasi
secara sama. Manusialah yang bertindak bukan etika, etika hanya
memberi kriteria kepada manusia.
Berhubungan dengan etika Kristen, perlu juga dipahami sejauh mana
seorang rohaniawan (hamba Tuhan) boleh/berhak memberi/menunjukkan
keputusan yang benar bagi orang lain? Sampai sejauh mana sebagai
rohaniawan kita mengatakan itu benar, ini salah? selengkapnya download
di sini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar