NAMA : SERLI KIDOLITE
NPM : 20110116
TUGAS : INTERAKSI BUKU
MK : MISIOLOGI
JUDUL BUKU : MISI DARI DALAM KRISIS
PENGARANG : BAGUS SURJANTORO
JUMLAH HLMN : 153
DOSEN : ADRIANUS PASASA, S.T, M.A
Setelah membaca buku ini, ada banyak hal yang menambah wawasan saya
dalam berpikir tentang misi dan membuat paradigma saya tentang misi
yang sesungguhnya semakin jelas. Dari buku ini tidak ada hal yang
bertentangan dengan pandangan dan prespektif saya tentang misi. Saya
menyetujui prespektif penulis buku ini tentang pentingnya misi di hati
Allah. Karena menurut saya, misi Allah timbul karena inisiatif-Nya
untuk menyelamatkan manusia berdosa. Benar adanya jika dikatakan bahwa
terlibat dalam misi adalah hak istimewa bagi orang percaya. Akan
tetapi semua orang percaya menyadari hak istimewa itu ? saya pikir
tidak dan ini adalah suatu hal yang dapat menghambat pekerjaan misi
Allah.
Saya setuju bahwa Alkitab adalah firman Tuhan dan buku petunjuk
kehidupan yang dicontohkan, tetapi karena perkembangannya waktu,
manusia menjadi pura-pura tahu semua isi Alkitab, sehingga tanpa
membacanya Alkitab diterjemahkan secara asal-asalan. Hal inilah yang
membuat manusia hidupnya secara tidak benar, dan mungkin menurut saya
inilah tugas lain dari pekerjaan misi, yakni untuk meluruskan yang
salah.
Dibutuhkan kesadaran yang tinggi dan dorongan yang kuat dari Roh
Kudus untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tidak semua orang mampu
melakukan itu, karena kecenderungan manusia adalah rakus. Saat
memperoleh berkat, hanya sebagian kecil orang yang mau membagikan dan
mentransfer berkat itu kepada orang lain. Berkat disini adalah
"keselamatan". Saya pikir tidak hanya dengan doa saja orang dapat
melakukannya, tetapi orang dapat membagikan itu dengan pikiran,
perkataan, perbuatan, dan disiplin rohani. Ini adalah suatu kesaksian
yang baik untuk pelayanan misi. Ibarat seorang pemimpin yang memimpin
dan menghasilkan pemimpin yang baru. Misipun haruslah demikian,
menggarami dan menerangi dunia, sehingga membuahkan hasil yang baik
dan pekerjaan misi akan semakin meluas.
Saya menyetujui bahwa faktor yang paling penting untuk dijadikan
sebagai motivasi dalam melayani Tuhan adalah panggilan Tuhan .
Pertanyaannya, seperti apa panggilan itu? Apakah Tuhan berbicara
langsung seperti kepada Paulus? Atau kepada Habakuk, Yesaya dan
lain-lain? Dari buku ini saya mengerti bahwa pemantapan panggilan
Allah terjadi seiring berjalannya waktu dalam masa-masa pembentukan.
Bagi saya panggilan adalah penting, tetapi yang lebih penting adalah
pribadi itu sendiri, mau atau tidak melayani Tuhan dengan
sungguh-sungguh.
Berkeputusan untuk ikut dalam pelayanan misi berarti siap menghadapi
penderitaan. Mengapa harus menderita? Memang harus seperti itu! Semua
pekerja misi tidak pernah lepas dari penderitaan. Paulus, Petrus,
Jhong Sung, Richard Wumbrand, William Carry dan rentetan para
misionaris lainnya, selalu saja menderita. Tapi mengapa? Menurut saya
ini adalah bagian dari memikul salib dan kerelaan dalam membayar
harga.
Sangat baik jika dikatakan pekerja misi harus meneladani Yesus.
Tetapi perlu diingat bahwa Yesus adalah manusia sempurna, jadi tidak
mungkin ada manusia yang mampu menyerupai Yesus. Yang harus dilakukan
adalah belajar dari Yesus dan memiliki karakter Yesus, bukan menjadi
Yesus. Sebaiknya, para pekerja misi harus menjadikan Yesus pusat utama
dalam bermisi.
Benar bahwa dunia dikasihi Kristus dan harus dipenuhi oleh injl. Saya
setuju dengan dengan apa yang tertulis dalam buku ini tentang jendela
10/40 dan 11 dunia yang dikasihi Kristus yang harus dijangkau, akan
tetapi menurut saya pekerja misi harus mengingat kata Yesus sebelum
terangkat ke sorga dalam Kis.1:8. Pengertian saya tentang ayat ini
adalah, pekerjaan misi harus diawali dari sekitar kita (Yerusalem),
setelah orang di dekat kita dimenangakan, barulah orang yang diluar
tapi masih komunitas kita (seluruh Yudea), kemudian menuju jenjang
yang lebih tinggi. Bukan berarti jendela 10/40 tidak penting, tetapi
alangkah lebih baik jika orang disekitar kita lebih dulu bertobat.
Akhir dari buku ini adalah : Inilah Aku, utuslah Aku" seringkali jika
dalam keadaan yang tidak bersahabat saya bertanya dalam hati, apakah
saya benar-benar siap untuk melaksanakan misi Allah? Apakah saya telah
siap menderita? Apakah benar panggilan saya adalah sebagai pekerja
misi? Timbul berbagai pertanyaan yang bergejolak dalam hati.
Jawabannya, berdoa minta petunjuk Tuhan untuk semua itu. Panggilan
Tuhan adalah otoritas dan rahasia Tuhan. Jika siap dan rela serta
benar-benar menyadari bahwa itu adalah hak yang istimewa, maka
berkatalah kepada Tuhan "INILAH AKU, UTUSLAH AKU" dan Tuhan akan
mendengarnya, karena Dia Maha mendengar.
NPM : 20110116
TUGAS : INTERAKSI BUKU
MK : MISIOLOGI
JUDUL BUKU : MISI DARI DALAM KRISIS
PENGARANG : BAGUS SURJANTORO
JUMLAH HLMN : 153
DOSEN : ADRIANUS PASASA, S.T, M.A
Setelah membaca buku ini, ada banyak hal yang menambah wawasan saya
dalam berpikir tentang misi dan membuat paradigma saya tentang misi
yang sesungguhnya semakin jelas. Dari buku ini tidak ada hal yang
bertentangan dengan pandangan dan prespektif saya tentang misi. Saya
menyetujui prespektif penulis buku ini tentang pentingnya misi di hati
Allah. Karena menurut saya, misi Allah timbul karena inisiatif-Nya
untuk menyelamatkan manusia berdosa. Benar adanya jika dikatakan bahwa
terlibat dalam misi adalah hak istimewa bagi orang percaya. Akan
tetapi semua orang percaya menyadari hak istimewa itu ? saya pikir
tidak dan ini adalah suatu hal yang dapat menghambat pekerjaan misi
Allah.
Saya setuju bahwa Alkitab adalah firman Tuhan dan buku petunjuk
kehidupan yang dicontohkan, tetapi karena perkembangannya waktu,
manusia menjadi pura-pura tahu semua isi Alkitab, sehingga tanpa
membacanya Alkitab diterjemahkan secara asal-asalan. Hal inilah yang
membuat manusia hidupnya secara tidak benar, dan mungkin menurut saya
inilah tugas lain dari pekerjaan misi, yakni untuk meluruskan yang
salah.
Dibutuhkan kesadaran yang tinggi dan dorongan yang kuat dari Roh
Kudus untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tidak semua orang mampu
melakukan itu, karena kecenderungan manusia adalah rakus. Saat
memperoleh berkat, hanya sebagian kecil orang yang mau membagikan dan
mentransfer berkat itu kepada orang lain. Berkat disini adalah
"keselamatan". Saya pikir tidak hanya dengan doa saja orang dapat
melakukannya, tetapi orang dapat membagikan itu dengan pikiran,
perkataan, perbuatan, dan disiplin rohani. Ini adalah suatu kesaksian
yang baik untuk pelayanan misi. Ibarat seorang pemimpin yang memimpin
dan menghasilkan pemimpin yang baru. Misipun haruslah demikian,
menggarami dan menerangi dunia, sehingga membuahkan hasil yang baik
dan pekerjaan misi akan semakin meluas.
Saya menyetujui bahwa faktor yang paling penting untuk dijadikan
sebagai motivasi dalam melayani Tuhan adalah panggilan Tuhan .
Pertanyaannya, seperti apa panggilan itu? Apakah Tuhan berbicara
langsung seperti kepada Paulus? Atau kepada Habakuk, Yesaya dan
lain-lain? Dari buku ini saya mengerti bahwa pemantapan panggilan
Allah terjadi seiring berjalannya waktu dalam masa-masa pembentukan.
Bagi saya panggilan adalah penting, tetapi yang lebih penting adalah
pribadi itu sendiri, mau atau tidak melayani Tuhan dengan
sungguh-sungguh.
Berkeputusan untuk ikut dalam pelayanan misi berarti siap menghadapi
penderitaan. Mengapa harus menderita? Memang harus seperti itu! Semua
pekerja misi tidak pernah lepas dari penderitaan. Paulus, Petrus,
Jhong Sung, Richard Wumbrand, William Carry dan rentetan para
misionaris lainnya, selalu saja menderita. Tapi mengapa? Menurut saya
ini adalah bagian dari memikul salib dan kerelaan dalam membayar
harga.
Sangat baik jika dikatakan pekerja misi harus meneladani Yesus.
Tetapi perlu diingat bahwa Yesus adalah manusia sempurna, jadi tidak
mungkin ada manusia yang mampu menyerupai Yesus. Yang harus dilakukan
adalah belajar dari Yesus dan memiliki karakter Yesus, bukan menjadi
Yesus. Sebaiknya, para pekerja misi harus menjadikan Yesus pusat utama
dalam bermisi.
Benar bahwa dunia dikasihi Kristus dan harus dipenuhi oleh injl. Saya
setuju dengan dengan apa yang tertulis dalam buku ini tentang jendela
10/40 dan 11 dunia yang dikasihi Kristus yang harus dijangkau, akan
tetapi menurut saya pekerja misi harus mengingat kata Yesus sebelum
terangkat ke sorga dalam Kis.1:8. Pengertian saya tentang ayat ini
adalah, pekerjaan misi harus diawali dari sekitar kita (Yerusalem),
setelah orang di dekat kita dimenangakan, barulah orang yang diluar
tapi masih komunitas kita (seluruh Yudea), kemudian menuju jenjang
yang lebih tinggi. Bukan berarti jendela 10/40 tidak penting, tetapi
alangkah lebih baik jika orang disekitar kita lebih dulu bertobat.
Akhir dari buku ini adalah : Inilah Aku, utuslah Aku" seringkali jika
dalam keadaan yang tidak bersahabat saya bertanya dalam hati, apakah
saya benar-benar siap untuk melaksanakan misi Allah? Apakah saya telah
siap menderita? Apakah benar panggilan saya adalah sebagai pekerja
misi? Timbul berbagai pertanyaan yang bergejolak dalam hati.
Jawabannya, berdoa minta petunjuk Tuhan untuk semua itu. Panggilan
Tuhan adalah otoritas dan rahasia Tuhan. Jika siap dan rela serta
benar-benar menyadari bahwa itu adalah hak yang istimewa, maka
berkatalah kepada Tuhan "INILAH AKU, UTUSLAH AKU" dan Tuhan akan
mendengarnya, karena Dia Maha mendengar.
sangat tertolong dalam usaha saya memahami misi itu seperti apa. sekarang pemahama baru saya terbentuk, bahwa misi bukan soal bagaimana kita memahami, tetapi bagaimana kita melakukannya, melalui pengalaman-pengalaman hidup dari hari kehari di mana kita menyatakan sikap hidup yang semakin serupa denga kristus, salam kasih.
BalasHapus