13 Maret 2014

Contoh SKIPSI 3



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa (Kejadian 2 dan 3) maka Allah memberikan janji penyelamatan dengan tujuan yang terpenting yaitu untuk membebaskan manusia dari dosa (Kejadian 3:15; Matius 1:21; Galatia 4:4; 1 Timotius 2:5) dan janji penyelamatan-Nya itu ditopang dengan janji berkat-Nya, serta meneguhkan umat-Nya sebagai alat berkat-Nya bagi dunia (Kejadian 12:1-3; Yesaya 49:6) ini menunjukkan bahwa Allah berdaulat atas ciptaan-Nya, dan juga berdaulat atas keselamatan.”[1] Penyelamatan Allah terus dinyatakan dengan memberikan janji kepada Abraham sampai keturunannya bahwa Allah akan membuat Abraham menjadi bangsa yang besar dan akan memberkati kemanapun pergi. Penyelamatan Allah juga dinyatakan melalui pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Allah menginginkan setiap umat-Nya memperoleh keselamatan dari pada-Nya, dan Allah juga melibatkan umat-Nya yang sudah diselamatkan untuk membagikan keselamatan itu bagi manusia yang belum diselamatkan.
Sesuai dengan perintah  yang diberikan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya pada waktu akan naik ke sorga yaitu “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukaan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.” (Matius 28:19-20). “Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus ini diperuntukkan, agar semua orang percaya pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk bukan merupakan suatu tantangan, melainkan suatu perintah, amanat ini merupakan suatu tanggung jawab yang harus dipikul.”[2] “Setiap orang percaya mengemban amanat untuk membaktikan diri dalam membuat Injil menjadi perhatian seluruh umat manusia, ini merupakan tanggung jawab yang tidak dapat diabaikan.”[3] Penginjilan itu lebih dari sekedar metode, penginjilan adalah sebuah berita Keselamatan. Berita tentang kasih Allah, tentang dosa manusia, tentang kematian Kristus, tentang penguburan-Nya, dan kebangkitan-Nya. Penginjilan adalah berita tentang pengampunan dosa dari Allah, yang menuntut suatu tanggapan menerima Injil itu dengan iman, lalu menjadi murid Yesus.[4] Penginjilan bukan hanya menyampaikan kabar baik dengan penuh kesetiaan tapi juga menuntut keberhasilan membawa jiwa-jiwa baru bagi Tuhan.
 Dalam menjalankan penginjilan ke seluruh dunia, banyak tantangan yang harus dihadapi seperti bahasa, adat-istiadat, politis, dan sistem kepercayaan dalam masyarakat. Tantangan ini sering menjadi penghambat dalam memberitakan Injil.  Melihat permasalahan tersebut dibutuhkan model penginjilan yang sesuai dengan kehidupan masyarakat yang ada. “Injil Kristus harus dibawa dan diberitakan kepada manusia dalam keadaan yang konkrit sebagaimana adanya, karena setiap orang mempunyai pola dan adat istiadat dalam budayanya masing-masing.[5]
Di Indonesia penginjilan itu dilakukan dengan berbagai cara misalnya: mengadakan kebaktian kebangunan rohani di gereja, stadion, sekolah-sekolah, lembaga-lembaga rohani atau fasilitas umum. Cara yang lain yang digunakan adalah membagikan traktat, pemutaran film Tuhan Yesus yang sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, selain itu pelayanan sosial juga digunakan untuk tujuan penginjilan. Pelayanan ini memang sering berhasil, namun tidak maksimal. Misalnya kebaktian kebangunan rohani orang yang hadir hanya menikmati lagu-lagu pujian yang dinyanyikan dan khotbah-khotbah yang indah namun tidak mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Kristus. Pembagian traktat juga kurang berhasil, karena kebanyakan dari traktat tersebut diterjemahkan dari bahasa Inggris yang tidak sesuai dengan konteks lokal.[6]
 Seorang penginjil sering mengalami kesulitan dalam menyampaikan Injil karena hanya mengandalkan pengetahuan dan keberanian tanpa memiliki model penginjilan yang tepat. Seorang penginjil harus dituntut memilki kemampuan dalam menyampaikan berita Injil dan harus memiliki model penginjilan yang baik dan mudah diterima oleh orang atau masyarakat yang sedang dilayani. “Mengkomunikasikan Injil membutuhkan model tepat guna. Suatu model yang dapat dijadikan pedoman baik tentang urutan inti berita, bobot dan kesesuaian berita, cara pendekatan dan penyampaian berita.”[7]
 Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkan model penginjilan yang tepat yang mudah diterima oleh masyarakat. Penulis tertarik mengkaji model penginjilan Yesus dalam Injil Matius, kajian ini akan dituangkan dalam skripsi dengan judul  MODEL PENGINJILAN YESUS DITINJAU DARI INJIL MATIUS DAN PENERAPANNYA PADA MASA KINI”.

B. Rumusana Masalah
            Untuk memahami model penginjilan Yesus menurut Injil Matius, maka penulis merumuskan pokok-pokok permasalahan dalam penulisan ini yaitu sebagai berikut:
1.        Bagaimanakah ajaran Alkitab tentang penginjilan?
2.        Bagaimanakah model penginjilan Yesus menurut Injil Matius?
3.        Bagaimanakah penerapan model penginjilan Yesus berdasarkan Injil Matius pada masa kini?

C. Tujuan Penelitian
            Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk:
1.        Menjelaskan ajaran Alkitab tentang penginjilan.
2.        Menjelaskan model penginjilan Yesus menurut Injil Matius.
3.        Menguraikan penerapan model penginjilan Yesus berdasarkan Injil Matius pada masa kini.

D. Ruang Lingkup Penelitian
            Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada model penginjilan Yesus menurut Injil Matius dan penerapannya pada masa kini. Pembatasan ini dilakukan karena penulis ingin berfokus pada model penginjilan Yesus menurut Injil Matius dan penerapannya pada masa kini.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis, melalui penelitian ini penulis lebih mengetahui dan memahami model penginjilan Yesus menurut Injil Matius dan dapat menerapkannya ketika masuk dalam pelayanan.
2. Bagi pemberita Injil, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan petunjuk praktis bagi seorang penginjil dalam menjalankan penginjilan.

F. Metode Penelitian
            Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research). Jadi tinjauan pustaka memaparkan apakah yang sudah dikerjakan dan ditulis oleh penulis lain sebelumnya, menguraikan teori dan konsep berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti untuk memperoleh kesimpulan atau jawaban sementara dari masalah tersebut. Tinjauan pustaka memberikan tuntutan untuk memperoleh wawasan keilmuan berkaitan dengan masalah yang diteliti.”[8]
            Sumber pustaka yang digunakan adalah menggunakan dua sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yaitu Alkitab yang menjadi tolak ukur penginjilan, kususnya Injil Matius dalam meninjau dan mengkaji tentang model penginjilan Yesus dan penerapannya pada masa kini, sedangkan sumber sekunder yaitu buku-buku teologi yang dapat membantu dalam pembahasan ini, jurnal-jurnal teologi yang berkaitan dengan penginjilan, artikel-artikel yang dapat mendukung dalam penelitian.

G. Penegasan Istilah
1. Model adalah pola dari segala sesuatu yang akan dibuat; contoh dari segala sesuatu yang akan dibuat.”[9] Jadi model adalah pola atau contoh dari segala sesuatu yang akan dibuat.
2. Penginjilan atau evangelism, berasal dari kata dalam bahasa Yunani yakni “Euangelion” yang berarti good news atau kabar baik. Kabar baik yang dimaksud adalah Injil, The Gospel, yang berisi berita keselamatan, berita pengampunan, berita perdamaian, dan berita pengudusan bagi orang berdosa. Kabar baik adalah anugerah yang dapat diperoleh melalui Yesus Kristus, dan dengan iman kepada-Nya orang berdosa mendapatkan hidup kekal.”[10] Jadi penginjilan adalah menyampaikan kabar baik atau berita keselamatan mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus bagi orang berdosa.

H. Sistematika Penulisan
            Sistematika penulisan skripsi ini dapat disusun sebagai berikut:
            Bab pertama, akan dipaparkan tentang pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan.
            Bab kedua, akan dipaparkan tentang dasar-dasar Alkitab tentang penginjilan yaitu pandangan Perjanjian Lama dan pandangan Perjanjian Baru.
            Bab ketiga, akan dipaparkan tentang ekposisi model penginjilan Yesus berdasarkan Injil Matius.
            Bab keempat, akan dipaparkan tentang penerapan model penginjilan Yesus menurut Injil Matius pada masa kini.
            Bab kelima, akan ditutup dengan kesimpulan dan saran sebagai hasil kajian dari skripsi ini.


[1]  Y. Tomatala, Penginjilan Masa Kini (Malang: Gandum Mas, 2004) 8.
[2]  Murray W. Downey, Cara-cara Memenangkan Jiwa (Bandung: Kalam Hidup, 1957) 5.
[3]  J. I. Packer, Penginjilan Dan Kedaulatan Allah Evangelism And The Sovereignty Of God (Surabaya: Momentum, 2003) 16.
[4]  Billy Graham, Berita Injil Standar Alkitabiah Bagi Penginjil (Bandung: Lembaga Literatur Baptis & Yayasan Andi, 2002) 17.
[5]  H. Venema, Injil Untuk Semua Orang, Pembimbing ke Dalam Ilmu Misiologi, Jilid I (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997) 32.
[6]  Makmur Halim, Model-model Penginjilan Yesus Suatu Penerapan Masa Kini (Malang: Gandum Mas, 2003) 21.
[7]  D.W. Ellis, Metode Penginjilan (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005) 6.
[8] Sunarto, Materi Pembelajaran Metodologi Penelitian (Cianjur: STT SAPPI, 2011) 34.
[9]  Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gitamedia Press, tnp. thn) 535.
[10] Halim, Model-model Penginjilan Yesus Suatu Penerapan Masa Kini, 25.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar