12 Juni 2014

ENTREPRENEURIAL FAITH

Setelah membaca serta menyimak isi buku ini, maka pembaca mendapat
kesan yaitu : bahwa buku ini adalah sangat inspiratif dan sangat
memotivasi pembacanya. Buku ini sangat baik untuk dibaca oleh
siapapun, apakah ia seorang awam, pendeta, eksekutif, pekerja, ibu,
ayah, pemuda-i, remaja, apalagi bagi orang-orang yang ingin melihat
terjadinya terobosan-terobosan yang membawa kearah perobahan yang
lebih maju dan lebih baik didalam berbagai aspek kehidupan. Buku ini
sangat bermanfaat untuk membuka wawasan seseorang tentang bagaimana
menyikapi kehidupan yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Didalamnya terdapat pelajaran agar dalam menghadapi kehidupan,
seseorang jangan sampai menjadi seperti ungkapan sebuah peribahasa
"seperti katak dalam tempurung" atau menganggap dunia ini "hanya
selebar daun kelor." Akibat memiliki anggapan seperti peribahasa
tersebut, maka cara menyikapi berbagai persoalan kehidupan yang
terjadi selalu atau tidak mau beranjak dari pola yang lama yang sudah
seharusnya ditinggalkan karena tidak lagi sesuai (up to date) dengan
perkembangan yang sedang berlangsung. Pertumbuhan dan perubahan terus
terjadi dalam segala segi kehidupan, maka seseorang agar tidak
ketinggalan apalagi tergilas oleh rodah pertumbuhan dan perubahan,
maka seseorang sangat penting memiliki semangat entrepreneur. Semangat
ini tidak hanya khusus dimiliki oleh para pengusaha dibidang bisnis
saja, tetapi siapapun dapat memiliki semangat ini untuk mencapai
kesuksesan atau keberhasilan.
Penulis buku ini telah menerapkan semangat entrepreneur ini, atau
telah dipraktekkannya dalam kegiatannya sebagai seorang pendeta dan
ternyata hasilnya gereja yang tadinya sudah (istilah dalam dunia
bisnis"kolebs"), tetapi kemudian gereja tersebut perlahan-lahan
kembali mengalami pertumbuhan dan perubahan yang luar biasa dan
kemudian menjadi berkat dikota dimana gereja itu berada. Hal itu
dimulai dari pribadi pendetanya yang memiliki semangat entrepreneur.
Dengan semangat entrepreneur, menyebabkan sifat status guo
ditinggalkan serta memandang dunia adalah ladang yang luas untuk
digarap bagi pelayanan pekerjaan Tuhan. Yang dimaksud dengan pelayanan
status guo yaitu hanya terfokus memberitakan injil didalam jemaat
gereja lokal dengan dikelilingi atau dibatasi oleh tembok gereja. Jadi
tidak menjangkau mereka-mereka yang masih berada diluar tembok gereja.
Dengan kata lain tidak berjiwa misioner.
Dalam buku ini terdapat suatu hal yang sangat menarik bahwa ada sosok
pribadi dimana, Dia adalah satu-satunya Entrepreneur yang sejati dan
terbesar serta terhebat. Dia entrepreneur yang tidak ada tandingannya.
Memang hanya Dia satu-satunya tidak ada yang lain. Entrepreneur
tersebut telah menyebabkan terjadinya hal-hal yang sangat luar bisa
bahkan spektakuler sejak kemunculannya sampai pada detik ini, belum
ada, bahkan memang tidak akan perna ada yang menyamainya. Hasil-hasil
karya dari entrepreneur itu sangat up to date, tidak perna menjadi
kadaluwarsa. Benar-benar sangat teruji baik oleh waktu serta situasi
dan kondisi yang telah terjadi. Penolakan terhadap ide-ide
entrepreneurnya terus belangsung hingga saat ini, namun waktu dan
kondisi yang telah membuktikan bahwa ide-ideNya tersebut tetap
bertahan, bahkan tidak sedikit yang menjadi penasaran, sehingga mereka
banyak yang berusaha untuk mengetahuinya karena memang ide-idenya itu
sangat sesuai dengan pertumbuhan serta perubahan yang terus terjadi
sampai diera yang dibangga-banggakan oleh manusia sebagai era kemajuan
tehnologi yang super canggih ini. Ia sangat menentang pola pikir lama
yang telah berlangsung turun temurun. Pola pikir lama itu tidak
membawa orang yang mengikutinya semakin benar, tapi jutru semua
ekspektasi itu hanya menimbulkan perasaan bersalah dan frustasi yang
tak ada habis-habisnya. Entrepreneur yang dimaksud yang dikemukakan
penulis buku ini, ia menunjuk kepada satu pribadi yang sangat luar
biasa yang namanya sangat tersohor, termasyur sejak dari kekekalan
sampai kepada kekekalan. kemunculanNya, Ia menjadikan pola pikir lama
ditunggang balikanNya dengan pola pikir yang baru, yang Dia sendiri
bawah langsung dari asal-usulNya. Karena itu, membuat khalayak yang
ada pada saat Ia memperkenalkan pola pikirNya terkejut bahkan mereka
menolak, bersama dengan pribadiNya sebagai entrepreneur sejati mereka
tolak, Sebagai entrepreneur sejati, Ia menumbangkan status guo, Ia
tidak merasa taku melakukan perubahan yang radikal, menentang
otoritas, dengan menyatakan diriNya sebagai kebenaran. Akan tetapi
disamping adanya penolakan yang terjadi, banyak yang menerima
ide-idenya. Mereka-mereka itu dijadikanNya memiliki kapasitas juga
sebagai entrepreneur-entrepreneur. Dan Ia memberikan kepada mereka
nilai tambah dalam hidup mereka yaitu nilai kekekalan. Dialah
entrepreneur yang patut diteladani dan kepadaNya setiap entrepreneur
belajar. Sebagai entrepreneur, siapapun Ia ingin bergabung denganNya.
Entrepreneur yang dimaksud sebagai entrepreneur yang sejati menunjuk
kepada pribadi yaitu TUHAN YESUS KRISTUS.
Selain itu buku ini pula mengemukakan profil sang intrepreneur, ia
memiliki kepekaan membaca situasi yang terjadi disekitarnya, tentang
apa yang menjadi kebutuhannya atau apa yang diperlukan. Karena dengan
adanya kepekaan terhadap situasi dan kondisi lingkungan sekitar,
sebagai entrepreneur kemudian mencetuskan ide-ide baru yang terkadang
mengundang banyak tanggapan negatif, pesimis dari pada positif,
optimis. Makanya entrepreneur terkadang dipandang seperti orang gila.
Para entrepreneur memiliki kesamaan umum dalam hal karakter, buku ini
menjelaskan terdapat lima kesamaan karakter: Pertama, memfokuskan pada
kemungkinan-kemungkinan, bukan pada apa yang sudah ada. Kedua,
disiplin dalam hal memanfaatkan waktu dan tenaga. Ketiga, Mereka tahu
kapan mereka harus berhenti terus- menerus menanggung resiko. Keempat,
mereka cenderung seperti artis dari pada insinyur, atau merupakan
pemimpin, bukanya meneger. Kelima, mereka bersikap selalu antusias
mengejar peluang-peluang baru dengan sepenuh hati dan penuh semangat.
Entrepreneur ada melalui dua macam cara yaitu : Pertama, melalui
kelahiran. Kedua melalui proses belajar.
Dalam buku ini pula pembaca diperlihatkan mengenai beberapa alasan
kehidupan seorang entrepreneu spiritual sebagai berikut: -dapat menata
masa depan, - dapat menentukan jadwalnya sendiri, - bebas
mengungkapkan kreativitas,- bebas berinovasi, mencipta tanpa ada yang
membatasi,- bebas menikmati hal-hal baru. Karena itu dikatakan bahwa
dunia baru adalah miliki seorang entrepreneur. Sebab para entrepreneur
bekerja, bagi mereka masalah bukan sesuatu hambatan , mereka selalu
siap menghadapi tantangan baru, mereka selalu bertindak cepat ketika
telah melihat suatu peluang, mereka tidak mentolerir kegagalan arinya
mereka tidak terpangaruh oleh kegagalan, mereka memiliki visi dan visi
itu mereka suka begikan kepada orang lain karena mereka menyadari
bahwa mereka tidak bisa bekerja sendirian tetapi perlu keterlibatan
orang lain. Dalam dunia entrepreneur pengalaman menunjukan telah
terjadi revolusi didalamnya, sehingga telah memunculkan orang-orang
yang telah melakukan perubahan besar dalam banyak aspek kehidupan
manusia. Sebut saja Bill Gates dengan microsofnya, Mc Caw dengan TV
Kabel dan jaringan telepon selulernya.
Pada bagian lain buku ini, pembaca disuguhkan bahwa dengan semangat
entrepreneur yang ada dalam hidup jemaat gereja mula-mula, dan para
pemimpinnya, dengan dorongan roh kudus, gereja bertumbuh sangat luar
biasa. Jadi untuk terjadinya pertumbuhan dan perubahan kearah
kemajuan, gereja perlu mengembangkan semangat entrepreneur. Dalam
gereja yang memiliki semangat entrepreneur adalah gereja yang mencabut
semua diding yang ada disekeliling dan dengan berani melakukan break
trough dengan menjalankan empat prinsip walaupun mereka harus
menghadapi resiko: Pertama, Kreativitas, mulai dari nol, mereka
berusaha mewujudkan sesuatu dari apa yang tidak ada menjadi kenyataan.
Mereka berani melakukan apa yang mereka yakini. Kedua, Kompetensi ,
artinya mereka dalam melakukan sesuatu secara setengah hati tetapi
mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh dan yang terbaik. Ketiga,
Kasih, sebagai entrepreneur tidak hanya tahu memiliki kemampuan
kreativitas serta kompensi tetapi memperhatikan hal terpenting yaitu
kasih. Keempat, Keberanian, Untuk dapat melepaskan diri dari pelayanan
status guo, atau pola lama yang tidak mendatangkan kemajuan harus
miliki keberanian untuk bertindak sebab jika tidak, maka tidak akan
perna terjadi pertumbuhan atau perubahan.
Hal lain yang harus dimiliki seorang entrepreneur adalah visi. Visi
adalah kemampuan untuk melihat sesuatu yang bermanfaat dimana hal itu
kemudian menjadi sasaran atau tujuan yang hendak dicapai untuk
diwujudkan bagi kegunaan banyak orang. Kegunaan visi dalam hubungannya
dengan kebutuhan pertumbuhan kearah perubahan dalam segi rohani
terdapat beberapa hal seperti berikut ini: - menuntun untuk menolong
orang lain, - memuliakan Tuhan, -berorientasi kemasa depan, -
mengalahkan pekerjaan iblis, - membutuhkan kuasa roh kudus, -
memajukan kerajaan Allah. Untuk mengaplikasikan suatu visi, hal itu
tidak semudah yang dipikirkan, tetapi pasti akan menghadapi
perlawanan apalagi mereka yang tidak mau terjadinya perubahan atau
yang mempertahankan status guo. Tetapi walau ada perlawanan seorang
entrepreneur tetap memiliki cara untuk memenangkannya: - membujuk,
bukan memaksa, - mengharapkan yang terbaik, - menetraliser perlawanan.
Untuk mempertahan visi, maka seorang entrepreneur agar jangan mengalah
dan menyerah. Karena dengan adanya perlawanan, hal itu berarti bahwa
seorang entrepreneur telah memiliki harapan bahwa visinya: -sudah
mencapai sukses, -sudah bisa menjelaskannya, - dan hanya mendengar apa
yang ingin didengar. Selain itu bahwa tantangan lainya yang menjadi
penghambat pengaplikasian visi yaitu: Tradisi-tradisi. Sehubungan
dengan hal itu seorang entrepreneur dituntut agar memiliki pandangan
yang jauh melalmpaui batasan-batasan dari suatu sistem yang berlaku.
Ada lima komponen yang dapat menunjang pelaksanaan visi dari seorang
entrepreneur: - Misi yang dibarengi antusiasme, - strategi dan taktik,
- struktur, sitem komunikasi dan personel, - faktor budaya setempat.
Untuk menerapkan sebuah visi seorang entrepreneur harus menenpatkan
personil sesuai spesialisasinya. Dan sebagai entrepreneur yang akan
diikuti oleh rekan team harus miliki otentitas, untuk mempertahankanya
diperlukan seorang pelati, konselor, koreografer. Sealin itu kesadaran
diri, dan yang terakhir, yaitu kerendahan hati.
Seorang entrepreneur kristen buku ini mengingatkan bahwa, sekalipun
visi sudah ada dan segala vasilitas pendukung telah tersedia namun
keterlibatan Tuhan adalah hal utama yang tidak bisa diabaikan atau
disepelehkan dalam melaksanakan pencapaian visi. Sebab itu seorang
entrepreneur sangat penting memiliki iman didalam hidupnya. Seorang
intrepreneur kristen, ia sangat berhati-hati dalam mengucapkan
kata-katanya, dan perlu mencari rekanan kerja, serta nasehat dari
orang yang telah berpengalaman sangat penting. Mengetahui kehendak
Tuhan adalah hal yang sangat penting bagi seorang entrepreneur. Sorang
entrepreneur kristen harus menyadari: - Tuhan sedang bekerja disekitar
entrepreneur, - Berusaha memahami hal-hal baru yang Tuhan sedang
lakukan, - Hal-hal baru yang sedang Tuhan lakukan adalah ajaib. Untuk
seorang entrepreneur dapat mendengar sehingga mengetahui apa yang
Tuhan inngin ia lakukan yaitu: - Meniadakan semua gangguan, - hening
dan berdiam diri, - meluangkan waktu yang dibutuhkan, - luangkan waktu
secara konsisiten. Keberhasilan seorang entrepreneur kristen itidak
bisa diukur dengan cara kalkulatif tertapi sejauh mana iman dan
ketaataanya kepada Tuhan.
Seorang entrepreneur bukan hanya membuat rencana dan tidak
melakukannya. Tapi seorang entrepreneur adalah orang yang setelah
membuat rencana, kemudiaan mengadakan follow up bagi perwujudan
rencananya itu. Untuk membentuk team yang mau menopang seorang
entrepreneur, sebaiknya semua anggota dalam satu komunitas harus
terlibat. Karena dalam suatu komunitas yang dilansai semangat
entrepreneur tidak menganut manajemen top down tapi team dimana semua
anggota sama pentingnya.
Hal lain yang menjadi sorotan buku ini, mengenai suatu hal yang harus
dimiliki oleh seorang entrepreneur adalah hal disiplin. Harus
menetapkan batasan-batasan bukan hanya mimpi-mimpi visi anda tetapi
juga bagi seluruh anggota team. Sebab melayani dengan kreativitas
dipadu dengan disiplin dan fokus kemungkinan untuk sukses akan
meningkat dengan pesat. Seorang entrepreneur harus berhati-hati dengan
kesuksesan yang dicapai, karena terdapat bahaya yang bisa mengancam.
Bahaya itu adala Stabilitas(bersantai-santai karena visi telah
terwujud). Buku ini menganjurkan untuk tidak terlalu lama dalam
suasana itu. Karena seorang entrepreneur adalah seorang yang selalu
dinamis dalam hidupnya.
Sebagai entrepreneur kristen buku ini mengemukakan suatu aktivitas
yang sangat penting untuk dilaksanakan karena, aktivitas tersebut
melandasi aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan oleh seorang
entrepreneur. Aktivitas yang dimaksud oleh penulis buku ini adalah : "
D o a." Mendoakan visi dan mimpi-mimpi hal itu membantu mengakui bahwa
hasil akhir adalah tanggung jawab Tuhan. Saat mendoakan visi dan
mimpi-mimpi, itu artinya seorang entrepreneur sedang mengizinkan Tuhan
untuk melakukan aoa yang terbaik bagi rencana yang telah ditetapkan.
Akhirnya buku ini ditutup dengan pembahasan tetang Entrepreneur dengan
beberapa cirinya sebagai berikut: - Antusiasme, - menyambut ide-ide
baru, - belajar dari kegagalan, bersikap rendah hati, - mengharapkan
yang terbaik, -senantiasa berdoa, - bersedia menanggung resiko, -
belajar dari kritik, - menyambut perubahan, - mengevaluasi segala
sesuatunya, - memiliki hati seorang hamba, - mengingat janji-janji dan
perlindungan Tuhan,- melakukan inovasi dengan penuh semangat dan
ketekunan, - terarah pada sasaran,- maju terus pantang mundur.
Demikianlah laporan baca buku ini disusun oleh mahasiswa STTC SC
Bandung nama:
STENLY JANTJE POMANTOW

HASIL PENGAMATAN TERHADAP SOSOK ENTREPRENEUR

P E N D A H U L U A N.
Bicara mengenai entrepreneur, hal itu sangat erat, kaitannya dengan
pengusaha. Seorang yang berjiwa entrepreneur adalah orang yang tidak
perna berharap untuk pensiun. Karena orang seperti itu, selalu
mempunyai keinginan yang sangat besar dan kuat dalam hidupnya, bahwa
selama hidup ia harus mengisinya dengan karya-karya. Dengan kata lain
bahwa seorang entrepreneur sangat menghargai waktu dan menggunakannya
dengan efektif. Seorang entrepreneur adalah seorang yang selalu
mencari peluang-peluang baru untuk mencapai kemajuan. Karena itu
seorang entrepreneur, selalu berusaha memaksimalkan seluruh potensi
yang ada dalam dirinya untuk meraih keberhasilan atau kesuksesan. Bagi
seorang entrepreneur kesuksesan bukanlah alasan untuk merasa bahwa
tugas sudah selesai. Seorang entrepreneur, memandang keberhasilan itu
sebagai motivasi tambahan untuk memikirkan kembali metode-metode,
mempersiakan hidupnya kembali menghadapi resiko-resiko, karena jika
tidak, hal itu merupakan kerugian yang besar baginya.
PROFIl SEORANG ENTREPRENEUR.
Didalam komunitas bisnis, seorang entrepreneur seringkali
didefinisikan sebagai seorang "perantara perubahan," "seseorang yang
memberi nilai tambah," "Seseorang yang memiliki kreativitas dan
antusiasme," dan "seorang yang senang mengambil resiko." Entrepreneur
sering juga disebut sebagai seorang pemimpi. Dimana orang itu memiliki
semangat memanfaatkan imajinasi, komitmen, antusiasme, ketekunan,
integritas, kerja tim, dan visi untuk mewujudkan mimpi. Seorang
entrepreneur adalah seorang yang merasa tidak puas dengan kondisi yang
ada dan menolak untuk berdiam diri. Seorang entrepreneur sejati tidak
selalu hanya memikirkan uang, namun memanfaatkan ketrampilan dan
keahlian dan pengetahuan seta antusiasmenya untuk membuat kehidupan
ini menjadi lebih baik bagi orang lain. Seorang entrepreneur adalah
orang yang menemukan posisinya, memanfaatkan peluang, serta memberikan
nilai tambah kepada komunitas.
HASIL PENGAMATAN TERHADAP SEORANG ENTREPRENEUR.
Adapun yang menjadi objek pengamatan adalah seorang jemaat yang telah
menjadi entrepreneur sekalipun sebagai entrepreneur belum terlalu
lama, namun dari hasil pengamatan yang selama ini sejak orang itu
memulai kegiatan usahanya dapat dikatakan bahwa dia telah mengalami
keberhasilan atau kesuksesan. Karena itu, orang tersebut dijadikan
sebagai objek pengamatan dalam rangka penulisan tugas mata kuliah
entrepreneur ini. Entrepreneneur itu bernama : WILLY Orang itu, ia
hanya seorang tamatan SMA, kemudian ia bekerja pada suatu perusahan
sebagai seorang marketing, akan tetapi setelah sekian lama berkerja
maka muncul niatnya untuk berusaha sendiri. Dan untuk memulai usahanya
tersebut, hal itu menjadi pergumulan baginya. Akan tetapi ia menyadari
bahwa segala sesuatu harus diawali dengan bertanyakan Tuhan, sehingga
ia menemui hamba Tuhan dan menyampaikan maksudnya, dan oleh hamba
Tuhan memberikan berbagai pertimbangan dan nasehat, maka orang itu
memutuskan untuk memulai usahanya. Dari pengamatan yang dilakukan oleh
penulis bahwa usahanya yang dimulai kecil-kecilan, berkat pertolongan
Tuhan hanya dalam waktu yang tidak terlalu lama sampai pada saati ini
omset penjualannya semakin mengalami peningkatan. Penulis adalah
gembalanya, jadi peningkatan usahanya itu terpantau melalui milik
Tuhan yang dikembalikannya setiap bulan.
Melalui pengamatan yang penulis lakukan kepada entrepreneur tersebut,
beberapa karakter yang terlihat pada pribadinya. Sebagaimana dapat
penulis sebutkan dibawah ini:
1. Berani mengambil resiko. Dengan gajinya yang sudah lumayan besar,
untuk mencukupi kebutuhan keluarganya yang masih kecil sudah sangat
cukup, akan tetapi ia berani tinggalkan dan memulai usaha
kecil-kecilan yang belum tentu berhasil.
2. Ia seorang yang tekun. Dengan ketekunan yang dia miliki usahanya
sedikit demi sedikit mengalami peningkatan sehingga omsetnya sekarang
telah bergerak diatas ratusan juta rupiah.
3. Ia seorang yang jujur. Dalam menjual produk-produk , ia berterus
terang kepada pelanggannya bahwa keuntungan yang diambilnya dalam
setiap produk prosentasi yang diambilnya tidak terlalu membebani
pelanggan. Bahkan kejujuranya telihat pada saat meberikan milik Tuhan.
4. Ia seorang yang toleran. Maksudnya ia tidak cepat marah bilah
melihat ada kekeliruan atau kesalahan yang dilakukan oleh karyawannya,
tetapi ia justru menasehati dengan menunjukkan solusi kepada
karyawannya itu.
5. Ia suka mendengar nasehat dari para entrepreneur yang sudah lebih
banyak pengalaman dalam hal bisnis, dan ia menerapkannya dalam
kegiatan usahanya.
Sebagai kelebihan dari entrepreneur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ia seorang yang rendah hati.
2. Ia seorang setia dalam beribadah kepada Tuhan.
3. Ia seorang yang berjiwa sosial.
4. Ia seorang yang mau melayani Tuhan tanpa memilih-milih jenis pelayan
Karakter dari entrepreneur tersebut diatas, tidak semuanya terdapat
pada seseorang yang bukan entrepreneur.
Akhirnya sesuai pengalaman yang penulis terapkan dalam pelayanan,
karakter dari entrepreneur tersebut dimliki oleh juga oleh penulis.
Apalagi penulis menyadari sebagai gembala sidang semangat entrepreneur
sangat perlu dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Karena Tuhan Yesus
Kristus, Dia adalah entrepreneur yang sejati. Jadi Tuhan Yesus Kristus
adalah teladan entrepreneur yang sejati.

Dasar-Dasar Kewirausahaan

Seorang wirausaha adalah seorang yang menciptakan bisnis baru
dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan
dan pertumbuhan yang signifikan dengan cara mengindentifikasi peluang
dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga
sumber-sumber daya tersebut dapat dikapitalisasikan. Proses
entrepreneurial sebagai proses dalam mengupayakan sebuah usaha baru,
baik itu berupa produk baru yang akan diluncurkan ke dalam pasar,
memasuki pasar baru bagi produk yang telah ada saat ini, dan atau
penciptaan organisasi baru
Kewirausahaan adalah sebuah proses disiplin dan sistematis dalam
menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan, problem, dan
peluang pasar Bagaimana seorang wirausahawan mengatasi permasalahan
pelanggan dan memanfaatkan peluang dengan cara melahirkan dan atau
memodifikasi bentuk produk maupun jasa.
Fungsi paling kritis yang dilakukan oleh para pemimpin perusahaan
untuk bisnisnya adalah menentukan dan mengelola strategi dan
perencanaan strategis. Oleh karena itu pemimpin perusahaan harus dapat
menciptakan stretegi yang efektif, dalam arti bahwa strategi tersebut
dapat mendorong terjadinya keselarasan antara perusahaan dengan
lingkungannya dan juga dengan pencapaian tujuan strategisnya
Dalam ilmu manajemen, penyusunan rencana bisnis (business plain)
merupakan bagian dari perencanaan bisnis. Perencanaan bisnis merupakan
pekerjaan yang harus segera dilaksanakan dan menjadi komitmen bersama.
Sebelum rencana bisnis disusun, wirausaha terlebih dahulu melaksanakan
analisis kelayakan bisnis, untuk memastikan apakah bisnis yang akan
dijalankan dapat berkembang dan sukses. Analisis kelayakan bisnis dan
penyusunan rencana bisnis merupakan dua hal yang berkaitan dan menjadi
salah satu factor krusial yang menentukan keberhasilan usaha.
Bagi wirausaha penting untuk menentukan bentuk kepemilikan bisnis
sebelum memulai usaha. Hal ini tidak cuma menyangkut permodalan dan
banyaknya pihak yang terlibat, tetapi juga menyangkut keberlanjutan
usaha dalam jangka panjang. Di samping bentuk kepemilikan bisnis,
seorang wirausaha juga patut memahami berbagai perijinan yang harus
dipenuhi agar usaha yang dijalankan memenuhi ketentuan yang berlaku
sehingga wirausaha dapat menjalankan usahanya dengan tenang.
Pemasarn merupakan proses penciptaan dan penyampaian barang dan
jasa yang diinginkan kepada pelanggan. Pemasaran entrepreneurial
adalah sebuah fungsi organisasi dan sekelompok proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan dengan pelanggan dalam cara
yang menguntungkan organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan
serta berkarakter inivatif, pengambilan resiko, proaktif, dan
berkinerja tanpa sumber daya yang kini dikendalikan.
Sumber: Dasar-Dasar Kerirausahaan Teori dan Praktik. Franky Slamet,
Hetty Karunia, Mei Le. Penerbit PT Indeks Jakarta, 2014

Sosok Entrepreneur yang Sukses

Di pelayanan kami, di Banjaran, ada seorang anak Tuhan yang sukses
dalam berbisnis elektronik. Bapak ini namanya Ashen, merantau ke
Bandung, dia asal Bangka. Waktu datang ke Bandung umur 17 tahun, ikut
kokonya, yang berjualan biskuit dan di ederkan ke kampung-kampung.
Pada awal tahun 1990 ia mandiri, dengan berjualan kelontongan, sembako
dan biskuit di Banjaran, diedarkan juga ke kampung-kampung. Selama 4
tahun usaha ini tidak ada kemajuan, dia melihat temannya yang dagang
elektronik di Soreang maju. Dia mengikuti jejak temannya, usahanya di
Banjaran, dengna modal yang ada padanya Pada waktu itu ,jualan
elektronik bisa untung 50%, usaha ini terus berkembang.
Waktu awal bisnis elektornik, kontraknya sempit, dan pindah yang
agak besar dekat pasar. Karena keuletan bapak ini, akhirnya bisa
membeli tempat. Selain elektronik, buka usaha toko mebel dan maju. Di
Bandung juga buka toko elektronik, ada 2 tokonya, satu tempat sudah
dibeli dan yang satunya masih kontrak. Di Banjaran bapak ini memiliki
1 rumah, 5 toko, 1 gudang, 2 toko elektronik masih kontrak dan di
Bandung mempunyai rumah sendiri, Soreang 1 toko serta Ciwiday 1.
Dengan kemajuan bisnisnya bisa pinjam di Bank untuk kelancaran
usahanya.
Bapak ini bisa melihat perubahan trend yang terjadi, dari jualan
kelontongan, sembako dan biscuit pindah ke elektronik, yang pada waktu
itu belum ada yang jualan elektronik di Banjaran. Karakteristik
entrepreneur pada bapak ini ada, sehingga bisa menguasai kota
Banjaran,.mempunyai karyawan 38 orang. Dorongan yang kuat untuk
berperestasi, inisiatif dan tanggungjawab,pengambilan keputusan,
komitmen total dan keuletan hati, pengambilan resiko yang
terkalkulasi.
Di dalam jemaat ada beberapa orang yang memiliki karakter
tersebut, yang bukan entrepreneur. Bagi saya sendiri tidak memiliki
karakter entrepreneur, karena karakteristik itu tidak ada pada saya.

Primi Sri Anjani Assa
Stady Club Bandung.

BUSINESS FOR THE GLORY OF GOD(WAYNE GRUDEM) | DESSY LIANTANU

Buku ini berisi mengenai hubungan bisnis dan melayani Allah.Penulis
mengungkapkan bahwa banyak aspek kegiatan bisnis memang bersifat baik
secara moral dalam dirinya sendiri.Argumen dari penulis dalam dirinya
sendiri semua itu memuliakan Allah-meskipun berpotensi besar juga
kepada penyalahgunaan dan pelangaran.
Ungkapan "memuliakan Allah " adalah seperti ungkapan gerejawi,bukan
ungkapan gereja di dunia bisnis.Ketika orang mendengar "memuliakan
Allah," mungkin perkataan itu mula-mula mengandung arti ibadah-
menyanyikan pujian dan bersyukur kepada Allah,kemudian penginjilan-
memuliakan Allah dengan bercerita tentang Allah kepada orang
lain.Bahkan perkataan itu mungkin mengandung arti memberi- memuliakan
Allah dengan menyumbangkan uang untuk penginjilan,pembangunan
gereja,dan memenuhi kebutuhan orang miskin.Atau perkataan itu mungkin
berarti hidup bermoral- melakukan tindakan-tindakan yang menghormati
Allah,atau juga hidup beriman- bergantung kepada Allah dalam doa dan
sikap hati kita sehari-hari.Tapi itu semua bukan yang menjadi fokus
dari penulis.Melainkan penulis ingin meninjau bisnis dalam dirinya
sendiri- bukan sekedar bagaimana bisnis dapat memberi sumbangan kepada
pekerjaan gereja.Dalam aspek bisnis ada banyak lapisan kesempatan
untuk memuliakan Allah,dan juga banyak godaan untuk berdosa.
Aspek-aspek bisnis:
1.Kepemilikan
Memiliki barang pada dasarnya baik dan memberi banyak kesempatan untuk
memuliakan Allah,tetapi juga banyak godaan untuk berdosa.Terkadang
orang memandang semua kepemilikan barang suatu jenis" ketamakan" yang
kotor secara moral.Kepemilikan dapat disalah gunakan ,tetapi
penyimpangan hal yang baik tidak boleh membuat kita berpikir hal itu
sendiri bersifat jahat.Yang harus kita lakukan dengan barang-barang
yang kita miliki adalah dengan menggunakan secara bijak,seperti
memberi sumbangan untuk membantu kegiatan penginjilan dan pengajaran
gereja,atau kita dapat membantu memenuhi kebutuhan orang
lain,khususnya orang miskin( Ibr. 13:16).Kepemilikan memberi kita
banyak kesempatan untuk memuliakan Allah ,dan kita harus bersyukur
karenanya.
2.Produktivitas
Memproduksi barang pada dasarnya baik dan memberi banyak kesempatan
untuk memuliakan Allah, tetapi juga banyak godaan untuk
berdosa.Keinginan manusia untuk meningkatkan pruduksi barang dan jasa
tidaklah tamak ,materialistis, atau jahat dalam dirinya
sendiri.Sebaliknya keinginan untuk menjadi lebih produktif merupakan
keinginan yang dikaruniakan Allah untuk menuntaskan sesuatu,mencapai
sesuatu,dan memecahkan masalah dan menyenangkan Allah.
3.Pekerjaan
"Seorang pekerja patut mendapat upahnya"( Luk.10:7).Yesus menyetujui
ide membayar gaji kepada pekerja.

4.Transaksi Dagang
Alkitab menuliskan bahwa orang diharapkan untuk membeli dan menjual
tanpa saling merugikan( Im.25:15).Dalam membeli dan menjual ,kita
meniru artibut Allah dengan menerapkan sikap jujur,setia kepada
komitmen,adil dan bebas memilih.Mentaati ajaran Yesus( Mat. 7:12)
5.Laba
Mendapat laba artinya menjual produk dengan harga melebihi biaya
produksi.Mendapat laba dengan menggandakan sumber daya kita sambil
menolong orang lain,inilah kemampuan hebat yang diberikan Allah kepada
kita,tidak bersifat jahat atau netral secara moral tetapi pada
dasarnya baik.
6.Uang
Uang pada dasarnya baik dan memberi banyak kesempatan untuk memuliakan
Allah,tetapi banyak godaan untuk berdosa.Kita dapat terjerat dalam
cinta uang (I Tim. 6:10 ) dan uang dapat memalingkan hati kita dari
Allah.Uang hanyalah suatu alat untuk kita gunakan,dengan selayaknya
kita dapat bersyukur kepada Allah yang dalam hikmat-Nya telah
menentukan agar kita menciptakan dan menggunakan uang.Uang
adalah"perantara pertukaran,"uang adalah sebuah komoditas yang
ditetapkan secara sah sebagai persamaan dari segala komoditas lain
yang dapat ditukar.Semuanya itu milik-Nya,dan Ia mempercayakannya
kepada kita supaya kita dapat memuliakan Dia dengannya.
7.Kemerataan Barang Milik
Alkitab mengajarkan bahwa di surga saja ,meskipun tidak ada dosa atau
kejahatan lagi,ada pahala yang beragam derajatnya ada berbagai macam
kepengurusan yang dipercayakan Allah kepada orang yang berbeda.Ketika
kita kita berdiri di hadapan Yesus untuk bertanggung jawab atas hidup
kita,"terimalah kekuasaan atas sepuluh kota,dan kepada yang
lain,kuasailah lima kota(Luk.19:17,19).Dengan demikian, ide
kepengurusan yang tak sama rata merupakan pemberian Allah dan mestinya
baik.Dan Allah telah memberi sebagian orang kemampuan yang lebih besar
daripada orang lain,Dalam PB ,Paulus memberi petunjuk khusus kepada
orang kaya,ia menyuruh untuk bermurah hati dan mengarahkan hati kepada
Allah,bukan kepada kekayaan mereka(1 Tim.6:17-19).Kemerataan barang
tidaklah jahat melainkan memberi kesempatan untuk memuliakan
Allah.Jika Allah memberi kita kepengurusan kecil atas
barang,kemampuan,atau kesempatan,maka kita dapat memuliakan-Nya dengan
merasa cukup di dalam Dia,dengan mempercayai-Nya untuk memenuhi
kebutuhan kita,dan setia kepada komitmen kita.
8.Persaingan
Sistem persaingan menolong kita menguji kemampuan kita dan mencari
tahu apakah kita dapat melakukan sesuatu lebih baik daripada orang
lain,dan dibayar untuk itu.Sistem ini bekerja baik ketika kita
mengganjar pekerjaan yang lebih baik serta hasil kerja yang lebih
banyak dengan upah yang lebih besar.Persaingan untuk mencoba bebrbuat
sebaik atau lebih baik daripada orang lain agaknya ada di pikiran
Salomo ketika ia menulis,"Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan
segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap
yang lain( Pkh.4:4)"Sebetulnys ada sejenis "persaingan"lunak yang
tersirat dalam ujian calon diaken(1 Tim.3:10).Persaingan memunculkan
godaan untuk sombong,dan untuk bekerja berlebihan sehingga tak sempat
beristirahat atau tak punya waktu untuk keluarga atau Allah.Godaan
untuk berdosa tak boleh mengaburkan fakta,dalam dirinya sendiri dan
dalam batasan tepat adalah baik,menyenangkan Allah,dan memberi banyak
kesempatan untuk memuliakan Allah.
9.Meminjam dan Memberi Pinjaman
Beberapa ayat yang mengatur tata cara peminjaman(Ul. 24:10 ,Mzm,
112:5).Arti meminjam dan memberi pinjaman artinya mengalihkan kendali
atas barang,bukan kepemilikan atas barang,untuk sementara
waktu.Orang-orang Kristen yang memandang Alkitab sebagai Firman Allah
harus sadar bahwa Allah menyuruh kita membayar tagihan kita pada
waktunya.(Rom. 13:8)."Orang fasik meminjam dan tidak membayar
kembali"(Mzm.37:21)
10.Sikap Hati
Sikap hati terdapat dalam (Kel. 20:17>"Jangan mengingini...apa pun
yang dipunyai sesamamu."Allah mengenal hati kita dalam setiap aspek
kegiatan bisnis.Kita juga patut mengingat bahwa kita harus memuliakan
Dia dan memiliki sikap hati yang disukai-Nya.Jika kita mengasihi Allah
melebihi segalanya,maka hati kita akan merasa sedih dan gundah kita
melihat perintah Allah tidak ditaati dan maksudnya dilanggar Allah.
Penulis mengungkapkan,mungkinkah kegiatan bisnis bersifat baik secara
moral dan menyenangkan Allah?Terkadang bisnis tampak begitu
mencurigakan – memanipulasi keterangan laba-rugi,menipu pelanggan,atau
karena siapa yang kita kenal.
Penulis menyadarkan pembaca untuk mengubah sikap terhadap komponen
kegiatan bisnis,tidak ingin kita merasa bersalah secara halus tentang
bisnis.Juga penulis tidak ingin kita merasa bahwa bisnis bersifat
netral secara moral tetapi berguna karena setidaknya dapat menjadi
sarana untuk membantu pekabaran Injil,pemecahan masalah kemiskinan
dunia adalah bisnis.
Penulis memperkenalkan konsep baru: bisnis memuliakan Allah ketika
dijalankan dengan cara yang meniru karakter dan karya Allah.Semua
aspek bisnis memuliakan Allah karena mencerminkan tabiat Allah.Penulis
tidak berifat naif terhadap cara- cara yang dapat menyimpangkan
kegiatan bisnis dan yang memanfaatkannya sebagai sarana untuk
berdosa.Orang Kristen dapat terlibat dalam segala bisnis.
Saya sangat setuju dengan apa yang dipaparkan penulis melalui buku
ini.Jangan ada perasaan bersalah tentang kegiatan bisnis tetapi
bersukacita karena kebaikan bisnis dalam dirinya sendiri,yakni apabila
bisnis itu dijalankan dengan ketaatan kepada Allah.Kebaikan bisnis itu
sendiri merupakan karunia Allah.Bisnis juga merupakan pemecahan
jangka panjang bagi masalah kemiskinan dunia dengan memulai dan
mempertahankan bisnis yang priduktif dan menguntungkan,walaupun
menghadapi banyak rintangan.Ketika kita memandang bisnis suatu yang
jahat maka akan banyak keraguan untuk memulai bisnis dan tidak ada
kemerdekaan yang sejati untuk menikmati kerja dalam bisnis,sebab
kemerdekaan itu ternodai oleh rasa bersalah yang palsu dan
halus.Sebagai orang Kristen kita dapat mengubah sikap kita terhadap
bisnis juga dapat mengubah sikap dunia terhadap bisnis.Sehingga dapat
menjadi penakluk bumi yang menyenangkan Allah,yang menggunakan
bahan-bahan baik ciptaan Allah dan bekerja dengan uang yang diberikan
Allah untuk mendapat laba yang baik secara moral.Juga kita dapat
menunjukkan kasih kepada sesama dengan memberi mereka pekerjaan dan
memproduksi barang yang mengatasi kemiskinan dunia,yakni barang yang
memampukan orang memuliakan Allah karena kebaikan- Nya,menunjang
ketakmerataan barang milik yang benar dan adil,dan mendorong
persaingan yang baik dan berfaedah secara moral.Itulah cara hebat
untuk memuliakan Allah.
Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar