Di pelayanan kami, di Banjaran, ada seorang anak Tuhan yang sukses
dalam berbisnis elektronik. Bapak ini namanya Ashen, merantau ke
Bandung, dia asal Bangka. Waktu datang ke Bandung umur 17 tahun, ikut
kokonya, yang berjualan biskuit dan di ederkan ke kampung-kampung.
Pada awal tahun 1990 ia mandiri, dengan berjualan kelontongan, sembako
dan biskuit di Banjaran, diedarkan juga ke kampung-kampung. Selama 4
tahun usaha ini tidak ada kemajuan, dia melihat temannya yang dagang
elektronik di Soreang maju. Dia mengikuti jejak temannya, usahanya di
Banjaran, dengna modal yang ada padanya Pada waktu itu ,jualan
elektronik bisa untung 50%, usaha ini terus berkembang.
Waktu awal bisnis elektornik, kontraknya sempit, dan pindah yang
agak besar dekat pasar. Karena keuletan bapak ini, akhirnya bisa
membeli tempat. Selain elektronik, buka usaha toko mebel dan maju. Di
Bandung juga buka toko elektronik, ada 2 tokonya, satu tempat sudah
dibeli dan yang satunya masih kontrak. Di Banjaran bapak ini memiliki
1 rumah, 5 toko, 1 gudang, 2 toko elektronik masih kontrak dan di
Bandung mempunyai rumah sendiri, Soreang 1 toko serta Ciwiday 1.
Dengan kemajuan bisnisnya bisa pinjam di Bank untuk kelancaran
usahanya.
Bapak ini bisa melihat perubahan trend yang terjadi, dari jualan
kelontongan, sembako dan biscuit pindah ke elektronik, yang pada waktu
itu belum ada yang jualan elektronik di Banjaran. Karakteristik
entrepreneur pada bapak ini ada, sehingga bisa menguasai kota
Banjaran,.mempunyai karyawan 38 orang. Dorongan yang kuat untuk
berperestasi, inisiatif dan tanggungjawab,pengambilan keputusan,
komitmen total dan keuletan hati, pengambilan resiko yang
terkalkulasi.
Di dalam jemaat ada beberapa orang yang memiliki karakter
tersebut, yang bukan entrepreneur. Bagi saya sendiri tidak memiliki
karakter entrepreneur, karena karakteristik itu tidak ada pada saya.
Primi Sri Anjani Assa
Stady Club Bandung.
dalam berbisnis elektronik. Bapak ini namanya Ashen, merantau ke
Bandung, dia asal Bangka. Waktu datang ke Bandung umur 17 tahun, ikut
kokonya, yang berjualan biskuit dan di ederkan ke kampung-kampung.
Pada awal tahun 1990 ia mandiri, dengan berjualan kelontongan, sembako
dan biskuit di Banjaran, diedarkan juga ke kampung-kampung. Selama 4
tahun usaha ini tidak ada kemajuan, dia melihat temannya yang dagang
elektronik di Soreang maju. Dia mengikuti jejak temannya, usahanya di
Banjaran, dengna modal yang ada padanya Pada waktu itu ,jualan
elektronik bisa untung 50%, usaha ini terus berkembang.
Waktu awal bisnis elektornik, kontraknya sempit, dan pindah yang
agak besar dekat pasar. Karena keuletan bapak ini, akhirnya bisa
membeli tempat. Selain elektronik, buka usaha toko mebel dan maju. Di
Bandung juga buka toko elektronik, ada 2 tokonya, satu tempat sudah
dibeli dan yang satunya masih kontrak. Di Banjaran bapak ini memiliki
1 rumah, 5 toko, 1 gudang, 2 toko elektronik masih kontrak dan di
Bandung mempunyai rumah sendiri, Soreang 1 toko serta Ciwiday 1.
Dengan kemajuan bisnisnya bisa pinjam di Bank untuk kelancaran
usahanya.
Bapak ini bisa melihat perubahan trend yang terjadi, dari jualan
kelontongan, sembako dan biscuit pindah ke elektronik, yang pada waktu
itu belum ada yang jualan elektronik di Banjaran. Karakteristik
entrepreneur pada bapak ini ada, sehingga bisa menguasai kota
Banjaran,.mempunyai karyawan 38 orang. Dorongan yang kuat untuk
berperestasi, inisiatif dan tanggungjawab,pengambilan keputusan,
komitmen total dan keuletan hati, pengambilan resiko yang
terkalkulasi.
Di dalam jemaat ada beberapa orang yang memiliki karakter
tersebut, yang bukan entrepreneur. Bagi saya sendiri tidak memiliki
karakter entrepreneur, karena karakteristik itu tidak ada pada saya.
Primi Sri Anjani Assa
Stady Club Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar