29 April 2014

Masalah Rumah Tangga | PDT FREETJE HERI RONDONUWU

Pendahuluan.

Rumah tangga menurut kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen
Pendidikan dan kebudayaan Balai Pustaka memiliki dua arti yaitu :
1. Sesuatu yang berkenaan dengan urusan kehidupan di rumah.
2. Sesuatu yang berkenaan dengan keluarga.
Sementara konseling memiliki pengertian memberikan nasihat kepada
orang yang membutukan nasihat dan bimbingan serta pengarahan.
Jadi kalau kita bicara tentang konseling rumah tangga maka, berarti
kita sedang membicarakan sesuatu yang berkenaan dengan keluarga.
Keluarga adalah lembaga terkecil yang kudus yang di bangun / dirancang
oleh Allah sendiri. Jadi ide pernikahan yang merupakan awal di
sahkannya sebuah keluarga adalah dari Allah sendiri. Sehat atau
tidaknya Gereja bahkan kehidupan masyarakat secara umum sangat di
pengaruhi oleh keluarga-keluarga yang ada. Itu sebabnya gereja
semakin menyadari bahwa betapa pentingnya membangun karakter dan
polah hidup sehat secara jasmani khususnya rohani pada orang tua dan
anak-anak yang adalah bagian dari keluarga itu, caranya lewat
pendidikan melalui kebenaran Firman Allah.

Keluarga adalah Rancangan Allah.

Tuhan Allah berfirman : Tidak baik kalau manusia itu seorang diri
saja. Aku akan menjadikan penolong yang sepadan dengan dia.


Kejadian 2:18
Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur,
Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup
tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang di ambil Tuhan Allah
dari manusia itu , dibanguNyalah seorang perempuan, lalu di bawanya
kepada manusia itu.

Kej
2:21-22.
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Kej
2:24.

Dari ayat di atas jelas bahwa ide awal adanya sebuah keluarga adalah
murni inisiatif Allah. Dia sendiri mengakui bahwa tidak baik jika
manusia itu seorang diri saja. Manusia harus memiliki penolong yang
lain. Harus di akui bahwa manusia itu adalah makluk sosial yang tidak
bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Menurut Allah manusia perlu
penolong yang yang lain agar hidupnya menjadi efektif dalam
menjalankan mandat budaya yang di embankan Tuhan Allah kepadanya.
Di dalam kitab-kitab perjanjian lama banyak di isi dengan membahas
keluarga, di mulai dengan keluarga Adam dan Hawa selanjutnya ada
keluarga Abraham dan Sara, keluarga Ishak, keluarga Yakub, keluarga
Daud , bahkan keluarga yang berkonotasi kurang memberi contioh
positif seperti keluarga Elimelek, keluarga Ahab dll. Kitab-kitab
dalam Perjanjian Lama di tutup dengan kitab Maleakhi yang pada pasal
dan ayat terakhirnya di tutup dengan Firman yang berbunyi demikian:
Sesunggunya aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya
hari Tuhan yang besar dan dashyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada kepada
bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah


Mal 4:5-6.
Jadi kitab perjanjian lama di mulai dengan berita tentang keluarga,
banyak di isi oleh berita-berita tentang keluarga baik sisi positif
maupun negatif, dan di akhiri dengan berita tentang pemulihan
keluarga.
Bagaimana dengan berita dalam kitab perjanjian baru? Dalam kitab
Matius yang adalah kitab pertama dalam perjanjian baru kita melihat
matius mencatat tentang silsilah Yesus Kristus, matius juga mencatat
pertama kali Tuhan Yesus melakukan mujizat adalah mengubah air
menjadi air anggur yang terjadi di Kana dalam sebuah pernikahan.
Selanjutnya kita banyak menemukan ayat –ayat tentang keluarga yang
khususnya dalam kitab suratan. Jadi tidak bisa di sangkal lagi bahwa
Allah sangat care dengan apa yang namanya keluarga. Dalam kitab
Maleakhi tadi di katakan Allah akan mengadakan pemulihan di
tengah-tengah keluarga agar hati bapa kembali kepada anak-anakya,
demikian sebaliknya hati anak-anak berbalik kepada bapanya, lalu Dia
menambahkan supaya jangan Aku datang memukul bumi.
Dari ayat ini tersurat dan tersirat ada masalah serius yang sedang
melanda keluarga-keluarga yang ada di dunia ini khususnya di tengah
Gereja Tuhan. Jika Allah harus turun tangan untuk memulihkan keluarga
berarti keadaan keluarga sudah sangat memperihatinkan. Sehingga Allah
harus menambahkan agar Aku jangan datang memukul bumi sehingga musnah.
Apakah yang telah menyebabkan hati anak anak menjauh dari bapaknya dan
hati bapak-bapak tidak sepaham dengan hati anak-anak? Tentu saja kita
sepakat bahwa penyebab atau biang kerok utama dalam perpecahan itu
adalah Iblis di samping masalah-masalah lain di antaranya hubungan
interaksi yang buruk, komunikasi yang tidak baik, gaya kepemimpinan
yang otoriter dll.

Identifikasi masalah.
Jika kita mau mengkoseling orang atau siapapun yang bermasalah, maka
kita harus terlebih dahulu mengetahui apa yang menjadi penyebab
masalah itu ada. Seorang dokter yang akan mengoperasi pasiennya yang
terserang penyakit usus buntu misalnya, maka dokter tersebut terlebih
dahulu memastikan apa yang menjadi keluhan pasien, penyakit apa yang
menyerang pasien, bisa dengan melihat hanya melalui gejala-gejala yang
di keluhkan oleh pasien, bisa juga dengan melalui rontgent atau alat
potret yang menggunakan sinar –X yang dapat menembus bagian-bagian
dalam tubuh. Sebab jika dokter salah mendiagnosa lalu sembarangan
melakukan pembedahan maka sangat berbahaya untuk si pasien.
Demikianlah dengan konselor yang akan mengobati penyakit jiwani dan
rohani dari seseorang yang bermasalah, dia harus terlebih dahulu
mengidentifikasi masalah dari orang tersebut.
Apakah di sebabkan oleh problem komunikasi, masalah ekonomi, masalah
sosial, atau masalah pengabaian terhadap nasihat Firman Allah.

Kenakalan Remaja
2 Timotius 3:1-2 katakan bahwa hari-hari terakhir akan terjadi
manusia akan mencintai diri sendiri, menjadi hamba uang, membual dan
menyombongkan diri, memberontak terhadap orang tua dan tidak tahu
berterima kasih. Orang-orang yang di sebutkan ini bukanlah orang non
gereja, sebab dikatakan mereka adalah orang-orang yang tau beribadah
tapi memungkiri kekuatannya. Hal-hal semacam ini kita sering temui di
tengah masyarakat khususnya di dalam Gereja. Jadi sikap pengabaian
terhadap nasihat Firman dan sifat memungkiri kekuatan kuasa Ibadah
merupakan salah satu penyebab terjadinya keretakan-keretakan yang
berujung pada masalah perceraian dan perpecahan di tengah keluarga
Gereja Tuhan. Dikatakan oleh 2 Timotius bahwa anak-anak akan
memberontak terhadap orang tua. Zaman sekarang anak-anak bisa
menyaksikan melalui tayangan-tayangan positif disamping hal-hal
negatif melalui telefisi maupun internet berbagai hal yang yang
justru mengajarkan gaya hidup hedonis dan glamour yang jika tidak di
arahkan dapat mempengaruhi untuk anak tersebut meniru gaya hidup
yang sangat berbahaya itu, akibatnya mereka menuntut kepada orang tua
untuk membiayai hasrat hidup yang mereka contoh dari idola-idolanya
tersebut. Ketika orang tua tidak menyetujui keinginan mereka, baik
karena alasan tak ma pu atau tak setuju, maka mereka memberontak
terhadap orang tua .Hal inilah yang menyebabkan angka kejahatan remaja
yang di rilis oleh kepolisian dan lembaga swadaya perlindungan anak
khususnya yang terjadi di Indonesia sangat mencengangkan. Setiap tahun
grafiknya menunjukan peningkatan yang sangat signifikan. Lebih
mencengangkan lagi informasi yang di rilis oleh kepalah BNN bapak
Beni Mamoto yang kebetulan beliau adalah umat kristiani, mengatakan
bahwa pengedar dan pengguna narkoba dari kalangan gereja sangat
tinggi prosentasenya. Bahkan beliau menambahkan peredaran narkoba yang
paling aman yang di pilih oleh bandar-bandar narkoba adalah di dalam
Gereja. Informasi semacam ini kiranya perlu menjadi perhatian kita
bersama di dalam mengidentifikasi masalah-masalah laten yang terjadi
didalam gereja supaya kita dapat dengan cepat memberi solusi dan
menyelesaikan masalah ketika melakukan pelayanan konseling.

Problem perceraian .
Pernikahan adalah komitmen bersama berdasarkan perjanjian yang
bersifat mengikat untuk hidup bersama dalam hubungan secara moral
yang di akui oleh Tuhan dan masyarakat di lakukan secara lisan atau
verbal yang mendapat pengesahan dan keabsahan dalam hukum dan dalam
Tuhan.

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. karena itu, apa
yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.


Matius 19:6.
Ayat di atas menunjukkan secara tegas akan ketidak setujuan Allah pada
perceraian.
Jika orang orang bercerai berarti orang tersebut mengabaikan
kehendak Allah dan menuruti kedegilan hatinya semata-mata.
Banyak pertanyaan yang di tujukan oleh khususnya jemaat kepada
gembalah/Hamba-Hamba Tuhan; diantaranya apakah boleh bercerai?
Bagaimana jika pasangan kita tidak mengasihi kita? Bagaimana jika
tidak ada lagi kecocokan, dan bermacam-macam alasan yang di ajukan
tentang problem dalam rumah tangga khususnya di dalam gereja Tuhan.
Banyak pernikahan yang tidak langgeng karena pasangan suami istri
tidak mempunyai konsep yang benar tentang pernikahan atau justru
konsep pernikahan yang mereka pegang adalah konsep duniawi.
Sekarang ini perceraiaan oleh beberapa negara sudah di legalkan.
Bahkan yang paling mencengangkan adalah di legalkannya pernikahan
sejenis di beberapa negara dan sebagian besar negara mayoritas
penduduknya adalah kristiani. Itu konsep dunia tentang perceraian,
atas dasar hak asasi manusia maka pemerintah di beberapa negara
melegalkan akan perceraian dan pernikahan sejenis. Tentu saja hal-hal
semacam ini tidak boleh terjadi di tengah Gereja yang sungguh-sungguh
mengasihi Tuhan, sebab konsep seperti itu sangat menyakiti hati Tuhan.


Pelayanan konseling yang berlandas Firman Allah.

Setelah kita membahas tentang problem-problem yang ada di tengah
Gereja dan tantangan-tantangan yang harus di hadapi oleh gereja di
zaman sekarang yang begitu rumit dan kompleks, maka sebagai konselor,
kita wajib memiliki wawasan yang luas dalam pelayanan konseling agar
pelayanan kita efektif dan mampu memberikan solusi terbaik bagi mereka
yang sedang mengalami masalah.
Iblis berusaha menghancurkan gereja Tuhan dengan cara menghancurkan
keluarga. Anak-anak di hasut untuk memberonak kepada orang tua, suami
di buat tidak setia dan komitmen kepada pernikahan, istri di hasut
untuk tidak tunduk pada suami. Kekacauan semacam ini tentu saja biang
keroknya adalah kuasa kegelapan. Meski begitu kadang kalah problemnya
justru ada pada manusia tersebut. Jika dia tidak menuruti keinginan
nafsu dan kedegilan hati niscaya Iblis tidak bisa menjerumuskan dia.
Sehat atau tidaknya keluarga akan berakibat pada gereja, dan
masyarakat luas. Allah tidak menghendaki akan kehancuran gereja.
Allah merancang gereja sebagai alat pendamai dan pemersatu, dan
menjadikan gereja sebagai garam dan terang dunia. Jika Iblis berusaha
memecabelah dengan persoalan-persoalan yang di ciptakannya di tengah
dunia, maka Yesus datang memberikan nyawanya supaya dunia di
perdamaikan oleh DarahNya.
Pelayanan konseling yang tepat adalah yang berlandaskan Firman Allah.
Tadi di katakan gereja bercerai dan anak-anak memberontak k epada
orang tua karena gereja tidak memiliki konsep yang jelas tentang
pernikahan. Demikian juga anak-anak tidak memahami tentang pentingnya
penundukan diri terhadap otoritas.
Kita boleh memiliki banyak refrensi tentang konseling keluarga, tetapi
tidak ada solusi terbaik di tengah dunia ini kecuali Firman Allah.
Dunia akan merestui perceraian ketika tidak lagi menemukan kecocokan
dalam pernikahan.

Konsep pernikahan menurut firman Allah.
1. Pernikahan adalah perjanjian Ilahi
Dan kamu bertanya: Oleh karena apa? Oleh sebab Tuhan telah menjadi
saksi antara engkau dan istri masa mudamu yang kepadanya engkau tidak
setia, padahal dialah teman sekutumu dan istri seperjanjianmu


Maleakhi 2:14
Sebab Aku membenci perceraian, Firman Tuhan Allah Israel – juga
orang-orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, Firman Tuhan
semesta alam. Maka jagalah dirimu dan jangan berkhianat.


Maleakhi 2:16.
Ayat-ayat di atas dan banyak ayat lagi dalam Alkitab tentang
pernikahan kiranya menjadi acuan dasar para konselor dalam
mengkonseling keluarga-keluarga yang bermasalah. Firman Allah adalah
acuan dasar dalam menyelesaikan problem-problem dan konflik-konflik
yang ada di tengah gereja. Pernikahan adalah rancangan / idenya Allah
bukan manusia. Pernikahan adalah suatu kovenat/ perjanjian suami istri
dengan Kristus sebagai kepala keluarga.
2. Pernikahan adalah menghayati persatuan.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, mainkan satu. Karena Itu, apa yang
telah di persatukan Allah, tidak boleh di ceraikan manusia.


Matius 19:6.
Perjanjian Ilahi menjadikan suami istri menjadi satu di hadapan Allah.
Kunci dan kuasa perjanjian itu adalah dengan menghayati persatuan
suami istri melalui satu roh, satu jiwa, satu tubuh, satu visi, satu
keuangan. Jadi dalam segala hal suami dan istri hendaklah sehati.
3. Pernikahan adalah mengemban tanggung jawab.
Bagaimanapun juga ,bagi kamu masing-masing berlaku:kasihilah dirimu
seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya.


Ef 5:33.

Prinsip keluarga Ilahi adalah suami dan istri mempraktekkan tanggung
jawabnya masing-masing sesuai Firman Allah. Suami menjadi kepala dan
memimpin dengan mengasihi istri dan istri tunduk/hormat dan mendukung
suami.
Jika konsep pernikahan yang di rancang Tuhan di langgar oleh menusia
khususnya gereja Tuahan, maka pasti akan terjadi persoalan-persoalan
di tengah rumah tangga. Jadi sebagai konselor kita harus menjelaskan
Firman ini kepada pasien kita, agar mereka juga ikut bekerja sama
untuk mencari solusi dalam menyelesaikan konflik dalam rumah tangga
mereka. Tidak ada cara terbaik yang dapat membuat persoalan keluarga
untuk menemukan solusi terbaik kecuali dengan FirmanAllah. Jadi
sebagai konselor, dia harus terlebih dahulu menghayati dan melakukan
Firman ini agar segala nasehatnya dapat didengar dan di turuti oleh
pasien. Harus di akui bahwa persoalan keluarga yang terjadi di tengah
masyarakat bukanlah sesederhana yang kita pikirkan dan bayangkan.
Terlalu kompleks dan rumit hal-hal yang bisa kita temukan; di
antaranya masalah penghianatan, perselingkuhan dan ketidak setiaan
sampai pada masalah ekonomi sosial lingkungan dan banyak sebab-sebab
lain yang sangat beragam. Itu sebabnya kita perlu mengidentiikasi
sumber persoalannya. Menurut para ahli sumber perceraian yang terjadi
di tengah dunia kebanyakannya adalah masalah perselingkuhan dan
masalah ekonomi. Namun lebih dari itu problem utama terjadi konflik
di tengah rumah tangga adalah pengabaian terhadap konsep ilahi tentang
pernikahan yang Alkitabiah. Ketika orang melanggar prinsip-prinsip
yang di tetapkan Allah pasti akan menuai persoalan di tengah rumah
tangga.

Teknik dasar penanganan masalah rumah tangga.

Selain Firman Allah, yang adalah dasar utama dalam kita mengkonseling
dan menyelesaikan konflik rumah tangga, sebagai konselor kita juga
harus memiliki wawasan dasar dalam tehnik penanganan persoalan.
Biasanya ketika terjadi konflik pada suami dan Istri juga terhadap
hubungan anak dan orang tua, masing-masing cenderung membenarkan diri.
Tidak ada satu orangpun yang mau disalahkan karena demikianlah tabiat
dasar manusia.
Jadi jika ada suami istri yang bermasalah dan bersedia di konseling
sebaiknya kita memakai tehnik di konselin satu persatu. Mengajak
suami kesebuah ruangan, dengan tidak lupa istri atau suami konselor
menampingi konselor, hal ini di lakukan untuk menghindari prasgka dan
masalah baru yang mungkin saja muncul. Stelah di dalam ruangan khusus
kita berdoa terlebi dahulu seteah itu konselor sebaiknya mendengarkan
dulu secarah cermat keluhan –keluahan yang di sampaikan oleh yang
bersangkutan agar dapt mengidentifikasi masalah dengan benar, di
samping mempersilakan pasien mengeluarkan unek-unek. Sebab menurut
ilmu Psykologi seseorang yang bermasalah ketika mau di dengarkan oleh
orang lain kelukesahnya, suda menyelesaikan lebi dari lima puluh
persen dari problemnya.Setelah kita mendengar baru kita memberikan
masukan-masukan yang tentu saja berdasar Firman Allah. Kita tidak
segan-segan mengkoreksi jika ada yang perlu di koreksi yang penting
semuanya yang menjadi acuan berfikir dan nasehat kita berdasarkan
Firman yang kita yakini.Jika mereka mau di nasehati dan mau bewrdamai
berarti kita telah berhasil dalam pelayanan konseling .
Setelah suami selesai di konseling, giliran istri dengan memakai
metode yang sama ketika mengkonseling suami. Baru setelah itu kita
mengajak suami istri bergabung dan memberikan nasehat-nasehat yang
sesuai dengan firman Allah.Jika mereka mau mendengarkan
nasihat-nasihat dan mau berdamai berarti konselor telah berhasil dalam
pelayanan konselingnya. Langka selanjutnya adalah mendoakan dan
melakukan pembinaan rohani agar suami istri dan anak-anak, mau
mentaati prisip-prinsip pernikahan sesuai Firman Allah.

Penanganan kenakalan remaja.
Membahas tentang keluarga tidak hanya seputar masalah suami dan
istri. Tetapi ada anak-anak yang merupakan bagian yang tidak kalah
penting dalam urursan konseling.
Remaja adalah seseorang yang sedang mencari identitas diri. Mereka
cenderung meniru dan mengikuti gaya yang sedang ngetren agar tidak di
sebut ketinggalan zaman. Celakanya ketika mereka berada dalam
lingkungan yang tidak baik remaja sangat rentan terpengaruh oleh
lingkungan tersebut.Disamping lingkungan tayangan –tayangan melalui
telefisi dan internet yang tidak mendidik sangat berpotensi melahirkan
remaja-remaja yang berperilaku buruk dan memberonak terhadap orang
tua.Itu sebabnya peran kita khususnya orang tua sangat besar untuk
membuat generasi penerus yang sedang mencari identitas diri di arahkan
ke hal-hal positif. Agar energi anak renaja yang cenderung lebi di
salurkan kehal-hal positif. Seorang anak harus dididik dengan
kebenaran Firman Allah sedini mungkin.

Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman.

Mazmur 119:9.
Jadi sama dengan menangani problem dalam pernikahan yang harus
berlandaskan Firaman Allah, menangani remajapun harus demikian yaitu
berdasar Firman.Ketika anak remaja mengalami persoalan apapun, firman
adalah solusinya.

Kesimpulan.

Pelayanan konseling rumah tangga adalah suatu pelayanan yang sangat
penting di tengah gereja Tuhan. Iblis dan dunia berusaha merusak rumah
tangga-rumah tangga orang percaya.Sebab dia tahu bahwa jika keluarga
kristen hancur maka akan berdampak pada gereja.Allah tidak menghendaki
kehancuran rumah tangga orang percaya, itu sebabnya Dia mengutus kita
sebagai pendamai-pendamai dalam pelayanan konseling agar gereja di
berkati dan menjadi berkat.Marilah kita dengan penuh kerelaan dan giat
selalu dalam mengerjakan pelayanan ini sebab jeri paya kita tidak
sia-sia.Kita terus belajar meningkatkan kwalitas pelayanan konseling
agar semakin efektif dan memuliakan Allah. Kita harus menyadari bahwa
problem-problem yang timbul di tengah gereja Tuhan, bukanlah sederhana
dan muda, justru sebaliknya sangat rumit dan kompleks, tetapi kita
punya Yesus yang adalah Juru damai yang sempurna, Dia pasti menolong
kita dan selalu memberi jalan keluar.
AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar