PELAYANAN HOLISTIK BAGI ANAK PUTUS SEKOLAH DISEBABKAN KARENA
KEMISKINANA DI DAERAH PINRANG,
DISUSUN
MARNI
NPM: 20100111
TUGAS INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH MISIHOLISTIK YANG
DIBIMBING OLEH ADRIANUS PASASA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
SEKOLAH ALKITAB PENGEMBANGAN PEDESAAN INDONESIA
( STT SAPPI )
Cianjur, Maret 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang pendidikan orang tua
Latar belakang pendidikan orang tua, adalah hampir dikatakan rata-rata
orang tua mereka adalah semua petani dan tidak ada pekerjaan bahkan
ada yang tidak mempunyai lahan sendiri, tidak sekolah. Sehingga banyak
dari anak-anak tidak dapat sekolah disebabkan latar belakang orang
tua yang tidak mempunyai kemampuan untuk membiayai anak-anaknya dalam
bangku pendidikan.
2. Tujuan Masalah
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan bagaimana
peranan pemerintah daerah dan hamba Tuhan dalam pemberdayaan masyarkat
khususnya dalam pengentasan anak putus sekolah, di Kecamatan Lembang
Kabupaten Pinrang. Anak putus sekolah di Kecamatan Lembang Kabupaten
Pinrang, ada begitu banyak sehingga penulis mempunyai kerinduan untuk
dapat melihat anak yang putus sekolah, disebabkan oleh karena
kurangnya biaya, atau karena keadaan ekonomi.
3. Rumusan masalah
Untuk mencapai derajat anak yang putus sekolah dan bisa sekolah
kembali yang sertinggi-tingginya, sangat diperlukan perhatian dan
tanggung jawab dari Pemerintah terhadap pelaksanaan pelayanan.
Masyarakat merupakan komponen yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan dan hasil dari pelakasanaan kebijakan pelayanan kepada anak
putus sekolah. Olehnya itu Penulis membatasi permasalahan dengan
lingkup sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi Masyarakat terhadap Kebijakan pelayanan anak
putus sekolah Masyarakat Pinrang ?
2. Apa faktor yang mempengaruhi pelayanan anak putus sekolah di Pusat
Masyarakat Pinrang ?
Bab II
KEMISKINAN
1. Pengertian Kemiskinan
"Kemiskinan adalah kekurangan dana untuk biaya hidup, misalnya,
kekurangan dana untuk membeli makanan, membayar sewa rumah tinggal,
membeli pakaian, membiayai pelayanan, kesehatan dan pendidikan, serta
kepentingan hidup lainnya".
Kemiskinan yang terjadi karena pendapatan yang rendah yang di sebabkan
oleh berbagai macama soal hidup, misalnya lahan tidak ada/kecil, tidak
ada pendidikan, tidak ada keterampilan, pekerjaan, menjadi
pengangguran. Dan disebabkan karena malas. Banyak anak-anak yang
menjadi depresi oleh karena tidak sekolah mereka sedang sekolah tetapi
karena biaya tidak cukup menjadi malu,dan tertekan disebabkan karena
biaya hidup sekolah kurang, pendapatan orang tua tidak menjamin
sekolah anak-anak.
2. Kondisi obyektif anak putus sekolah
Kondisi obyektif anak putus sekolah di Kecamatan Lembang " mencapai
angka 979 anak, terdiri dari tingkat SD berjumlah 166 anak, SMP 372,
dan SMA 441 anak" . Begitu menyedihkan kalau kita dapat melihat
keadaan seperti ini. Pertanyaannya ini tanggungjawab siapa? Dimana
masa depan anak sangat berkurang oleh karena kondisi dari keluarga
mereka.
Dengan adanya penelitian penulis berharap akan adanya perkembangan
yang akan diperoleh dan dapat membantu bagi anak putus sekolah karena
keadaan ekonomi. Masa depan anak menjadi terhambat, bahkan boleh
dikatakan bahwa masa depan anak adalah suram. Merupakan sangat
menyedihkan anak-anak ini mereka hanya dapat berputus asa dan banyak
yang menjadi pengangguran, dan membantu orang tua, bahkan ada begitu
banyak menjadi anak jalanan.
'Berusia sekitar dua sampai 15 tahun. Mereka umumnya tidak lagi
mengenal dunia pendidikan dan dunia keluarga. Mereka tidak mengenal
dunia pendidikan. Mereka tidak mengenal lagi dunia bermain dan
sebagainya. Mereka berhadapan dengan kekerasan di jalanan setiap hari.
Kita bisa bayangkan anak-anak pada usia dua tahun terpaksa harus
menghidupi diri sendiri dan keluarganya dengan menghadapi kekerasan
yang begitu luar biasa.
3. faktor penyebab anak putus sekolah
'Situasi anak putus sekolah cukup memprihatinkan karena sampai hari
ini masalah-masalah anak, khususnya pada anak-anak yang berada di
jalanan ini yang tidak mempunyai keluarga,dan bahkan menjadi tulang
punggung keluarganya sendiri, belum mendapat perhatian yang serius
dari pemerintah. Jumlahnya terus-menerus meningkat. Bahkan pemerintah
sendiri tidak punya data.
BAB III
JAWABAN PELAYANAN HOLISTIK ANAK PUTUS SEEKOLAH
Berdasarkan 4 kasus yang ditemukan penulis, faktor yang menjadi
penyebab anak tidak atau putus sekolah adalah:
1. Lemahnya ekonomi keluarga
Orang yang jujur biarpun miskinnya ia adalah raja karena kejujurannya.
Dari ketulusan hatinya ia dapat membuktikan, dari sikapnya, namun yang
sering kali terjadi adalah orang yang miskin semakin ditindas dan dari
kepolosannya orang kya dapat memanfaatkan mereka, sehingga yang
terjadi adalah orang miskin semakin miskin dan orang kaya akan semakin
kaya. Karena dari kekayaannya ia dapat berkuaasa.
Orang miskin sering kelaparan dan tidak dapat makan dan kita sering
melihat banyak orang miskin banyak meninggal karena kelaparan. seperti
dalam " Lazarus, orang miskin, berbaring sakit didepan pintu seorang
kaya dan berharap mendapat sesuatu yang jatuh dari meja orang kaya
itu, untuk sekedar menghilangkan rasa laparnya itu (Luk. 16:20).
Gambaran tentang orang miskin dapat kita lihat di dalam, " Perjanjian
Baru kemiskinan pada dasarnya, orang-orang miskin itu sangat miskin,
mereka hidup begitu saja diujung batas hidup , mereka sering disamakan
dengan orang-orang yang sakit para tidak bisa ngapain-ngapain lagi,
cacat, hanya dapat berpakaian seadanya dan hanya dapat membutuhkan
orang lain" . Itulah yang sering di samakan dengan orang miskin tidak
dapat berbuat apa-apa hanya mereka bisa menantikan pertolongan. Inilah
yang membuat anak-anak banyak putus sekolah.
"Salah satu sifat yang dipuji dan dihargai orang ialah kejujuran. Jika
kita berterusterang dan tulus kemungkinan besar orang-orang menaruh
kepercayaan. Tak seorangpun mau mempercayai orang yang ia tidak rasa
tidak jujur. Apabila seorang merasa bahwa kita adalah seorang yang
jujur sehingga ia dapat empercayai kita. Keadaan dapat dipercayai
merupakan suatu faktor yang penting sekali dalam menimbulkan
kepercayaan diantara sesama manusia.
2. Kondisi lingkungan tempat tinggal,dan teman bergaul
Lingkungan sosial, ekonomi masyarakat yang tidak kondusif dapat
menjadi biang keladi dari kegagalan kinerja kebijakan. Karena itu
upaya untuk meningkatkan masyarakat untuk dapat bangkit dari
hidupnya,kebijakan harus pula memperhatikan kondisi lingkungan agar
eksternal.
Oleh karena itu kaum miskin kebanyakan menjadi korban keadaan atau
juga menyumbang terhadap kemiskinan mereka. Sehingga dapat pula
terpengaruh dari teman sepergaulannya. Oleh karena itu pandangan kita
dalam dunia pendidikan mereka sangat rendah sehingga banyak anak-anak
putus sekolah.
Oleh pengaruh dari lingkungan sehingga membuat anak-anak tidak sekolah
dan biaya/dana tidak cukup. Dan pengaruhnya dari sini kebanyak
orang-orang miskin menjadi minder menjadi malu karena tetangga.
Sehingga banyak mengalami saat putus asa. " Setiap orang pernah
mengalami saat-saat dimana ia merasa bingung atau putus asa. Mungkin
kita semua pernah mengalami saat dimana segala sesuatu tampaknya serba
salah".
Orang yang mengalami putus asah bukan hanya karena masalah banyak atau
di kagetkan, tetapi bisa juga karena dari kemiskinan atau putus
sekolah. " Orang yang mengalami putus asah sehingga depresi tidak
hanya mengalami ketidakbahagiaan secara pribadi tetapi
ketidakmampuannya untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan atau
menggerogoti dari kehidupannya ".
Sukar sekali bagi kita untuk dapat memahami orang yang sedang putus
asa, apabila kita sendiri tidak pernah mengalami hal yang demikian.
Orang-orang tersebut sering mengkritik tetapi mereka sesungguhnya
tidak tahu apa yang mereka lakukan, dan mereka merasa sudah
bersukacita karena sudah mengalami kesenangan dan tidak pernah tahu
bagaimana sesungguhnya kehidupannya.
3. Pandangan masyarakat mengenai pendidikan.
Pandangan masyarakat megenai pendidikan adalah sangat bagus namun
mereka hanya berpasra diri karena mereka sudah melihat keadaan mereka.
Dari sinilah kita dapat memperhatikan sebenarnya apa yang menjadi
tugas dan tangungjawab dan Peranan pemerintah daerah Kabupaten Pinrang
dan hamba Tuhan. Dalam mengatasi, sulusi untuk mencari jalan keluar
agar masyarakat dapat terbuka dalam dunia pendidikan. Dan membantu
masyarakat untuk keluar dari masalahnya.
4. Membuat suatu kebijakan untuk mengentaskan anak putus sekolah.
Salah satu langkah strategi yang harus penulis lakukan dalam
mengetaskan/menyelesaikan anak putus sekolah yang disebabkan oleh
karena kemiskinan, dalam upaya untuk memotong mata rantai lingkaran
setan, kemiskinan adalah dengan meningkatkan pendidikan anak keluarga
miskin.
Bantuan kepada mereka yang akan diberikan, penulis tidak akan langsung
untuk memberikan dalam pembebasan biaya/dana, disisi lain penulis
tidak mempunyai modal tetapi penulis akan melakukan. Pertama
mengumpulkan anak-anak ,Mencari dana, melalui media juga, dalam
melakukan pembinaan, les anak-anak, untuk pembelian buku, dan
peralatan sampai mereka akan selesai. Anak-anak keluarga miskin akan
diberikan keterampilan yang memadai, sehingga setelah lulus mereka
dapat bekerja. Dan meminta bantuan kepada aparat pemerintah setempat.
Penulis juga bisa masuk dalam berbagai keterampilan, dalam bentuk
pencarian dana dan melalui membuat produk yang akan penulis lakukan
dan supaya penulis dapat membantu. Dengan adanya program bantuan yang
dibuat diharapkan dapat berjalan dengan baik.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Yang menjadi kesimpulan saya adalah banyak hal yang harus kita lakukan
dalam melayani,seperti Optimalisasi dalam melakukan pelayan bagian
pendidikan bagi masyarakat msikin, dan anak putus sekolah. Pelayanan
yang dilakukan bukan hanya dimibar, tetapi, Pelayanan pada hakikatnya
adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan suatu proses.
sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.
Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain dengan penuh
kerelaan tanpa mengaharapkan imbalan.
2. Saran
Melalui makalah yang penulis buat, maka penulis akan memberikan saran:
a. Pemerintah dan hamba Tuhan
Pemerintah dan hamba Tuhan agar dapat lebih aktif atau memperhatikan
bagi anak yang putus sekolah. Supaya anak-anak tidak putus sekolah
hanya karena factor biaya, tetapi mereka juga dapat menikmati
pendidikan.
b. Orang tua
Melalui pelayanan holistik yang dilakukan penulis berharap agar orang
tua tidak lagi merasa minder/malu, oleh karena keadaan yang
menyebabkan mereka merasa tidak mampu, tetapi mereka dapat bangkit
memikirkan apa harus dilakukan dalam masalah keluarganya, dan dapat
menyekolahkan anak-anaknya. Supaya anak-anak dapat sekolah kembali dan
tidak mudah putus asah, tetapi anak-anak ini dapat terbuka dan melihat
masa depan mereka.
KEMISKINANA DI DAERAH PINRANG,
DISUSUN
MARNI
NPM: 20100111
TUGAS INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH MISIHOLISTIK YANG
DIBIMBING OLEH ADRIANUS PASASA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
SEKOLAH ALKITAB PENGEMBANGAN PEDESAAN INDONESIA
( STT SAPPI )
Cianjur, Maret 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang pendidikan orang tua
Latar belakang pendidikan orang tua, adalah hampir dikatakan rata-rata
orang tua mereka adalah semua petani dan tidak ada pekerjaan bahkan
ada yang tidak mempunyai lahan sendiri, tidak sekolah. Sehingga banyak
dari anak-anak tidak dapat sekolah disebabkan latar belakang orang
tua yang tidak mempunyai kemampuan untuk membiayai anak-anaknya dalam
bangku pendidikan.
2. Tujuan Masalah
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan bagaimana
peranan pemerintah daerah dan hamba Tuhan dalam pemberdayaan masyarkat
khususnya dalam pengentasan anak putus sekolah, di Kecamatan Lembang
Kabupaten Pinrang. Anak putus sekolah di Kecamatan Lembang Kabupaten
Pinrang, ada begitu banyak sehingga penulis mempunyai kerinduan untuk
dapat melihat anak yang putus sekolah, disebabkan oleh karena
kurangnya biaya, atau karena keadaan ekonomi.
3. Rumusan masalah
Untuk mencapai derajat anak yang putus sekolah dan bisa sekolah
kembali yang sertinggi-tingginya, sangat diperlukan perhatian dan
tanggung jawab dari Pemerintah terhadap pelaksanaan pelayanan.
Masyarakat merupakan komponen yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan dan hasil dari pelakasanaan kebijakan pelayanan kepada anak
putus sekolah. Olehnya itu Penulis membatasi permasalahan dengan
lingkup sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi Masyarakat terhadap Kebijakan pelayanan anak
putus sekolah Masyarakat Pinrang ?
2. Apa faktor yang mempengaruhi pelayanan anak putus sekolah di Pusat
Masyarakat Pinrang ?
Bab II
KEMISKINAN
1. Pengertian Kemiskinan
"Kemiskinan adalah kekurangan dana untuk biaya hidup, misalnya,
kekurangan dana untuk membeli makanan, membayar sewa rumah tinggal,
membeli pakaian, membiayai pelayanan, kesehatan dan pendidikan, serta
kepentingan hidup lainnya".
Kemiskinan yang terjadi karena pendapatan yang rendah yang di sebabkan
oleh berbagai macama soal hidup, misalnya lahan tidak ada/kecil, tidak
ada pendidikan, tidak ada keterampilan, pekerjaan, menjadi
pengangguran. Dan disebabkan karena malas. Banyak anak-anak yang
menjadi depresi oleh karena tidak sekolah mereka sedang sekolah tetapi
karena biaya tidak cukup menjadi malu,dan tertekan disebabkan karena
biaya hidup sekolah kurang, pendapatan orang tua tidak menjamin
sekolah anak-anak.
2. Kondisi obyektif anak putus sekolah
Kondisi obyektif anak putus sekolah di Kecamatan Lembang " mencapai
angka 979 anak, terdiri dari tingkat SD berjumlah 166 anak, SMP 372,
dan SMA 441 anak" . Begitu menyedihkan kalau kita dapat melihat
keadaan seperti ini. Pertanyaannya ini tanggungjawab siapa? Dimana
masa depan anak sangat berkurang oleh karena kondisi dari keluarga
mereka.
Dengan adanya penelitian penulis berharap akan adanya perkembangan
yang akan diperoleh dan dapat membantu bagi anak putus sekolah karena
keadaan ekonomi. Masa depan anak menjadi terhambat, bahkan boleh
dikatakan bahwa masa depan anak adalah suram. Merupakan sangat
menyedihkan anak-anak ini mereka hanya dapat berputus asa dan banyak
yang menjadi pengangguran, dan membantu orang tua, bahkan ada begitu
banyak menjadi anak jalanan.
'Berusia sekitar dua sampai 15 tahun. Mereka umumnya tidak lagi
mengenal dunia pendidikan dan dunia keluarga. Mereka tidak mengenal
dunia pendidikan. Mereka tidak mengenal lagi dunia bermain dan
sebagainya. Mereka berhadapan dengan kekerasan di jalanan setiap hari.
Kita bisa bayangkan anak-anak pada usia dua tahun terpaksa harus
menghidupi diri sendiri dan keluarganya dengan menghadapi kekerasan
yang begitu luar biasa.
3. faktor penyebab anak putus sekolah
'Situasi anak putus sekolah cukup memprihatinkan karena sampai hari
ini masalah-masalah anak, khususnya pada anak-anak yang berada di
jalanan ini yang tidak mempunyai keluarga,dan bahkan menjadi tulang
punggung keluarganya sendiri, belum mendapat perhatian yang serius
dari pemerintah. Jumlahnya terus-menerus meningkat. Bahkan pemerintah
sendiri tidak punya data.
BAB III
JAWABAN PELAYANAN HOLISTIK ANAK PUTUS SEEKOLAH
Berdasarkan 4 kasus yang ditemukan penulis, faktor yang menjadi
penyebab anak tidak atau putus sekolah adalah:
1. Lemahnya ekonomi keluarga
Orang yang jujur biarpun miskinnya ia adalah raja karena kejujurannya.
Dari ketulusan hatinya ia dapat membuktikan, dari sikapnya, namun yang
sering kali terjadi adalah orang yang miskin semakin ditindas dan dari
kepolosannya orang kya dapat memanfaatkan mereka, sehingga yang
terjadi adalah orang miskin semakin miskin dan orang kaya akan semakin
kaya. Karena dari kekayaannya ia dapat berkuaasa.
Orang miskin sering kelaparan dan tidak dapat makan dan kita sering
melihat banyak orang miskin banyak meninggal karena kelaparan. seperti
dalam " Lazarus, orang miskin, berbaring sakit didepan pintu seorang
kaya dan berharap mendapat sesuatu yang jatuh dari meja orang kaya
itu, untuk sekedar menghilangkan rasa laparnya itu (Luk. 16:20).
Gambaran tentang orang miskin dapat kita lihat di dalam, " Perjanjian
Baru kemiskinan pada dasarnya, orang-orang miskin itu sangat miskin,
mereka hidup begitu saja diujung batas hidup , mereka sering disamakan
dengan orang-orang yang sakit para tidak bisa ngapain-ngapain lagi,
cacat, hanya dapat berpakaian seadanya dan hanya dapat membutuhkan
orang lain" . Itulah yang sering di samakan dengan orang miskin tidak
dapat berbuat apa-apa hanya mereka bisa menantikan pertolongan. Inilah
yang membuat anak-anak banyak putus sekolah.
"Salah satu sifat yang dipuji dan dihargai orang ialah kejujuran. Jika
kita berterusterang dan tulus kemungkinan besar orang-orang menaruh
kepercayaan. Tak seorangpun mau mempercayai orang yang ia tidak rasa
tidak jujur. Apabila seorang merasa bahwa kita adalah seorang yang
jujur sehingga ia dapat empercayai kita. Keadaan dapat dipercayai
merupakan suatu faktor yang penting sekali dalam menimbulkan
kepercayaan diantara sesama manusia.
2. Kondisi lingkungan tempat tinggal,dan teman bergaul
Lingkungan sosial, ekonomi masyarakat yang tidak kondusif dapat
menjadi biang keladi dari kegagalan kinerja kebijakan. Karena itu
upaya untuk meningkatkan masyarakat untuk dapat bangkit dari
hidupnya,kebijakan harus pula memperhatikan kondisi lingkungan agar
eksternal.
Oleh karena itu kaum miskin kebanyakan menjadi korban keadaan atau
juga menyumbang terhadap kemiskinan mereka. Sehingga dapat pula
terpengaruh dari teman sepergaulannya. Oleh karena itu pandangan kita
dalam dunia pendidikan mereka sangat rendah sehingga banyak anak-anak
putus sekolah.
Oleh pengaruh dari lingkungan sehingga membuat anak-anak tidak sekolah
dan biaya/dana tidak cukup. Dan pengaruhnya dari sini kebanyak
orang-orang miskin menjadi minder menjadi malu karena tetangga.
Sehingga banyak mengalami saat putus asa. " Setiap orang pernah
mengalami saat-saat dimana ia merasa bingung atau putus asa. Mungkin
kita semua pernah mengalami saat dimana segala sesuatu tampaknya serba
salah".
Orang yang mengalami putus asah bukan hanya karena masalah banyak atau
di kagetkan, tetapi bisa juga karena dari kemiskinan atau putus
sekolah. " Orang yang mengalami putus asah sehingga depresi tidak
hanya mengalami ketidakbahagiaan secara pribadi tetapi
ketidakmampuannya untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan atau
menggerogoti dari kehidupannya ".
Sukar sekali bagi kita untuk dapat memahami orang yang sedang putus
asa, apabila kita sendiri tidak pernah mengalami hal yang demikian.
Orang-orang tersebut sering mengkritik tetapi mereka sesungguhnya
tidak tahu apa yang mereka lakukan, dan mereka merasa sudah
bersukacita karena sudah mengalami kesenangan dan tidak pernah tahu
bagaimana sesungguhnya kehidupannya.
3. Pandangan masyarakat mengenai pendidikan.
Pandangan masyarakat megenai pendidikan adalah sangat bagus namun
mereka hanya berpasra diri karena mereka sudah melihat keadaan mereka.
Dari sinilah kita dapat memperhatikan sebenarnya apa yang menjadi
tugas dan tangungjawab dan Peranan pemerintah daerah Kabupaten Pinrang
dan hamba Tuhan. Dalam mengatasi, sulusi untuk mencari jalan keluar
agar masyarakat dapat terbuka dalam dunia pendidikan. Dan membantu
masyarakat untuk keluar dari masalahnya.
4. Membuat suatu kebijakan untuk mengentaskan anak putus sekolah.
Salah satu langkah strategi yang harus penulis lakukan dalam
mengetaskan/menyelesaikan anak putus sekolah yang disebabkan oleh
karena kemiskinan, dalam upaya untuk memotong mata rantai lingkaran
setan, kemiskinan adalah dengan meningkatkan pendidikan anak keluarga
miskin.
Bantuan kepada mereka yang akan diberikan, penulis tidak akan langsung
untuk memberikan dalam pembebasan biaya/dana, disisi lain penulis
tidak mempunyai modal tetapi penulis akan melakukan. Pertama
mengumpulkan anak-anak ,Mencari dana, melalui media juga, dalam
melakukan pembinaan, les anak-anak, untuk pembelian buku, dan
peralatan sampai mereka akan selesai. Anak-anak keluarga miskin akan
diberikan keterampilan yang memadai, sehingga setelah lulus mereka
dapat bekerja. Dan meminta bantuan kepada aparat pemerintah setempat.
Penulis juga bisa masuk dalam berbagai keterampilan, dalam bentuk
pencarian dana dan melalui membuat produk yang akan penulis lakukan
dan supaya penulis dapat membantu. Dengan adanya program bantuan yang
dibuat diharapkan dapat berjalan dengan baik.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Yang menjadi kesimpulan saya adalah banyak hal yang harus kita lakukan
dalam melayani,seperti Optimalisasi dalam melakukan pelayan bagian
pendidikan bagi masyarakat msikin, dan anak putus sekolah. Pelayanan
yang dilakukan bukan hanya dimibar, tetapi, Pelayanan pada hakikatnya
adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan suatu proses.
sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.
Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain dengan penuh
kerelaan tanpa mengaharapkan imbalan.
2. Saran
Melalui makalah yang penulis buat, maka penulis akan memberikan saran:
a. Pemerintah dan hamba Tuhan
Pemerintah dan hamba Tuhan agar dapat lebih aktif atau memperhatikan
bagi anak yang putus sekolah. Supaya anak-anak tidak putus sekolah
hanya karena factor biaya, tetapi mereka juga dapat menikmati
pendidikan.
b. Orang tua
Melalui pelayanan holistik yang dilakukan penulis berharap agar orang
tua tidak lagi merasa minder/malu, oleh karena keadaan yang
menyebabkan mereka merasa tidak mampu, tetapi mereka dapat bangkit
memikirkan apa harus dilakukan dalam masalah keluarganya, dan dapat
menyekolahkan anak-anaknya. Supaya anak-anak dapat sekolah kembali dan
tidak mudah putus asah, tetapi anak-anak ini dapat terbuka dan melihat
masa depan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar