Penganut budaya ini beranggapan bahwa ada hari-hari tertentu yang bisa
memberikan keberuntungan dan juga ada hari-hari tertentu yang bisa
menimbulkan hal-hal yang tidak baik apabila mereka mulai mengerjakan
sesuatu pada hari tersebut.
Khususnya masyarakat yang kami amati di kampung Salutik, mereka sangat
percaya akan hal tersebut, sehingga ada orang-orang tertentu yang
dipercaya bisa menentukan dan melihat hari/bulan/tahun yang sesuai dan
dianggap bisa memberikan keberuntungan. Misalnya menentukan waktu
pernikahan, bercocok tanam, membangun rumah, panen dll. Semuanya ini
harus sesuai dengan petunjuk dari orang yang dipercaya bisa melihat
waktu yang dianggap bisa memberikan keberuntungan.
Masyarakat yang ada di sana mayoritas beragama Kristen, namun
kehidupan mereka juga masih terlibat dengan hal-hal yang disebutkan di
atas. Bahkan majelis sendiri pun masih mempraktekkan hal-hal yang
demikian.
Pola kehidupan dari masyarakat Salutik yaitu dengan bertani dan
beternak. Ini merupakan suatu kekuatan/potensi yang bisa dikembangkan,
karena mereka hanya mengolah lahan dan beternak dengan alat dan cara
yang masih sangat sederhana dan masih banyak lagi yang bisa
dikembangkan.
Dengan pola kehidupan yang demikian mereka menjalin hubungan sosial
dengan baik. Rasa kekeluargaan bisa terbangun melalui gotong royong.
Metode yang akan digunakan adalah melakukan pendekatan kepada
orang-orang tertentu agar kita dapat mengubah pola pemikiran mereka.
Sebenarnya bukan harinya yang tidak baik tetapi misalnya jika dalam
bercocok tanam mungkin musimnya tidak sesuai. Misalnya seseorang akan
menanam padi sawah pada musim kemarau maka hal ini tentunya tidak
sesuai dengan waktunya.
Sangat penting menekankan bagi mereka bahwa semua hari diciptakan
Tuhan itu baik. Apabila mereka mengalami kegagalan itu tidak
disebabkan oleh waktu/hari di mana memulai pekerjaan tersebut tetapi
ada begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.
memberikan keberuntungan dan juga ada hari-hari tertentu yang bisa
menimbulkan hal-hal yang tidak baik apabila mereka mulai mengerjakan
sesuatu pada hari tersebut.
Khususnya masyarakat yang kami amati di kampung Salutik, mereka sangat
percaya akan hal tersebut, sehingga ada orang-orang tertentu yang
dipercaya bisa menentukan dan melihat hari/bulan/tahun yang sesuai dan
dianggap bisa memberikan keberuntungan. Misalnya menentukan waktu
pernikahan, bercocok tanam, membangun rumah, panen dll. Semuanya ini
harus sesuai dengan petunjuk dari orang yang dipercaya bisa melihat
waktu yang dianggap bisa memberikan keberuntungan.
Masyarakat yang ada di sana mayoritas beragama Kristen, namun
kehidupan mereka juga masih terlibat dengan hal-hal yang disebutkan di
atas. Bahkan majelis sendiri pun masih mempraktekkan hal-hal yang
demikian.
Pola kehidupan dari masyarakat Salutik yaitu dengan bertani dan
beternak. Ini merupakan suatu kekuatan/potensi yang bisa dikembangkan,
karena mereka hanya mengolah lahan dan beternak dengan alat dan cara
yang masih sangat sederhana dan masih banyak lagi yang bisa
dikembangkan.
Dengan pola kehidupan yang demikian mereka menjalin hubungan sosial
dengan baik. Rasa kekeluargaan bisa terbangun melalui gotong royong.
Metode yang akan digunakan adalah melakukan pendekatan kepada
orang-orang tertentu agar kita dapat mengubah pola pemikiran mereka.
Sebenarnya bukan harinya yang tidak baik tetapi misalnya jika dalam
bercocok tanam mungkin musimnya tidak sesuai. Misalnya seseorang akan
menanam padi sawah pada musim kemarau maka hal ini tentunya tidak
sesuai dengan waktunya.
Sangat penting menekankan bagi mereka bahwa semua hari diciptakan
Tuhan itu baik. Apabila mereka mengalami kegagalan itu tidak
disebabkan oleh waktu/hari di mana memulai pekerjaan tersebut tetapi
ada begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar