Diskusikan:
Amati suatu daerah pelayanan (budaya, agama, pola hidup, sosial, politik, dll), kemudian rancangkan suatu model pelayanan kontekstual untuk menjembatani atau mempertemukan akan kebutuhan Injil (teks) di daerah pelayanan yang saudara amati (konteks).
Catatan:
* diskusikan di perpustakaan.
* setelah selesai diskusi presentasikan dikelas.
* waktu diskusi 45 menit.
* hasil diskusi kirim ke: adrianuspasasa@gmail.com
Hasil Diskusi
Kelompok: Papua (Maekel dan Efraim)
Amati suatu daerah pelayanan (budaya, agama, pola hidup, sosial, politik, dll), kemudian rancangkan suatu model pelayanan kontekstual untuk menjembatani atau mempertemukan akan kebutuhan Injil (teks) di daerah pelayanan yang saudara amati (konteks).
Catatan:
* diskusikan di perpustakaan.
* setelah selesai diskusi presentasikan dikelas.
* waktu diskusi 45 menit.
* hasil diskusi kirim ke: adrianuspasasa@gmail.com
Hasil Diskusi
Kelompok: Papua (Maekel dan Efraim)
Pelayanan
Kontekstualisasi SUKU PAPUA; Suku Dani
Latar
Beakang Suku Dani
Budaya:
masih sangat mistis, misalnya budaya Potong Jari yang maknanya sebagai wujud dari tanda kasih sayang kepada
keluarga yang dicintai yang telah meninggal dunia.
Agama:
mayoritas animism; Kristen belum seberapa
Pola
hidup: berladang berpindah-pindah
Sosial:
masih mempertahankan kesukuan satu dengan yang lain; atau bagi yang belum
percaya hubugan social sangat tertutup
Politik:
ingin memisahakan diri dari negara RI; Balas dendam antar suku masih kuat.
Dengan latar belakang Suku Dani di atas kami aka
mencoba merancang model pelayanan secara kontekstual dengan metode dalam bentuk “Pendekatan Step by Step”
Dengan berupaya mendalami dan mempelajari semua
unsur dalam masarakat di atas secara step by step, besar harapan kami pelan
tapi pasti akan memungkinkan kami dapat memahami baik dari segi bahasa,
pergaulan social, poal hidup, keyakian, adat istiadat maupun
dalam unsur politik. kemudian, setelah itu kami mulai terlibat dalam
pola hidup mereka tanpa harus mengikuti pola hidup yang bertentangan dengan
Injil.
Contoh pendekatan dalam unsur budaya Potong jari
yang dimaknai sebagai tanda kasih sayang kepada keluarga yang dicintai yang telah
meninggal. Akan hal ini Kami akan mencoba memberikan pemahaman bahwa kasih
sayang tidak perlu dinyatakan melalui dengan cara mengorbankan anggota tubuh seperti
potong jari. Dan kasih sayang kepada
orang yang dicintai tidak ada faedanya jika dilakukan kepada orang yang sudah
maninggal. Dan kasih sayang yang sejati hanya bisa didapatkan dalam Kristus .
hanya melalui pengorbanan Kirstuslah
Kasih yang sejati itu dapat diwujudkan. Seperti apa pun wujud
pengorbanan kasih kita kepada orang lain tanpa didasari kasih kristus
tetapi dengan motif hanya sebagai balas
jasa kita kepada orang yang kita kasihi dan telah meninggal, maka pengorbanan yang kita lakukan itu sia-sia
saja. sehingga katika kita mewujudkan kasih kita kepada orang yang
dikasihi, tidak harus dengan potong jari dan tidak perlu menunggu sampai mereka
meninggal. Tetapi harusnya kasih kita dapat diwujudkan kepada orang-orang hidup
yang ada di sekitar kita melalui perhatian atau kepedulian atau pertolongan disaat
mereka membutuhkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar