BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah.
Kekristenan
sepanjang abad perkembangannya mendapatkan tantangan dari berbagai ajaran dan
pandangan hidup, baik tantangan yang diterima dari luar berupa agama-agama dan
ajaran lain, maupun tantangan yang diterima dari kalangan Kristen sendiri. Tantangan
itu adakalanya begitu kuat sehingga banyak orang Kristen yang mengorbankan iman
serta kasihnya yang mula-mula kepada Kristus.
Namun
banyak Kristen yang mengalami tantangan yang sangat besar dengan iman yang
teguh ia rela mati sebagai martir. Dalam keadaan teknologi yang sangat pesat,
banyak orang yang mengalami kekosongan di dalam hati, sehingga banyak orang
yang mencari-cari akan kedamaian itu, bahkan mencari akan kebahagiaan di dalam
hati dan pikiran.
Sehingga
banyak gerakan-gerakan yang seakan-akan benar tetapi salah. Ajaran-ajaran yang
dikutip dari kekristenan hanya saja salah menanggap, dan akhirnya ajaran
tersebut menyebar dan semakin lama, semakin berkembang akan ajaran yang salah.
Akhirnya ajaran tersebut menyatakan diri sebagai agama.
Pandangan
universalisme juga memasuki kekeristenan melalui buku-buku dan khotbah beberapa
pendeta. Pandangan itu beranggapan bahwa semua agama pada dasarnya sama dan
keselamatan Allah diberikan kepada semua manusia melalui semua agama. Pandangan
itu memang menarik dan salah satu bentuknya dapat dilihat melalui pengaruh
paham masa kini yang terkenal dengan istilah popular Zaman Baru (New Age).
Zaman Baru bukan saja menyatakan diri pula dalam berbagai payung ilmu
pengetahuan, baik sosiologi, teologi, fisika, kedokteran, antropologi, sejarah,
gerakan pengembangan pribadi, olahraga, maupun fiksi sains.
B. Rumusan
masalah
·
Apa yang mendorong berkembangnya
Humanisme dan Gerakan Zaman Baru?
·
Bagaimana Alkitab memberikan jawaban
atas Humanisme dan Gerakan Zaman Baru?
C. Tujuan
penulisan
a. Tujuan
umum:
1. Mempelajari
sajarah dan perkembangan Humanisme dan Gerekan Jaman Baru.
2. Menjadi
bahan pertimbangan bagi orang Kristen terhadap Humanisme dan Gerakan Jaman
Baru.
b. Tujuan
khusus.
1. Untuk
masukan bagi penulis tentang Humanisme dan Gerakan Zaman Baru.
2. Untuk
bahan diskusi civitas akademis STTC.
3. Untuk
masukan bagi yang membaca tulisan ini.
BAB
II.
Pandangan
Umum Terhadap Humanisme Dan Zaman Gerakan Baru
A. Munculnya
Humanisme
Latar belakang
timbulnya Humanisme sebenarnya disebabkan oleh tekanan-tekanan atas kebebasan
manusia yang dilakukan oleh para penguasa dan pemuka agama pada abad-abad
pertengahan di Eropa. Humanisme
sudah dikenal dan meluas sejak zaman perkembangan falsafah Yunani, yaitu dalam
pemikiran Socrates dan para Sophis.
Namun memang Humanisme memang baru secara umum dikenal melalui perkembangan
di Eropa sekitar abad-abad ke-15 dan 16 sejalan dengan gerakan sejarah yang
lebih dikenal dengan renaisans. Sejalan dengan perkembangan Rasionalisme pada
abad-abad ke-17 dan 18, maka Humanisme lama itu berkembang menjadi beberapa
bentuk Humanisme. Sampai pada abad ke-20, Humanisme dalam bentuknya yang lebih
modern berkembang dengan nama Humanisme sekuler
B.
Inti
ajaran
Humanisme adalah pandangan
yang menyatakan bahwa manusia dapat memahami dunia serta keseluruhan realita
dengan menggunakan pengalaman dan nilai-nilai kemanusiaan bersama. Kita bisa hidup baik tanpa
agama sekalipun. Para Humanis berusaha menciptakan yang terbaik bagi kehidupan
dengan menciptakan makna dan tujuan bagi diri sendiri.
Tokoh besar dari Humanisme
adalah Erasmus dari Rotterdam, yang pernah bersahabat dengan Martin Luther.
Humanisme berpusatkan
manusia dan tidak menerima hakikat Tuhan adikodrati di atas manusia, gerakan
ini pada prinsipnya merupakan kecenderungan untuk "menggali potensi
manusia dan alam secara mandiri " sejalan dengan nafas "kembali
ke sumber" yang berarti pula sebagai "kelahiran kembali kebudayaan
dan kesenian kuno" beberapa bentuk humanisme yang menekankan aspek antara
lain Humanisme Rasional, Humanisme Evolusi, atau Humanisme Naturalis.
Kemudian berkembang Humanisme Sekuler dan bercampur baur dan bergeser menjadi
Humanisme Baru ( New Humanism), yang timbul sebagai bagian dari Gerakan Zaman Baru dalam arti kata yang luas.
1. Humanisme Lama
Tokoh
yang terkenal menganut paham ini bernama Desiderus Eramus (1469-1536), yang
sering disebut dengan bapak Humanisme. Erasmus adalah seseorang yang sebetulnya
terbuka dan menerima kebajikan manusia seperti yang diceritakan dalam injil,
dan menjadikan Yesus sebagai tokoh manusia yang ideal hingga kemudian menolak
hal-hal ilahi dalam injil, pandangan takhayul adat gereja, yang umumnya
bersifat terlalu dogmatis dan otoriter pada masa itu.
Erasmus
sedih melihat kehidupan aliran-aliran agama Kristen yang saling memusuhi,
itulah sebabnya, dapat dimaklumi kalau akhirnya ia lebih memilih Humanisme
sebagai suatu pilihan pandangan hidup yang dianggap lebih manusiawi disbanding
aliran-aliran Kristen yang ada pada masa itu.
Francis
Bacon, filsuf dan ilmuan yang merintis jalan pada penyelidikan alam yang akurat
meskipun begitu Bacon tidak mau secara radikan melepaskan diri dari
ajaran-ajaran agam tertentu. Thomas Hobbeslah yang secara tuntas menerobos batas itu dan mengembangkan filsafat ilmu
pengetahuan yang materialistis, yang melepaskan diri dari agama yang kemudian
diteruskan oleh pemikir lainnya seperti Rene Descrates, yang manusia dengan
akal budinya sebagai pusat ilmu pengetahuan semesta.
Paham
itu berkembang terus meresapi dunia pemikiran manusia, dan kemudian muncul
dalam aliran-aliran pemikiran pada abad-abad berikutnya dalam bentuk Humanisme
Rasional, sperti Positivisme dan Pencerahan, dan yang mempunyai konotasi mirip
dalam bentuk paham “Humanisme Evolusi” atau “Humanisme Naturalis”, seperti yang
dipelopori oleh Julian Huxley.
Descrates
yang dianggap sebagai bapak Rasionalisme, memang menonjolkan akal budi sebagai
pusat kemampuan manusia, sedang Frederich Nietsche dan Aguste Comte, tokoh
Neo-Positivisme, mempopulerkan “Agama Humanisme”, yaitu Tuhan diturunkan dari
tahkta-Nya dan manusia ditempatkan sebagai pusat.
Dari
Humanisme itulah mulai tumbuh suatu sikap bahwa manusia harus mencari jalan
hidupnya sendiri, dan banyak orang Humanis akhirnya menyangkal adanya Allah
(ateisme).
2.
Humanisme sekuler
Bangkitnya
humanisme di Amerika sesudah Perang Dunia I, Humanisme sekuler meruoakan
gerakan budaya dan intelektual, yang pada prinsipnya ingin menjelaskan
keberadaan manusia tanpa ada sangkut pautnya dengan Tuhan.Menurut
Yohanes Verkuyl, ahli teologi terkenal itu, disebut sebagai “suatu sifat yang
hanya berorientasi pada dunia ini (saeculum, dan menolak serta mengabaikan
dunia kekekalan (aeternum)”. Pada prinsipnya Humanisme Sekuler merupakan paham
budaya dan pemikiran mengenai hidup yang didasarkan sikap “menolak Tuhan dan
hal-hal yang bersifat adikodrati”, dan menggantikannya dengan “diri sendiri
(self), ilmu pengetahuan (science), dan kemajuan (progress)”.
Pandangan-pandangannya antara lain:
“Tidak ada allah yang bisa
menyelamatkan manusia. Manusia harus menyelamatkan dirinya sendiri! Akal budi
dan kepandaian adalah alat yang paling ampuh yang dimiliki oleh umat manusia.”
Contoh
pandangan Humanisme Sekuler dapat dilihat dari ucapan-ucapan para tokohnya yang
dimuat dalam majalah Humanist di Amerika serikat, seperti yang diucapkan oleh
Kurt Vonnegut. Berdasarkan pandangan Humanis itu, soal seperti aborsi, kumpul
kebo, membunuh, ketidakadilan, kejahatan dan penyimpangan-penyimpangan etis
lainnya dianggap sebagai urusan kemutlakan di luar dirinya, baik itu berupa
ajaran agama maupun peraturan-peraturan social. Bagaimanapun sikap kita
mengahadapi paham itu, ternyata paham itu telah menguasai pemikiran manusia
modern, baik melalui media massa, buku-buku dan pendidikan di universitas,
maupun melalui pergaulan antarmanusia, baik itu diakui secara nyata maupun
diterima tanpa sadar.
3. Humanisme
Kosmis
Humanism
sekuler yang makin menonjol, berkembang juga gerakan baru yang disebut sebagai
“ Gerakan Zaman Baru” dalam banyak bentuknya, yang seakan-akan mengiringi
pandangan Rasionalisme dan Humanisme Sekuler yang banyak di anut oleh manusia
pada masa kini. Oleh karena itu,
gerakan itu juga disebut orang sebagai Humanisme Kosmis atau Humanisme Baru. Pada
prinsipnya, Humanisme Kosmis itu berlawanan dengan praktik-praktik yang
rasional dan materialistis sebab di sana di tekankan pengalaman-pengalaman
kemanusiaan yang bersifat mistis dan kosmis. Hal itu sangat menarik manusia
karena menawarkan hal-hal yang tidak dapat dipenuhi oleh Rasionalisme dan
Materialisme yang mendominasi dunia teknologi masa kini. Pandangan yang dianut
di sana mengikuti paham mistis dari Stoa, yaitu adanya anggapan bahwa manusia
mempunyai roh semesta yang sama, yang disebutkan sebagai Tuhan dan agama-agama
dunia hanya merupakan bentuk-bentuk manifestasi dari " Yang Satu
" itu. Itilah Tuhan yang dipakai sering diganti dengan istilah "Tuhan"
yang dipakai sering diganti dengan istilah "Yang Satu", istilah yang
jelas artinya berbeda dengan istilah Tuhan dalam Alkitab. Dalam Humanisme Lama
sampai Humanisme Baru, dijumpai napas pemberontakan manusia terhadap Tuhan
manusia ingin membebaskan dirinya dari kuasa di atas dirinya. Humanisme Kosmis,
khususnya, mempunyai kesamaan erat dengan Humanisme Sekuler karena keduanya
mengakui bahwa hanya ada satu realitas dalam alam semesta ini (monisme).
Gerakan Zaman Baru
Gerakan Zaman Baru atau New Age Movement dalam bahasa
Inggris, merupakan suatu gerakan spontan yang menyebar ke seluruh dunia dalam
waktu tiga dasawarsa terakhir, yaitu sejak dasawarsa 1960-an.
Gerakan Zaman Baru adalah kebangkitan kembali secara
modern agama-agama dan tradisi-tradisi kuno, terutama yang berasal dari Timur (
oriental), yang mempengaruhi kebudayaan umum dalam bentuk kebatinan Timuru,
filsfat modern psikologi, sains, termasuk fiksi sains (science fiction), dan
kontra kultur sekitar tahun 1960-an. Yang mendasari pengaruh-pengaruh itu
adalah pengertian Gerakan Zaman Baru mengenai pikiran / jiwa manusia.
Sejarah Perkembangan
Sepanjang sejarah, dalam bermacam-macam bentuk, paham
kebatinan/mistik selalu timbul, baik secara mandiri, bercampur dengan
agam-agama, maupun menjadi bagian dari agama-agama, maupun menjadi bagian dari
agama-agama tertentu. Di awal abad ke-18 dikenal The Transcendental Movement
yang dipengaruhi oleh hikmat dari Timur dan di populerkan oleh filsuf-filsuf,
seperti Henry David Thoreau dan Ralph Waldo Emerson. Sebutan
New Age mulai populer berkat pengaruh lagu yang berlirik mistis berjudul "Age of Aquarius " pada th
1960-an. Istilah New Age mulai secara terbuka menjadi istilah umum. Sejak tahun
1970-an setelah terbitnya buku karangan Mark Satin yang berjudul New Age
Politics dan beredarnya jurnal "New Age journal" di Amerika Serikat,
kemudian di susul buku dari Marilyn Ferguson yang berjudul Aquarian Conspiracy.
Hakikat ajaran Gerakan Zaman Baru ada beberapa
pokok ajarannya
1. Wahyu
Gerakan Zaman Baru mempercayai adanya wahyu yang
khusus dan terus menerus dari kekuatan/misteri semesta (makrokosmos), kepada
manusia ( mikrokosmos) melalui perantara-perantara ( mediator), sperti
nabi-nabi agama medium, channeler, dukun yang dalam kepercayaan Hindu disebut Avatar
(ingat ajaran Sai Baba).
2.
Tuhan
Pandangan
mengenai Tuhan adalah bersifat panteis, yang mempercayai bahwa semua adalah
Tuhan dan Tuhan adalah semua. Yang disebut Tuhan tidak lain adalah suatu
kekuatan (power/force), kesadaran, atau energy kosmis yang tidak berpribadi
(makrokosmos), dan manusia adalah bagian kecil dari kekuatan/energy kosmis itu
(mikrokosmos). Manusia memiliki medan energy itu, yang disebut aura. Aura itu
harus memancarkan energy kosmis. Bila seseorang meninggal, aura itu kembali
berkumpul ke sumbernya. Yang mereka sebut sebagai Tuhan ( kekuatan semesta )
pada dasarnya baik dan menjadi sumber kebaikan (monism), tetapi sekaligus
mempunyai sisi terang maupun gelap dirinya ( ingat konsep Yin dan Yang dalam
Taoisme).
3.
Mesias
Pandangan mengenai mesias mirip dengan pandangan
tentang Kristus. Namun, gerakan zaman baru percaya akan hadirnya seorang
manusia tokoh dunia yang bersifat mistik, dan okultis, yang akan menjadi tokoh
pemersatu dunia dan penggerak dunia ke arah pembangunan suatu tata dunia baru.
Tokoh mesianis itu merupakan akhir dari kehadiran para Avatar atau tokoh agama,
yang akan muncul pada zaman keemasan di akhir zaman Aquarius.
4. Setan
Tidak
percaya adanya setan. Yang disebut setan adalah aspek negative dari keahlian,
aspek negatif dari kekuatan semesta itu. Pengertiannya ialah bahwa timbulnya
apa yang disebut setan bila terjadi ketidakseimbangan atau ketidakharmonisan
kosmis itu. Jadi, tidaak diakaui adanya setan yang berpribadi.
5.
Manusia adalah bagian kecil ( mikrokosmos ) dari
energy kosmis ( makrokosmos) dan mempunyai sifat ilahi dalam dirinya. Dapat
dikatakan bahwa manusia adalah ilah juga ilah karena itu, manusia pada dasarnya
baik (All is one. We are all one. All is God. We are God). Hubungan manusia
dengan Tuhan dilakukan dengan meditasi, yang berarti menyatukan diri dengan
sumber asalnya.
6.
Iman
Iman
dalam pengertian agama yang menghubungkan manusia dengan Tuhannya, menurut
dalam Gerakan Zaman Baru adalah sebagai potensi manusia yang berupa energy
dalam dirinya. Jadi, sifatnya subjektif karena merupakan aspek kehendak manusia
atau motivasi manusia itu sendiri.
7.
Bila dalam agama di kenal doa yang merupakan
usaha menjalin hubungan/berdialog dengan Tuhan, dalam gerakan zaman baru hanya
dikenal meditasi atau perenungan/konsentrasi. Maksudnya adalah untuk menyatukan
diri dengan hakikat roh semesta.
8.
Dosa dan keselamatan
Tidak
ada pengertian dosa dalam Gerakan Zaman Baru. Manusia pada dasarnya baik.
Adapun yang disebut kejahatan, itu hanyalah ketidakseimbangan roh dalam dirinya.
9.
Agama
Sebenarnya
yang disebut agama itu adalah jalan menuju Yang Satu itu, yaitu jalan menuju
roh semesta.
10.
Hal-hal akhir
Pada
umumnya, pandangan Gerakan Zaman Baru berusahalah kearah tata dunia baru dan
persatuan dari pelbagai budaya, agama dan Negara.
C.
Dampak
Gerakan Zaman Baru
dan Humanisme , disadari atau tidak, pada masa kini dengan mudah dapat dijumpai
dalam bentuk, adanya kebangkita kembali paham panteisme seperti Hinduisme,
Buddhisme, Taoisme, kebatinan, dan perdukunan. Dipopulerkan melalui penyebaran
buku-buku seperti Yoga, Transcendental Meditation, Zen Buddhisme, Tai Chi, Wai
Tan Kung, Chi Kung, dan juga buku-buku primbon, astrologi, Feng Shui dan
lain-lain. Buku ini mudah untuk ditemukan di toko-toko buku. Belakangan ini
malah mengelu-elukan ajaran Timur. Masa kini psikologi modern sudah banyak
memasukan ajaran-ajaran Zen dan kebatinan Timur dalam psikoterapi dan
pandangannya, seperti dalam Transpersonal Psychology. Paham gerakan zaman
baru menyebar melalui media massa.
Banyak film masa kini yang berfalsafahkan panteisme, yang seperti "star
wars", cerita-cerita silat, bahkan, film serial “Kung Fu” dan kartun
"ninja turtles".
Lagu pop dan rock bernafaskan pemujaan alam
panteisme, yang di populerkan The Beatles dan musik pop lainnya. Kelompok Green
Peace.
Senam-senam kesehatan dan meditasi yang dilakukan
secara masal. Di Amerika serikat Transcendental Meditation, sedangkan di
Indonesia, baik Tai Chi dan Wai Tan Kung, dan silat-silat tenaga dalam banyak
dipopulerkan media massa. Pengobatan kebatinan seperti akupuntur, pijat
refleksi, penyembuhan dengan prana, dan lain-lain.
Humanisme Lama
secara positif ada hikmahnya,
Humanisme telah mengangkat kembali manusia dari
kebodohan zamannya dan membuka jalan bagi manusia sehingga manusia dapat
mengembangkan kemampuan intelektualnya dalam amati gejala alam. Dengan makin
bertambahnya penyelidikan akan alam, pengertian manusia akan alam bertambah
banyak rahasia alam kemudian dapat kita ketahui melalui hasil karya pemikiran
para ahli ilmu pengetahuan, seperti melalui hasil penemuan dan teori ilmu dari
Nikolaus Copernicus, Galileo Galilee, Johan Kepler, dan Isaac Newton.
Disana kita dapat melihat bahwa humanism itu
mengembalikan manusia pada rasa peri kemanusiaan.
BAB
III
A. Dasar-dasar
Teologis
Bila dalam gerakan zaman baru usaha
itu dilakukan dengan kekuatan manusia atau dengan cara mengaktualisasikan diri,
di dalam Injil disebutkan bahwa hal itu merupakan anugrah Allah yang kita
terima. Namun, lebih daripada itu, bila gerakan zaman baru berusaha menggali
sifat keilahian itu dari dalam dirinya untuk dirinya sendiri, kuasa pembebasan
Roh Kudus yang di karuniakan kepada manusia sifatnya adalah untuk dinyatakan
kepada sesame manusia. Yesus berfirman, “ Barangsiapa haus, bikalah ia dating
kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh
Kitab Suci: dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ Yang
dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepada-Nya” (Yoh. 7:37-39).
Bila kita dengan tegas kembali
kepada Allah, Yesus Kristus, dan firman-Nya, fakta sudah menunjukan bahwa
kekristenan akan dikikis oleh gerakan itu. Oleh karena itu, tumbuh-nya gerakan
zaman baru perlu memacu umat Kristen untuk lepas dari ketertinggalannya dan
kembali kepada Allah.
Memang dalam Alkitab disebutkan
bahwa bagi umat beriman dianugrahkan Roh Kudus dan kita tahu bahwa Roh Kudus
mempunyai kuasa yang dapat kita minta. Perbedaannya dengan gerakan zaman baru
adalah bahwa manusia itu sendirilah allah mikro yang berkuasa yang
dimanifestasikan dalam istilah Atman
Kudalini Chi, Ki, Kami, percikan ilahi, cahaya ilahi maupun dalam bentuk
filosofis sebagai Human Power, Mind Power, Human Potential, dan lainnya, sedang
Alkitab menyebutkan Roh Kudus adalah Allah yang hadir mendampingi kita sebagai
Penolong dan Penghibur (Yoh. 14, 16). Kita memperoleh kuasa bukan karena kita
mempunyai kuasa itu, atau kita dapat menimbulkan kuasa/kekuatan itu melalui
latihan atau meditasi, melainkan kuasa itu diberikan oleh Roh Kudus kepada
manusia yang percaya.
Apakah roh
manusia itu sama dengan Roh Kudus di dalam kita? Jawabanya sudah jelas tidak!
Roh Kudus adalah Roh Allah yang dikaruniakan kepada mereka yang percaya, dan
bukan kita yang mengolah, tetapi Roh Kudus yang mengatur kita! (Kej. 2:7; Ayub.
33:4; 1 Korintus 6:19)
Mengenai
meditasi atau konsentrasi, memang dalam Alkitab ada beberapa pengertian yang
sama ( seperti dalam Maz. 77:12; 119:25, 27, 99, 48, 148) yang selalu berarti
merenungkan perbuatan firman, janji, dan perintah Tuhan, sedangkan meditasi
kebatinan adalah pengosongan dari untuk menyaukkan diri dengan roh semesta itu.
Demikian juga dalam konsep roh dalam Alkitab, pengosongan diri dapat berarti
mempersilahkan Roh Kudus untuk keluar, tetapi mengundang kuasa kegelapan untuk
masuk (Mat. 12:43-45), dan itu berarti kematian rohani bagi kita (Roma 8:1-17).
B. Analisa
Perbandingan gerakan zaman baru dan
injil, Tuhan dalam ajaran Kristen Alkitabiah, Allah Bapa, Allah Roh berpribadi,
baik suci dan pencipta. Sedangkan panteisme, kekuatan semesta, tidak
berpribadi, baik dan jahat segala sesuatu. Mesias, Yesus Kristus juruselamat,
penebus manusia sedangkan panteisme tokoh kebatinan, pemersatu, penggerak
dunia. Setan, dalam Alkitab bapa pembohong, berpribadi, sumber kejahatan dan
perusak sedangkan panteisme tidak mengakui adanya setan, melainkan adanya
ketidakseimbangan roh, aspek jahat semesta, sifat negative. Manusia, sebagai
ciptaan dan gambar Allah, yang jatuh kedalam dosa, Roh dan tubuh akan
dibangkitkan sedangkan panteisme gerakan zaman baru, manusia adalah allah,
dasarnya baik, Roh mikrokosmos, Reinkarnasi. Iman, dalam kuasa Allah, objektif,
mencari kehendak Allah sedangkan panteisme potensi manusia, subjektif, dan
kehendak manusia. Doa, dalam alkitab adalah hubungan dengan Allah, percakapan
sedangkan panteisme gerakan zaman baru penyatuan diri, dan meditasi perenungan.
Keselamatan dalam Alkitab, dari dosa karena augrah kemenangan atas dosa,
sedangkan panteisme gerakan zaman baru
itu adalah ketidakharmonisan usaha manusia dan penguasaan diri.
BAB
IV
Apologetika
Terhadap Iman Kristen[2]
A. Tinjauan
dari Sudut Pandang Iman Kristen
Pengaruh Gerakan Zaman Baru memang sudah lama dikenal di kalangan Kristen.
Meskipun hal itu tidak disadari sebagai bagian dari ajaran Zaman Baru,
khususnya dalam aliran-aliran yang tumbuh di sekitar kekristenan, seperti
teosofi dan Christian Science yang
berkembang di Amerika pada aba yang lalu, kita sudah dapat mencium
ajaran-ajaran Zaman Baru itu. Pada masa kini, bentuk Inner Healing dan praktik-praktik ibadah yang mirip dengan praktik
perdukunan, yaitu dengan mencampuradukan ajaran-ajaran dan praktik-praktik “
Zaman Baru” tertentu dengan kekristenan (sinkretisme).
Dikalangan
Kristen Tapanuli maupun Indonesia Timur, sering kepercayaan nenek moyang dan
perdukunan dipraktikan berdampingan dengan ajaran Alkitab. Banyak orang Kristen
menjadi anggota gereja, tetapi masih menyimpan jimat-jimat dan memelihara meja
sembahyang. Demikian juga akhir-akhir ini di kalangan Kristen tertentu, praktik-praktik
klenik juga dipraktikan, yang mempunyai kesamaan dengan praktik-praktik
perdukunan kafir, seperti ramalan-ramalan dan sebagainya.
Karena
kemiripan-kemiripan yang ada dan tanpa sadar seakan-akan merupakan ajaran
Kristen yang benar itulah, umat Kristen perlu benar-benar menguji setiap ajaran
itu berdasarkan “Firman Tuhan sendiri, yaitu Alkitab”, yang ditafsirkan secara
kontekstual.
Seorang penginjil Inner Healing di
Indonesia juga mengajarkan ajaran magis. Ia mengatakan bahwa luka batin dapat
disembuhkan dengan pembacaan alkitab dan karunia lidah. Bahkan, roti perjamuan
yang kita makan akan berubah menjadi daging Yesus ketika masuk di mulut dan
akan menyembuhkan luka batin kita. Disana penginjil Inner Healing, dengan
kekuatan doa dan karismanya, menjadi mediator penebusan Allah.
Kita menyadari bahwa pada peristiwa
perjamuan malam, ketika Yesus mengatakan, “Inilah tubuh-Ku”, itu hanya
dimaksudkan sebagai lambang sebab Yesus sendiri hadiir di situ, dan dengan
“daging tangannya” sendiri ia memegang “roti” sebagai “lambang tubuhnya yang
akan terpecah-pecah demi manusia”. Peristiwa pemecahan tubuh itu belum terjadi
dan baru digenapi besoknya ketika Ia disalib. Lukas mengemukakan bahwa
perjamuan malam itu ditujukan sebagai peringatan.
B.
Ditinjau
dari Konsep Alkitab
Dalam alkitab soal-soal perdukunan
denagan jelas dilarang (Kel 22 :18-20, Im. 19:31-20:6, 27, Ul. 18:9-13,
Yes. 8:19-20) dan harus disingkirkan ( 1 Sam. 28:3,9). Bahkan, Yesaya
mengingatkan bahwa dosa perdukunan adalah dosa besar yang mendatangkan murka
Allah (Yes. 19:3-4). Oleh sebab itu, perlu disadari bahwa perdukunan tidak
berada jauh dari kepercayaan kepada Tuhan, karena Saul tergoda pergi ke dukun
di Endor setelah ia gagal berhubungan dengan Allah ( 1 Sam.28), yang merupakan
kesalahan Saul yang terbesar (1 Taw. 10:13-14).
Sejarah perdukunan berjalan terus.
Bahkan, dalam Perjanjian Baru, praktik-praktik itu masih sering terjadi sejalan
dengan pemberitaan injil. Di
Samaria Filipus berhadapan dengan Simon si penyihir (kis. 8:4-25). Paulus di
Siprus menghadapi Baryesus, tukang sihir dan nabi palsu (Kis. 13-4-12), di
Filipi mengahadapi perempuan petenung (Kis.16 :16-18), dan di Efesus
mengahadapi tukang jampi Yahudi (Kis. 19 :13-20)
Bagaimana
dengan gerakan senam kesehatan ? sering disebut bahwa gerakan itu tidak
lain merupakan meditasi gerak, yaitu gerakan itu ditujukan untuk membangkitkan
tenaga dalam. Gerakan-gerakan dalam Yoga merupakan tarian penyembahan kepada
dewa matahari (surya namsakar), dan dalam taoisme merupakan tarian agung
penyembahan dewa alam. Tuhan melarang kita menyembah Baal, dewa matahari/alam
(Hak. 2 :11-13).
Dalam
pengolahan kekuatan pikiran/mental kita pun harus berhati-hati agar "roh
aku" tidak mendukakan Roh Kudus sebab Tuhan menghendaki agar kita dapat
berseru seperti Paulus, Galatia 2 :19-20.
Pengolahan
kekuatan pribadi/potensi manusia dapat membuat kita tidak peka terhadap
kehadiran Roh Kudus yang karuniakan kepada kita. Lebih daripada itu, seseorang
yang menganggap dirinya sendiri Tuhan, dengan sendirinya menolak dan mengusir
Tuhan yang dikaruniakan kepadanya.
Ada
pendapat bahwa mengikuti latihan Gerakan Zaman Baru, seperti Tai Chidan
lainnya, tidak apa-apa selama kita tidak mengikuti aspek agamanya. Dalam hal
itu, kita perlu waspada sebab meskipun tidak otomatis seseorang yang berlatih
langsung jatuh, tetapi kenyataan menunjukan bahwa dengan berlatih, kita
sudah "membuka diri" pada suatu dunia misteri yang membuka jalan
masuk kepada dunia kuasa roh kegelapan.
Orang-orang
yang mulai melatih Wai Tan Kung tanpa curiga banyak yang berangsur-angsur
terseret, dimulai dengan kurang aktif dalam doa pagi atau kebaktian Minggu
karena latihan bertepatan dengan waktu kebaktian. Bahkan, banyak yang kemudian
terseret lebih jauh dengan ikut pergi ber-guru ke pusatnya di Taichung/Taiwan.
Tai Chi dimulai dengan olahraga biasa yang menyegarkan, tetapi penulis buku Tai
Chi Chuan sendiri, jusuf susanto, seorang katolik, akhirnya berguru ke kuil Zen
di Jepang. Para pengikut Transcendental Meditation di Amerika banyak yang
diseret upacara Hinduisme, dan kemudian pergi ke India untuk berguru. Gerakan
zaman baru tidak memaksa perpaling Yesus secara langsung, bahkan mengatakan
dapat diikuti oleh semua agama. Namun, perlahan-lahan, dan tanpa disadari,
seseorang akan terseret semakin jauh.
Pengaruh
gerakan zaman baru dapat juga memasuki kekristenan melalui sinkretisme yang
menggunakan cara-cara kekristenan, tetapi sering juga menggunakan cara-cara
yang mirip dengan gerakan zaman baru semacam perdukunan. Kita mengetahui bahwa
sebagai saksi Tuhan, Tuhan mendampingi kita dengan Roh-Nya yang dikaruniakan
kepada kita.
Dalam
hubungan kita dengan Roh Kudus dengan kuasa-Nya, sering kita melupakan si
Pemberi (Roh Allah) dan menonjolkan pemberian (karunia dan kuasa roh).
Catata :
1.
Mana
daftar pustakanya ?
2.
Setelah
membaca paper anda, saya melihat penulisannya tidak terstruktur, sehingga pembahasannya
ke sana kemari, tidak fokus pada masalah humanisme.
3.
Kalau
bisa sumbernya dicantumkan, kalau dapat dari internet cantumkan alamat
link-nya, kalau dapat sumber dari buku, apa judulnya.
4.
Kalau
sumbernya dari internet, jangan langsung dii copy paste, tapi dikalimatkan lagi
walaupun intinya sama. Tetapi saya tetap menghargai usaha keras anda untuk
membuat paper ini. Saya memberi nilai 78 (B)
BAB V. KESIMPULAN
Kesimpulan
Humanism disorot mulai
dari perkembangannya pada abad-abad Renaisans dalam bentuk Humanisme lama, dan
perkembanganya sampai abad ke-20 dalam bentuk humanisme sekuler dan humanisme
kosmis, pokok-pokok ajarannya serta popularitasnya yang tinggi melalui
penyebaran kesehatan holistic.
Kebatinan timur
(orientalisme) merupakan dasar gerakan zaman baru. Oleh karena itu, sejarah
mistik india perlu disimak termasuk yoga, transcendental meditation, dan sai
baba belakang taoismenya dan pengaruhnya melalui latihan Tai Chi.
Kebatinan Indonesia
kita lihat perkembanganya dimulai dari kepercayaan asli dan kebaytinan Jawa
yang berkembang menjadi aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
beragama besar di Indonesia, dan sedikit uraian mengenai silat-silat kebatinan
di Indonesia.
Salah satu perpaduan
humanism dan gerakan zaman baru dapat kita lihat dalam gerakan pengembagan
pribadi sebagai manifestasi psikologi baru dengan ajaran kuncinya mengenai
actualization. Perdukunan, yang mempunyai kemiripan, dilihat dari inti ajaran
mengenai magi, spiritisme, serta peran dukun dan klenik yang merupakan
praktik-praktik yang sudah merakyat di Indonesia.
Pengaruh humanism dan
gerakan zaman baru juga dilihat dampaknya dalan apa yang disebut sebagai
Kristen zaman baru. Suatu sinkretisme ajaran Kristen dengan kedua paham
tersebut. Hal itu dapat dilihat dalam perkembangan teosofi dan Christian
Science, yang kita lihat jejak-jejaknya dalam ajaran Inner Healing dan
visualisasi dan pengaruh perdukunan dalam kekristenan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar