Oleh: Adrianus Pasasa, S.T, M.A
Dalam kitab Ibrani, Kristus adalah sentralitas dalam menyelamatkan orang-orang percaya. Pasal pertama menjelaskan bagaimana Allah telah berfirman dalam berbagai cara kepada nenek moyang kita melalui perantaraan nabi-nabi-Nya. Pernyataan itu dimulai dari Adam, Tuhan telah menyatakan bagaimana Kristus akan meremukkan kepala setan (Kej 3:15). Kepada Abraham, Kristus akan datang dari bangsa yang dikepalai Abraham (Kej 12:1-2). Kepada Yakub, Kristus akan berasal dari suku Yehuda (Kej 49:10). Kepada Daud, Kristus akan berasal dari keturunan Daud (Mzm 132:11). Kepada Mikha, Kristus akan lahir di Betlehem (Mi 5:2). Kepada Daniel, Kristus akan disalibkan (Dan 9:26). Kepada Zakharia, Kristus akan dijual seharga tiga puluh keping perak (Za 11:13). Kepada Yesaya, Kristus akan dianiaya karena dosa kita (Yes 53:7).
Dalam kitab Ibrani, Kristus adalah sentralitas dalam menyelamatkan orang-orang percaya. Pasal pertama menjelaskan bagaimana Allah telah berfirman dalam berbagai cara kepada nenek moyang kita melalui perantaraan nabi-nabi-Nya. Pernyataan itu dimulai dari Adam, Tuhan telah menyatakan bagaimana Kristus akan meremukkan kepala setan (Kej 3:15). Kepada Abraham, Kristus akan datang dari bangsa yang dikepalai Abraham (Kej 12:1-2). Kepada Yakub, Kristus akan berasal dari suku Yehuda (Kej 49:10). Kepada Daud, Kristus akan berasal dari keturunan Daud (Mzm 132:11). Kepada Mikha, Kristus akan lahir di Betlehem (Mi 5:2). Kepada Daniel, Kristus akan disalibkan (Dan 9:26). Kepada Zakharia, Kristus akan dijual seharga tiga puluh keping perak (Za 11:13). Kepada Yesaya, Kristus akan dianiaya karena dosa kita (Yes 53:7).
Apa yang difirmankan Allah dengan perantraan nabi-nabi dalam berbagai cara memang benar, tetapi belum genap dan belum sempurna. Kristus telah dinyatakan dalam Perjanjian Lama dengan ibarat dan ilustrasi, namun baru digenapi di dalam Perjanjian Baru. Wahyu Allah menjadi genap dan sempurna di dalam Yesus Kristus. Kristus adalah sentralitas dari seluruh rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia. Yesus adalah satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia. Kristus adalah wahyu Allah yang genap dan sempurna dan paling tinggi di antara segala nabi maupun malaikat-malaikat dan lebih besar daripada Musa dan Harun. Yesus adalah gambar wujud Allah dan setara dengan Allah. Nabi-nabi, Musa dan Harun tidak sempurna, tetapi Yesus sempurna dan tidak bercacat cela. Penulis surat Ibrani meyakinkan pembacanya bahwa Yesus Kristus adalah pusat dari keselamatan. Malaikat-malaikat dan nabi-nabi hanya sarana yang dipakai Allah untuk menyatakan kedatangan Juruselamat yang sempurna yaitu Yesus Kristus.
Yesus datang untuk mengerjakan keselamatan yang besar. Orang yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan dan memasuki hidup berkemenangan di dalam Yesus Kristus. Orang yang masuk ke tempat perhentian di dalam Kristus hanya melalui iman kepada Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Imam yang lebih tinggi dari pada Imam Harun. Yesus Kristus adalah Imam Besar yang sempurna. Imamat Harun tidak sempurna dan tidak kekal karena ia sendiri masih berdosa, tetapi sebaliknya Yesus Kristus tidak berdosa malah Dia sendiri menjadi ”korban karena dosa”. Imamat Harun hanya mengibaratkan pekerjaan Kristus, tetapi pekerjaan Kristus adalah korban yang benar, sempurna dan kekal. Hanya Yesus Kristus satu-satunya pintu menuju kepada Bapa dan hanya Yesus Kristus saja yang memenuhi syarat-syarat untuk menjadi Imam Besar kita.
Yesus adalah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek. Yesus adalah Iman Besar yang kekal dan sempurna yang tidak menurut peraturan Harun, tetapi menurut peraturan Melkisedek. Yesus adalah Imam yang kekal dan sempurna, Yesus lebih besar daripada Melkisedek, sebab Melkisedek menjadi lambang dari suatu Imamat yang kekal yaitu Imamat Yesus Kristus. Imamat yang kekal dan sempurna tidak terdapat di dalam Imamat Harun, tetapi terdapat di dalam satu Pribadi yaitu Yesus Kristus. Yesus Kristus lebih tinggi dari pada Harun dan Imamat-Nya lebih unggul daripada imamat Lewi. Yesus Kristus adalah imam yang sempurna.
Taurat yang menjadi dasar imamat Harun tidak mempunyai kekuatan dan tidak dapat membawa kita kepada keadaan dibenarkan dan dikuduskan di hadapan Allah. Taurat tidak membawa apa-apa kepada kesempurnaan, karena Taurat hanya lambang pekerjaan Kristus. Hanya di dalam Yesus Kristus kita mempunyai pengharapan yang lebih baik dan keselamatan yang sempurna serta kekal selama-lamanya. Imamat Lewi dan Taurat tidak tetap dan tidak sempurna, karena itu harus dibatalkan.
Perjanjian Lama (Hukum Taurat) merupakan bayangan dari segala berkat yang akan datang dalam Perjanjian Baru. Segala berkat yang akan datang diberikan oleh Yesus Kristus. Taurat hanyalah bayangan dari berkat yang sesungguhnya yang akan dinyatakan di dalam Injil Yesus Kristus.
Yesus adalah pengantara dari perjanjian yang baru. Perjanjian yang baru digenapkan Yesus di atas kayu salib. Perjanjian yang baru itu lebih unggul daripada perjanjian yang pertama, karena perjanjian yang pertama bercacat dan tidak sempurna dan bersifat sementara yang dinyatakan di dalam perjanjian baru sebagai anugerah Allah untuk selama-lamanya. Dalam diri Yesus Kristus wahyu dari Allah sudah disempurnakan.
Tabiat manusia yang berdosa membuat manusia jauh dari Allah dan tidak dimiliki sepenuhnya oleh Allah. Manusia yang berdosa harus dikuduskan supaya menjadi milik Allah sepenuhnya. Hanya korban Yesus Kristus yang dilakukan satu kali untuk selama-lamanya, korban itulah yang dapat memulihkan hubungan manusia dengan Allah.
Keunggulan dan kekayaan karya kristus dalam menyelamatkan manusia
Keunggulan pekerjaan Kristus dalam menyelamatkan manusia adalah sesuatu yang luar biasa. Dalam wujudnya sebagai Allah, Ia menjelma menjadi manusia dan menyatakan diri-Nya kepada manusia yang berdosa, Dia yang tidak berdosa mau menjadi korban penebus dosa orang yang percaya kepada-Nya. Kristus yang adalah Allah yang tidak berdosa telah merendahkan diri-Nya dan mati di kayu salib demi menebus dosa orang percaya. Dalam karya penebusannya Kristus tidak menggunakan binatang sebagai korban penghapus dosa, tetapi Dia mempersembahkan diri-Nya sendiri untuk menjadi korban penghapus dosa. Kematian-Nya tidak seperti kematian orang-orang biasa. Kematian-Nya dengan kesakitan yang hebat, kesengsaraan batin dan jiwa dan kesakitan badani. Kematian-Nya adalah korban dosa-dosa manusia supaya Ia memenangkan kembali kemuliaan dan kehormatan bagi manusia yang percaya, yang telah kehilangan kemuliaan karena Adam.
Karya Kristus untuk menyelamatkan manusia dicapai melalui penderitaan, dalam ketaatan-Nya keselamatan manusia menjadi sempurna. Keselamatan dalam Yesus Kristus adalah kekal dan sempurna karena hanya dilakukan satu kali untuk selamanya melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Pengorbanan-Nya telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. Sedangkan apa yang dilakukan oleh imam Harun harus diulangi tiap-tiap tahun dan apa yang dilakukan imam Harun tidak dapat menghapus dosa atau menghilangkan dosa, tetapi pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus akan melepaskan orang dari dosa. Yesus adalah imam yang sempurna, Ia tidak berdosa sehingga tidak usah mempersembahkan korban untuk diri-Nya, tetapi mengorbankan diri-Nya untuk orang lain. Iman-imam keturunan Harun mempersembahkan darah binatang, tetapi Yesus mempersembahkan darah-Nya sendiri. Tanpa darah Yesus tidak ada pengampunan dosa dan tidak ada penyucian diri dan hati. Darah Yesus yang tertumpah dari kayu salib, itulah yang membuat orang yang percaya kepada-Nya dapat menghampiri Allah. Darah Yesus telah menyucikan sehingga orang yang percaya kepada-Nya dapat masuk ke tempat yang mahakudus. Oleh darah-Nya, surga disediakan bagi orang yang percaya kepada-Nya dan oleh darah-Nya orang percaya dibangkitkan dan tinggal bersama Yesus untuk selama-lamanya. Dengan demikian Darah Yesus memiliki kekayaan dan jauh lebih unggul daripada darah binatang yang dipersembahkan oleh imam-imam keturunan Lewi.
Pengorbanan Yesus memiliki keunggulan dibanding dengan korban-korban yang dilakukan oleh keturunan Harun. Korban yang dilakukan keturunan Harun hanya menyucikan secara lahir dan tidak sampai kepada batin. Korban Yesus menyucikan roh dan batin orang. Pengorbanan Yesus untuk menyelamatkan umat manusia jauh lebih unggul dibanding dengan apa yang dilakukan oleh imam-imam keturunan Harun. Korban Kristus adalah atas kehendak-Nya sendiri sedangkan korban-korban Harun bukan atas kehendak binatang-binatang itu. Korban Kristus adalah korban penghapus dosa, korban Harun tidak menghapuskan dosa. Karena keunggulan tabiat dan korban-Nya, maka Allah menetapkan Yesus sebagai pengantara perjanjian baru.
Perjanjian yang lama (Taurat) bagi segenap kaum secara kelompok sedangkan perjanjian baru berlaku bagi masing-masing orang secara pribadi. Perjanjian lama dengan banyak korban dan tidak dapat menghapus dosa orang, tetapi Yesus Kristus telah menetapkan Perjanjian Baru dengan hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya untuk menghapuskan dosa oleh pengorbanan-Nya. Pengorbanan-Nya lewat kematian di kayu salib berkuasa untuk menghapuskan dosa yang dilakukan orang sebelum dan sesudah kematian-Nya. Yesus telah mati untuk orang-orang dalam Perjanjian Lama dan orang-orang dalam Perjanjian Baru. Pengorbananya mempunyai kuasa untuk menghapus dosa sebelum dan sesudah kematian-Nya. Pengorbanan Yesus Kristus berlaku bagi semua orang pada segala masa. Pengorbanan-Nya membuat tiap-tiap orang yang percaya kepada Yesus dapat menghampiri Allah. Sebelum pengorbanan-Nya hanya Imam Besar boleh masuk ke tempat Mahakudus.
Dalam Perjanjian Baru hukum Allah ditulis dalam hati umat-Nya untuk membaharui hati mereka, sehingga dari hati mereka muncul kerinduan untuk melakukan kehendak Allah. Sedangkan dalam Perjanjian Lama hukum itu ada di luar mereka, sehingga di dalam hati mereka tidak ada kerinduan untuk mentaati hukum itu. Puncak dari Perjanjian Baru adalah persekutuan dengan Allah secara pribadi. Kasih manusia dipusatkan pada Allah.
Kesempurnaan hanya dapat dicapai melalui iman kepada Yesus Kristus. Kesempurnaan hanya datang melalui pengorbanan Yesus Kristus. Iman Yesus Kristus jauh lebih besar daripada imam semua orang dan iman kita disempurnakan di dalam Yesus Kristus. Pada waktu kita mengalami kekurangan, kesakitan, penganiayaan dan kesusahan dalam kehidupan, Tuhan tidak akan meninggalkan kita.
Yesus Kristus adalah Pribadi yang tidak berubah, Ia tetap Allah. Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia dalam satu Pribadi
Persoalan-persoalan kritis dalam kitab ini:
Apakah orang yang benar-benar percaya kepada Yesus Kristus tidak akan murtad? Ketidakpercayaan menyebabkan orang murtad dari Tuhan (3:12) kata murtad merupakan peringatan kepada jemaat. Jika jemaat tidak memiliki iman akan mengakibatkan kemurtatan dari Tuhan dan berpaling dari imannya kepada Yesus Kristus. Penulis surat Ibrani memberitahukan jalan untuk menghindari kemurtatan, yaitu dengan saling mengasihi dan saling menasehati setiap hari. Iman kepada Yesus Kristus memberikan pengharapan sehingga tidak mengalami kebimbangan apakah tetap mengikut Yesus atau undur dari Dia.
Menolak Yesus sama dengan memutuskan semua pengharapan untuk mendapat keselamatan. Hanya ada satu ”korban karena dosa” yang benar. Jika seseorang yang telah memperoleh pengenalan dan sungguh-sungguh menjadi orang Kristen yang benar-benar telah percaya kepada Kristus, kemudian membuangnya dan berbalik dari Kristus, maka tidak ada lagi korban bagi dia. Orang demikian telah murtad dari Kristus dan jalan untuk menghampiri Allah sudah lenyap. Orang yang murtad dari Kristus akan binasa.
Paulus memberi gambaran teladan-teladan iman dari pahlawan-pahlawan dari Perjanjian Lama. Mereka telah menderita, bersabar dan tabah sampai akhirnya. Walaupun mereka mengalami macam-macam penganiayaan dan siksaan, tetapi mereka tidak menyangkal imannya. Demikian juga halnya dengan orang-orang percaya di Ibrani yang masih kuat memegang apa yang menjadi tradisi pendahulu-pendahulu mereka dan takut akan penderitaan, sehingga mereka tidak melihat keselamatan yang begitu besar dalam Yesus Kristus. Orang-orang percaya di Ibrani ada yang ragu-ragu dan tidak percaya kepada pengorbanan Yesus, sehingga mereka mau kembali ke pola hidup lama mereka yaitu berbalik ke agama Yahudi.
Dalam pasal Pasal 10:14, Apakah orang yang sudah dikuduskan tidak mungkin berbuat dosa lagi. Kemungkinan untuk berbuat dosa lagi ada, tetapi tentu sikap hatinya terhadap Allah adalah sempurna. Orang yang sudah dibenarkan dan dikuduskan harus menanggalkan hal-hal yang menghalangi kesempurnaan di dalam Yesus Kristus. Hal-hal yang menghalangi kemajuan dalam kerohanian harus ditanggalkan. Halangan-halangan dapat berupa kesusahan-kesusahan dalam kehidupan dan ejekan-ejekan dari dunia ini. Harus diingat bahwa penderitaan yang kita alami belum ada apa-apanya dibanding dengan penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita. Sebagai orang yang telah dikuduskan harus tetap memandang kepada Yesus Kristus sebagai pusat sasaran. Yesus adalah penawar bagi setiap persoalan umat-Nya. Orang percaya jangan putus asa karena penderitaan, ingat bahwa Yesus Kristus justru disempurnakan oleh penderitaan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar