25 Februari 2013

Aku Percaya (Ferleksi Misi Holistik)

Nama : Abdi Rukun Hadirat Kasih Mendrofa 2 Februari 2013
Nim : 20100101
Nas : Yohanes 4:46-54
Tema : Aku Percaya


Misi holistik berbicara keutuhan pelayanan. Melayani dengan holistik
harus melayani dengan menjawab kebutuhan orang yang akan dilayani.

Ketika seorang pegawai istana Herodes datang memohon agar Yesus
menyembuhkan anaknya yang sakit parah (Yoh 4:47), pada saat itu Yesus
tidak langsung menjawabnya. Mengapa? Yesus ingin menguji iman pegawai
istana ini. Komentar Yesus terkesan kasar, "Jika kamu tidak melihat
tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya" (Yoh 4:48). Saya percaya
Komentar ini ditujukan juga kepada orang banyak. Mereka perlu
diyakinkan bahwa kasih Allah berlaku juga bagi hamba Herodes, sebab
bagi orang Yahudi mereka terhitung sebagai orang yang dibenci. Yesus
menyuruh pegawai Herodes itu pulang dan mengatakan bahwa anaknya pasti
hidup (Yoh 4:50a)! Ternyata beda dari orang banyak yang butuh tanda,
pegawai Herdoes itu percaya walau hanya atas dasar kata-kata. Ia tidak
menguji kebenaran ucapan Yesus sebab ia percaya. Kepercayaannya ini
beroleh peneguhan ketika ia pulang dan menemukan anaknya sudah sembuh
pada saat Yesus mengucapkannya (Yoh 4:50b-53). Itulah tanda kedua yang
Yesus perbuat, seperti halnya tanda pertama di Kana terjadi karena ada
iman sejati kepada Yesus.

Peristiwa ini memberikan kesan dimana Yesus menjawab kebutuhan pegawai
istana Herodes yaitu "anaknya disembuhkan" ketika Yesus menyembuhkan
hanya dengan perkataan sekejap, maka anak pegawai istana Herodes
sembuh. Pelayanan seperti ini yang diinginkan dalam bidang misi
holistik. Akhirnya pegawai istana ini percaya kepada Yesus dan seluruh
keluarganya percaya kepada Yesus (Yoh 4:53).

Dari peristiwa itu saya dapat mengambil satu intisari dimana melayani
dengan holistik bukan sekedar menyampaikan Injil memang menyampaikan
Injil tidak salah tetapi bagaimana saya bisa menjawab kebutuhan orang
yang saya layani, dan itulah tanggungjawab saya dalam melayani dengan
holistik bukan hanya setengah-setengah melayani melainkan dengan
utuhnya saya melayani orang-orang dengan pertolongan Tuhan, doa saya
kepada Tuhan supaya saya dimampukan dalam melayani dengan holistik.

Melayani melalui apa yang saya miliki (Tugas Misi Holistik)

Nama : Abdi Rukun Hadirat Kasih Mendrofa
NIM : 20100101
Nas : Lukas 1-4
Tema : Melayani melalui apa yang saya miliki

Bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa hidup yang diubahkan selalu
dimulai dengan kesediaan mendengar Injil. Lalu mengalami perubahan
hidup oleh Injil itu. Dua belas murid Yesus dan beberapa perempuan
(ayat Luk 8:1-4) adalah sebagian contoh dari orang-orang yang hidupnya
diubahkan oleh Injil: dari penjala ikan menjadi penjala manusia, dari
pemungut cukai menjadi pengikut Yesus, dari keadaan sakit disembuhkan
dan dari keadaan dikuasai roh jahat dibebaskan.

Dalam tradisi Perjanjian Lama, — bagi orang-orang Yahudi — status
dan kedudukan wanita berada di bawah kedudukan pria. Wanita adalah
golongan masyarakat kelas dua, sebab tempat dan peran utama dipegang
oleh pria. Tapi dalam perkembangan selanjutnya tradisi ini tidak lagi
mutlak. Alkitab memaparkan tentang peran penting kaum wanita dalam
keluarga, masyarakat, dan sejarah keselamatan. Meskipun demikian masih
ada yang tetap berpegang pada tradisi ini hingga zaman Perjanjian
Baru. Kaum Wanita tidak memiliki peluang untuk berkarya. Dalam perikop
hari ini kita bertemu dengan beberapa wanita yang dilibatkan Yesus
dalam pekerjaan-Nya. Yesus tidak pernah membedakan pria dan wanita,
keduanya menjadi fokus pelayanan dalam misi keselamatan-Nya.

Jadi Tuhan Yesus ingin semua golongan berkarya untuk kemuliaan-Nya
termasuk dalam misi pelayanan holistik, kita melihat bagaimana
perempuan-perempuan itu melayani dengan kekayaan mereka. Dalam hal
ini, bagaimana respons perempuan-perempuan ini terhadap Injil yang
Tuhan Yesus sampaikan kepda mereka. Saya yakin Tuhan Yesus terlebih
dahulu menjawab kebutuhan perempuan-perempuan itu yaitu menyembuhkan
dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit dan termasuk Yohana istri
Khuza bendahara raja Herodes.
Respons para wanita dalam misi pelayanan Yesus di beberapa desa dan
kota kita belajar dua hal. Pertama, Yesus menepis anggapan yang
mengatakan bahwa tidak ada kesempatan bagi kaum wanita untuk berkarya.
Kedua, Yesus ingin menunjukkan bahwa wanita-wanita itu yang telah
mengalami sentuhan kasih Yesus dan diselamatkan, akan mewujudkan kasih
yang nyata dalam kehidupannnya yang baru.

Sentuhan kasih dan keselamatan inilah yang telah mengubah mereka.
Ungkapan syukur atas kasih dan keselamatan dari Allah itu mereka
aplikasikan dalam wujud saling melayani. Setiap orang yang telah
mengalami sentuhan kasih Allah dan diselamatkan pasti mengalami
perubahan. Perubahan itu akan mendorong setiap orang yang telah
merasakan dan mengalami kasih tak terselami dalam Kristus, untuk
menyatakan kepada siapa pun yang ditemuinya betapa dalamnya kasih
Kristus. Kerinduannya yang amat dalam membuat orang lain pun mengalami
kasih Kristus.

Hal ini perlu saya renungkan dalam diri saya seperti yang dialami
perempuan-perempuan itu ketika mereka menerima Tuhan Yesus dalam
kehidupan mereka dan bagaimana respons saya kedepan dalam pelayanan
yang Tuhan percayakan kepada saya.

19 Februari 2013

Kejadian 1:28 (Refleksi Pribadi Misi Holistik)

Nama : Marthinus
NIM : 20100112
Mata Kuliah : Misi Holistik
Dosen : Adrianus Pasasa, M.A


Kejadian 1:28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas segala binatang yang merayap di bumi."

Dalam Firman bagian ini merupakan perkataan Allah yang sangat jelas
sekali mengungkapkan tentang bagaimana kepeduliaan Allah akan dunia
yang telah Ia jadikan. Kata "beranakcuculah dan bertambah banyak"
memiliki suatu pesan yang sangat penting bagi manusia. Allah
menjadikan manusia laki-laki dan perempuan sebagaimana dalam bagian
ini ditugaskan supaya bertambah banyak sehingga dapat menguasai bumi
dan seluruh isinya. Sebagaimana tujuan manusia yang dipesankan dalam
bagian ini supaya mereka dapat membentuk hubungan keluarga yang
harmonis. Maksud Allah dalam ciptaan ini dapat juga dikatakan menunjuk
pada keluarga yang taat dan patuh terhadap apa yang Allah perintahkan
untuk dapat menciptakan keluarga yang damai itu merupakan hal yang
sangat dirindukan oleh Allah.

Manusia bukan hanya Allah jadikan untuk menciptakan hubungan keluarga
atau berkembang bertambah banyak begitu saja namun Allah mengharapkan
agar manusia mengabdikan segala sesuatu potensi dibumi untuk Dia dan
memelihara serta mengelolanya untuk memuliakan Dia yaitu untuk
memenuhi panggilan atau maksud ilahi. Allah mempercayakan masa depan
bumi kepada kekuasaan manusia, namun ketika manusia jatuh kedalam
dosa maka rancangan sempurna Allah dalam manusia hancur atau rusak,
itu semua oleh kerana ketidaktaatan manusia itu sendiri sehingga
berakibat mendatangkan kehacuran, kegagalan dan penderitaan atas
ciptaan Allah yang didalamnya manusia itu sendiri. Dengan kehancuran
yang disebabkan oleh manusia terhadap diri sendiri maka seolah-olah
rancangan Allah yang sempurna bagi dunia ini menjadi hancur total.
Manusia dengan Allah mengalami keterputusan akan hubungan karenaa
dosa. Dengan usaha manusia tidak dapat membawa pemulihan relasi dengan
Allah. Kasih Allah sungguh sempurna bagi dunia ini dengan
ketidakmungkinan akan pemulihan Allah yang Maha kasih sehingga Dia
sendiri yang datang dalam dunia dalam rupa manusia yaitu dalam Yesus
Kristus. Yesus Kristus sendiri bekerja untuk memulihkan bumi kepada
tempat dan fungsinya yang sempurna. Kesempurnaan itu akan terjadi
ketika Dia datang kembali kedalam dunia ini.

Melihat pekerjaan Allah yang begitu sempurna ini sungguh bahwa misi
merupakan hal yang berasal dari Allah. Allah rindu manusia untuk
memuliakan-Nya. Manusia seharusnya menjadi rekan sekerja Allah yaitu
memantulkan akan berita yang Dia sendiri sampaikan memlalui Firman-Nya
yang hidup dalam Yesus Kristus dan dalam Firman yang tertulis
(Alkitab). Maka dari itu setiap orang percaya harus menjadi penyalur
akan misi Allah. Sasaran hidup yang penting disadari dalam mewujudkan
akan misi Allah yaitu iman dan pengharapan suatu dunia yang baru yaitu
yang diubah dan ditebus sehingga menjadi tempat berdiam dalam
kesempurnaan kekudusan.

Misi Allah merupakan tugas saya yang Allah telah percayakan untuk
dapat saya lakukan dengan penyertaan dan pertolongan-Nya. Firman ini
bukan hanya berlaku bagi Adam dan Hawa namun Firman ini berlaku bagi
saya dan tetap diperdengarkan sepanjang zaman untuk pekerjaan
kerajaan Allah. Allah rindu pakai hidup orang percaya menjadi
pengelola akan ciptaan-Nya yang lain. Kalau Tuhan yang punya rencana
tidak ada satupun dapat membuat misi Allah menjadi terhalang. Misi
Allah yang terpenting yaitu keluar dari dalam hidup saya dan sejauh
mana hubungan saya kepada Dia dan sejauh mana Dia mau pakai saya untuk
menjadi alat pemberitaan kerajaan-Nya. oleh sebab itu saya hanya
bilang dengan Tuhan " Tuhan ini Marthinus tuntun dan pakailah sesuai
kehendak-Mu." Amin.

5 Februari 2013

Silabus Liturgika

KELOMPOK : MATA KULIAH PERILAKU BERKARYA

NAMA MATA KULIAH : LITURGIKA
BOBOT : 2 sks
SEMESTER :
PRASYARAT :
BANYAKNYA PERTEMUAN/ WAKTU TIAP PERTEMUAN : 14 X 2 X 50 MENIT

STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang liturgi, menghayati liturgi
sebagai perayaan kehidupan, dan mampu merancang liturgi secara
kontekstual.

KOMPETENSI DASAR
1. Mampu menguraikan pengertian liturgi secara etimologis, teologis
dan sebagai ilmu.
2. Mampu memaknai liturgi sebagai perayaan kehidupan
3. Mampu menganalisis liturgi dalam masa gereja mula-mula, Abad
Pertengahan, Reformasi dan Pasca Reformasi
4. Mampu menguraikan unsur-unsur Liturgi
5. Mampu menguraikan fungsi pelayanan firman dalam Liturgi
6. Mampu menguraikan fungsi Ruang/Arsitektur dalam Liturgi
7. Mampu menguraikan fungsi Aksesori dalam Liturgi
8. Mampu menguraikan fungsi Simbol dalam Liturgi
9. Mampu menguraikan fungsi Sikap dan Gerakan dalam Liturgi
10. Mampu menguraikan fungsi Musik dan Nyanyian dalam liturgi
11. Mampu menguraikan fungsi Tari dan Teater dalam liturgi
12. Mampu mencermati perubahan dalam Liturgi dari masa ke masa
13. Mampu mengembangkan liturgi secara kontekstual.
14. Mampu membuat presentasi Liturgi yang kontekstual

URUTAN DAN RINCIAN MATERI
1. Pengertian liturgika secara etimologis, teologis dan sebagai Ilmu.
2. Liturgi sebagai Perayaan Kehidupan.
3. Liturgi pada masa Gereja Mula-mula, Abad Pertengahan, Reformasi dan Pasca
Reformasi.
4. Unsur-unsur Liturgi
5. Pelayanan Firman dan Liturgi
6. Arsitektur dan Liturgi
7. Aksesoris Liturgis
8. Simbol dan Makna Teologisnya dalam liturgi.
9. Sikap dan Gerakan dalam Liturgi.
10. Musik dan Nyanyian dalam Liturgi.
11. Tari dan Teater dalam Liturgi.
12. Pengembangan Liturgi secara kontekstual.

INDIKATOR HASIL BELAJAR
1. Menguraikan pengertian Liturgi secara etimologis, teologis dan sebagai Ilmu.
2. Memaknai Liturgi sebagai perayaan lehidupan
3. Menganalisis Liturgi dalam masa Gereja Mula-mula, Abad
Pertengahan, Reformasi
dan Pasca Reformasi
4. Menguraikan unsur-unsur Liturgi
5. Menguraikan fungsi Pelayanan Firman dalam Liturgi
6. Menguraikan fungsi Ruang/Arsitektur dalam Liturgi
7. Menguraikan fungsi Aksesori dalam Liturgi
8. Menguraikan fungsi Simbol dalam Liturgi
9. Menguraikan fungsi Sikap dan Gerakan dalam Liturgi
10. Menguraikan fungsi Musik dan Nyanyian dalam liturgi
11. Menguraikan fungsi Tari dan Teater dalam liturgi
12. Mencermati perubahan dalam Liturgi dari masa ke masa
13. Mengembangkan liturgi secara kontekstual.
14. Membuat Liturgi yang kontekstual dan mempresentasikannya dalam kelas

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN


PENDEKATAN : Kontekstual dan partisipatoris


PENGALAMAN BELAJAR :
1. Mahasiswa mendengar kuliah
2. Mengakses informasi mengenai Liturgika dari internet.
3. Mahasiswa berdiskusi
4. Mahasiswa membuat liturgi
5. Mahasiswa berpresentasi
6. Mahasiswa berlatih memimpin liturgi

METODA :

Ceramah, diskusi, learning experience.

TUGAS :
1. Membuat koleksi dokumentasi tentang berbagai liturgi gereja
2. Membuat presentasi liturgi yang kontekstual

STANDAR PENILAIAN :
1. Partisipasi dan kehadiran : 10%
2. Presentasi : 25%
3. Tugas Kelompok : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%

TEKNIK :
Tertulis dan pengamatan


BENTUK SOAL :
Essei, Tes Sikap, Porto Folio, proyek, unjuk kerja


MEDIA :
Laptop, LCD Proyektor, VCD , Papan Tulis / White board,

SUMBER BELAJAR
1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber,
4. Lingkungan alam,
5. Lingkungan sosial,
6. Teman di kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

Literatur:
1. Abineno, J.L.Ch. Unsur-unsur Liturgia yang dipakai oleh
Gereja-gereja Di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
2. -----, Sekitar Teologi Praktika I. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984.
3. -----, Ibadah Jemaat dalam Abad-abad Pertama. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1985.
4. -----, Doa Menurut Kesaksian Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1997.
5. Adam, A. Foundations of Liturgy: An Introduction to Its History and
Practice, Collegeville-Minnesota: The Liturgical Press, 1992.
6. Barker, Margaret. Pintu Gerbang Sorga – Sejarah dan Simbolisme Bait
Allah di Yerusalem. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.
7. Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek
Pendidikan Agama Kristen Jilid I. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
8. Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek
Pendidikan Agama Kristen Jilid II. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.
9. Crichton, J.D. "A Theology of Worship" dalam The Study of Liturgy.
Ed. C. Jones. London: SPCK, 1992.
10. Killinger, John. "Preaching and Worship" dalam Handbook of
Contemporary Preaching. Ed. Michael Duduit. Nashville: Broadman dan
Holman Publishers, 1993.
11. Mailoa, S.J. Peribadahan Kristen: Kumpulan Isu-isuTeologis.
Monografi. Ambon: Fakultas Filsafat UKIM, 2008.
12. Mariyanto, Ernest. Simbol, Maknanya dalam Kehidupan sehari-hari
dan dalam Liturgi. Malang: Penerbit Dioma, 2001.
13. Peterson, D. Engaging with God – A Biblical Theology of Worship.
Leicester: Apolos, 1992.
14. Rachman, Rashid. Pengantar Sejarah Liturgi. Yogyakarta: Bintang Fajar, 2002.
15. Riemer, G. Cermin Injil: Ilmu Liturgi. Jakarta: Yayasan Bina
Kasih/OMF, 1995.
16. Screiter, Robert. Rancang Bangun Teologi Lokal. Jakarta BPK Gunung
Mulia, 2006.
17. Sidjabat, W. B. dan Arlo D. Duba. Azas-azas Kebaktian Alkitabiah
dan Protestan. Jakarta BPK Gunung Mulia, 1986.
18. Sitompul, A. A. Bimbingan Tata Kebaktian Gereja. Pematang Siantar:
HKBP, 1993.
19. Strathmann, R. Meyer. "leitourgeo, leitourgia, leitourgika" dalam
New Testament Theology Volume 3 . Ed. G. Kittel. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan Publishing House, 1990.
20. Tisdale, Leonora. Preaching as Local Theology and Folk Art.
Minneapolis: Fortress Press, 1997.
21. Uzukwu, Elochukwu. Worship as Body Language. Collegeville,
Minnesota: The Liturgical Press, 1997.
22. Van Olst, E.H. Alkitab dan Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.
23. White, James. Pengantar Ibadah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002.

Diskusi Kelompok



Diskusi Kelompok 1
(1)    Daftarkan lebih banyak masalah sosial yang dihadapi dan dialami oleh gereja Kristen di tengah masyarakat.
(2)    Daftarkan lebih banyak masalah sosial yang dihadapi dan dialami dalam proses penginjilan Kristen.
(3)    Telitilah sebuah kasus masalah sosial yang saat ini sedang dihadapi oleh gereja lokal di tempat mana saudara beribadah.
Diskusi Kelompok 2
(4)    Buatlah analisis tentang masalah apa yang sedang terjadi di dalam kehidupan gereja lokal Anda.
(5)    Buatlah analisis tentang masalah-masalah apa saja yang krusial yang sedang melanda hubungan antar beberapa gereja lokal di kota Anda.
(6)    Solusi apa yang yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut?

Silabus Sosiologi Kristen




KELOMPOK      :
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN




NOMOR

:



NAMA MATA KULIAH
:
SOSIOLOGI

KODE
:


BOBOT
:
2 sks

SEMESTER
:
2 (dua)

PRASYARAT
:


BANYAKNYA PERTEMUAN/ WAKTU TIAP PERTEMUAN

:
14 X (2 X 50 MENIT)

STANDAR KOMPETENSI : 
Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang sosiologi sebagai kelengkapan proses pengembangan kepribadian untuk pengabdian masyarakat, mengkritisi dan mengaplikasikannya dalam pelayanan.


KOMPETENSI DASAR
1.      Mampu menguraikan ruang lingkup teori dan metode sosiologi
2.      Mampu menjelaskan proses sosial
3.      Mampu menguraikan kelompok-kelompok sosial dan budaya masyarakat setempat
4.      Mampu menjelaskan berbagai aspek pengetahuan teoritis tentang sosiologi
5.      Mampu mengidentifikasi lembaga-lembaga kemasyarakatan dan lapisan-lapisan sosial
6.      Mampu menjelaskan perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan di dalam masyarakat Indonesia
7.      Mampu melakukan refleksi teologis terhadap masalah-masalah sosial.


URUTAN DAN RINCIAN MATERI
1.         Ruang Lingkup Teori dan Metode
2.         Proses Sosial
3.         Kelompok-kelompok Sosial
4.         Kebudayaan dan Masyarakat
5.         Lembaga Kemasyarakatan
6.         Pelapisan-pelapisan Sosial
7.         Kekuasaan dan Wewenang
8.         Perubahan-perubahan Sosial dan Kebudayaan
9.         Perubahan-perubahan Sosial dan Kebudayaan dari Masyarakat, suku-suku daerah di Indonesia, masyarakat keturunan di Indonesia ( India, Tamil, Punjab, Tionghoa, Arab)
10.     Kegunaan sosiologi dalam arti luas.
11.     Kegunaan sosiologi untuk memahami masyarakat eksternal dan internal gereja.
12.     Kegunaan sosiologi untuk memahami berbagai ragam etnis yang terdapat ditengah-tengah masyarakat Indonesia.
13.     Kegunaan sosiologi untuk memahami masyarakat warga jemaat Kristen serta Gereja sebagai suatu lembaga sosial.


INDIKATOR HASIL BELAJAR
1.         Mampu menjelaskan Ruang Lingkup Teori, Metode dan proses sosial
2.         Mampu mengidentifikasi kelompok-kelompok sosial dan kebudayaan dalam  Masyarakat
3.         Menganilisis strata Sosial yang ada dalam masyarakat berdasar tinjauan teologis
4.         Menganalisis kekuasaan dan Wewenang dari sudut iman Kristen
5.         Menganalisis dampak perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan dari masyarakat, suku-suku daerah di Indonesia, masyarakat keturunan di Indonesia ( India, Tamil, Punjab, Tionghoa, Arab)
6.         Menerapkan kegunaan sosiologi untuk memahami masyarakat eksternal dan internal gereja.
7.         Menerapkan kegunaan sosiologi untuk memahami berbagai ragam etnis yang terdapat ditengah-tengah masyarakat Indonesia.
8.         Menerapkan kegunaan sosiologi untuk memahami masyarakat warga jemaat Kristen serta Gereja sebagai suatu lembaga sosial.


STANDAR PROSES PEMBELAJARAN


PENDEKATAN

:

Kolektif partisipatoris


PENGALAMAN BELAJAR

:

1.      Mahasiswa mendengarkan kuliah yang disampaikan dosen
2.      Mahasiswa mendiskusikan
3.      Mahasiswa melakukan wawancara sederhana


METODA

:

1. Ceramah         2. Diskusi       3. Simulasi       4. Observasi


TUGAS

:

1.      Mini Riset , Paper


STANDAR PENILAIAN
:

1.      Partisipasi dan kehadiran          : 10 %
2.      Tugas Pribadi                              : 20 %
3.      Presentasi Kelompok                  : 20 %
4.      UTS                                             : 20 %
5.      UAS                                             : 30 %


TEKNIK

:

TERTULIS


BENTUK SOAL

:

Tes Tertulis, Tes Sikap, Porto Folio, proyek, unjuk kerja


MEDIA

:

Papan Tulis / White board, , LCD,dll


SUMBER BELAJAR
1.      Keluarga
2.      Media elektronik (internet)
3.      Narasumber,
4.      Lingkungan alam,
5.      Lingkungan sosial,
6.      Teman di kampus
7.      Teman di masyarakat setempat
8.      Komunitas gereja
9.      Literatur:
a)            Soekamto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali,  1982.
b)            Hesselgrave, David J. Communicating Christ Cross – Culturally Second Edition, Literatur  SAAT , Zondervan Publishing House.
c)            Sumber dari Internet ( Anthony Giddens, Habermass, Jacques Derrida )
d)            Encarta Ensiklopedia  .









Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar