Proposal Tesis
KONSEP KESELAMATAN
DALAM AGAMA “ALUK TODOLO”
Diajukan untuk
memenuhi kelengkapan perkuliahan
Sebagai Tugas Akhir
Bidang Studi
Master of Arts
Oleh:
ADRIANUS
0411701
0411701
BANDUNG, JAWA BARAT
APRIL, 2006
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Ke manakah hidup setelah mati? Sesuai mitos yang hidup di kalangan
pemeluk kepercayaan Aluk Todolo, seseorang yang telah meninggal dunia pada
akhirnya akan menuju ke suatu tempat yang disebut puyo; dunia arwah, tempat
berkumpulnya semua roh. Letaknya di bagian selatan tempat tinggal manusia.
Hanya saja tidak setiap arwah atau roh orang yang meninggal itu dengan
sendirinya bisa langsung masuk ke puyo. Untuk sampai ke sana perlu didahului upacara penguburan
sesuai status sosial semasa ia hidup. Jika tidak diupacarakan atau upacara yang
dilangsungkan tidak sempurna sesuai aluk (ajaran dan tata cara peribadatan),
yang bersangkutan tidak dapat mencapai puyo. Jiwanya akan tersesat.
1.2.
Identifikasi
Masalah
1.2.1.
Mengapa tradisi yang berangkat dari kepercayaan Aluk
Todolo itu masih terus bertahan di
kalangan mereka yang sudah memeluk agama Kristen?
1.2.2.
Banyak pihak yang mengecam bahwa upacara kematian itu
hanyalah bentuk lain dari pemborosan, apa benar demikian? Apakah ada hubungan
pesta kematian tersebut dengan konsep keselamatan dalam agama Aluk Todolo?
1.2.3.
Sebagai adat, apakah ini bertentangan dengan ajaran
gereja? Bagaimana sikap gereja terhadap ritual pesta kematian?
1.3.
Pembatasan
Masalah
Supaya masalahnya tidak melebar,
maka perlu memilih masalah
1.4.
Rumusan
Masalah
Bagaimana Peran gereja dalam
mengajarkan konsep keselamatan Kristen, tampa harus menghilangkan konsep keselamatan “Aluk Todolo” yang masih
berpengaruh luas di kalangan orang Kristen di Toraja?
1.5.
Defenisi
Operasional
1.6.
Tujuan dan
Kegunaan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah:
1.
Memberi gambaran bahwa ada nilai-nilai positif yang
dapat kita adopsi dan tidak bertentangan dengan ajaran Kristen, untuk dipakai
membawa mereka kepada Kristus, tanpa harus meninggalkan kebiasaan mereka atau
adat mereka dengan kata lain mengkondisikan dulu baru menginjili.
2.
Memahami bagaimana konsep keselamatan dalam agama Aluk
Todolo, kemudian membandingkan konsep keselamatan di dalam agama Kristen.
Bagaimana kedua kepercayaan ini memahami tentang keselamatan. Dan apakah ada
hal-hal yang bisa digunakan untuk saling mengisi atau saling melengkapi?
3.
Untuk menjawab pandangan orang yang mengecam upacara
kematian sebagai suatu pemborosan. Sebab jika dipelajari dan diteliti lebih
mendalam banyak nilai positif dan hal bermanfaat yang dapat kita temukan.
Kepustakaan
1.
R.C. Sproul. Mengapa
Percaya. Malang:
Departemen Literatur SAAT, 1999
2.
Andarias Kabanga. Manusia
Mati Seutuhnya. Jogyakarta: Media Pressindo,
3.
Ken. “Nilai Tradisi dan Keagamaan”. Dalam Kompas 3
November 2003: hal.
4.
Wesley Ariarajah. Injil
dan Kebudayaan. Jakarta:
BPK
5.
David J. Hesselgrave & Edward Rommem. Kontekstualisasi. Jakarta: BPK
6.
Dr.Th. Kobong. Iman
dan Kebudayaan. Jakarta:
BPK
7.
Werner Pjendsack & H.J.Visch. Jalan Keselamatan. Jakarta:
BPK
8.
Dr. A. G. Honig Jr. Ilmu
Agama. Jakarta:
BPK
9.
Harun Hadiwijono.
Religi Suku Murba di Indonesia. Jakarta:
BPK
10. Andrew
D. Clarke & Bruce W. Winter. Satu
Allah Satu Tuhan. Jakarta:
BPK
11. Hoekema,
Anthony. Diselamatkan Oleh Anugerah. Jakarta:
Momentum
12. Tong,
Stephen. Dosa dan Kebudayaan. Jakarta: Momentum
13. Owen,
John. Jaminan Keselamatan Kristen. Jakarta: Momentum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar