5 Februari 2013

Silabus Liturgika

KELOMPOK : MATA KULIAH PERILAKU BERKARYA

NAMA MATA KULIAH : LITURGIKA
BOBOT : 2 sks
SEMESTER :
PRASYARAT :
BANYAKNYA PERTEMUAN/ WAKTU TIAP PERTEMUAN : 14 X 2 X 50 MENIT

STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang liturgi, menghayati liturgi
sebagai perayaan kehidupan, dan mampu merancang liturgi secara
kontekstual.

KOMPETENSI DASAR
1. Mampu menguraikan pengertian liturgi secara etimologis, teologis
dan sebagai ilmu.
2. Mampu memaknai liturgi sebagai perayaan kehidupan
3. Mampu menganalisis liturgi dalam masa gereja mula-mula, Abad
Pertengahan, Reformasi dan Pasca Reformasi
4. Mampu menguraikan unsur-unsur Liturgi
5. Mampu menguraikan fungsi pelayanan firman dalam Liturgi
6. Mampu menguraikan fungsi Ruang/Arsitektur dalam Liturgi
7. Mampu menguraikan fungsi Aksesori dalam Liturgi
8. Mampu menguraikan fungsi Simbol dalam Liturgi
9. Mampu menguraikan fungsi Sikap dan Gerakan dalam Liturgi
10. Mampu menguraikan fungsi Musik dan Nyanyian dalam liturgi
11. Mampu menguraikan fungsi Tari dan Teater dalam liturgi
12. Mampu mencermati perubahan dalam Liturgi dari masa ke masa
13. Mampu mengembangkan liturgi secara kontekstual.
14. Mampu membuat presentasi Liturgi yang kontekstual

URUTAN DAN RINCIAN MATERI
1. Pengertian liturgika secara etimologis, teologis dan sebagai Ilmu.
2. Liturgi sebagai Perayaan Kehidupan.
3. Liturgi pada masa Gereja Mula-mula, Abad Pertengahan, Reformasi dan Pasca
Reformasi.
4. Unsur-unsur Liturgi
5. Pelayanan Firman dan Liturgi
6. Arsitektur dan Liturgi
7. Aksesoris Liturgis
8. Simbol dan Makna Teologisnya dalam liturgi.
9. Sikap dan Gerakan dalam Liturgi.
10. Musik dan Nyanyian dalam Liturgi.
11. Tari dan Teater dalam Liturgi.
12. Pengembangan Liturgi secara kontekstual.

INDIKATOR HASIL BELAJAR
1. Menguraikan pengertian Liturgi secara etimologis, teologis dan sebagai Ilmu.
2. Memaknai Liturgi sebagai perayaan lehidupan
3. Menganalisis Liturgi dalam masa Gereja Mula-mula, Abad
Pertengahan, Reformasi
dan Pasca Reformasi
4. Menguraikan unsur-unsur Liturgi
5. Menguraikan fungsi Pelayanan Firman dalam Liturgi
6. Menguraikan fungsi Ruang/Arsitektur dalam Liturgi
7. Menguraikan fungsi Aksesori dalam Liturgi
8. Menguraikan fungsi Simbol dalam Liturgi
9. Menguraikan fungsi Sikap dan Gerakan dalam Liturgi
10. Menguraikan fungsi Musik dan Nyanyian dalam liturgi
11. Menguraikan fungsi Tari dan Teater dalam liturgi
12. Mencermati perubahan dalam Liturgi dari masa ke masa
13. Mengembangkan liturgi secara kontekstual.
14. Membuat Liturgi yang kontekstual dan mempresentasikannya dalam kelas

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN


PENDEKATAN : Kontekstual dan partisipatoris


PENGALAMAN BELAJAR :
1. Mahasiswa mendengar kuliah
2. Mengakses informasi mengenai Liturgika dari internet.
3. Mahasiswa berdiskusi
4. Mahasiswa membuat liturgi
5. Mahasiswa berpresentasi
6. Mahasiswa berlatih memimpin liturgi

METODA :

Ceramah, diskusi, learning experience.

TUGAS :
1. Membuat koleksi dokumentasi tentang berbagai liturgi gereja
2. Membuat presentasi liturgi yang kontekstual

STANDAR PENILAIAN :
1. Partisipasi dan kehadiran : 10%
2. Presentasi : 25%
3. Tugas Kelompok : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%

TEKNIK :
Tertulis dan pengamatan


BENTUK SOAL :
Essei, Tes Sikap, Porto Folio, proyek, unjuk kerja


MEDIA :
Laptop, LCD Proyektor, VCD , Papan Tulis / White board,

SUMBER BELAJAR
1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber,
4. Lingkungan alam,
5. Lingkungan sosial,
6. Teman di kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

Literatur:
1. Abineno, J.L.Ch. Unsur-unsur Liturgia yang dipakai oleh
Gereja-gereja Di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
2. -----, Sekitar Teologi Praktika I. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984.
3. -----, Ibadah Jemaat dalam Abad-abad Pertama. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1985.
4. -----, Doa Menurut Kesaksian Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1997.
5. Adam, A. Foundations of Liturgy: An Introduction to Its History and
Practice, Collegeville-Minnesota: The Liturgical Press, 1992.
6. Barker, Margaret. Pintu Gerbang Sorga – Sejarah dan Simbolisme Bait
Allah di Yerusalem. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.
7. Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek
Pendidikan Agama Kristen Jilid I. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
8. Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek
Pendidikan Agama Kristen Jilid II. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.
9. Crichton, J.D. "A Theology of Worship" dalam The Study of Liturgy.
Ed. C. Jones. London: SPCK, 1992.
10. Killinger, John. "Preaching and Worship" dalam Handbook of
Contemporary Preaching. Ed. Michael Duduit. Nashville: Broadman dan
Holman Publishers, 1993.
11. Mailoa, S.J. Peribadahan Kristen: Kumpulan Isu-isuTeologis.
Monografi. Ambon: Fakultas Filsafat UKIM, 2008.
12. Mariyanto, Ernest. Simbol, Maknanya dalam Kehidupan sehari-hari
dan dalam Liturgi. Malang: Penerbit Dioma, 2001.
13. Peterson, D. Engaging with God – A Biblical Theology of Worship.
Leicester: Apolos, 1992.
14. Rachman, Rashid. Pengantar Sejarah Liturgi. Yogyakarta: Bintang Fajar, 2002.
15. Riemer, G. Cermin Injil: Ilmu Liturgi. Jakarta: Yayasan Bina
Kasih/OMF, 1995.
16. Screiter, Robert. Rancang Bangun Teologi Lokal. Jakarta BPK Gunung
Mulia, 2006.
17. Sidjabat, W. B. dan Arlo D. Duba. Azas-azas Kebaktian Alkitabiah
dan Protestan. Jakarta BPK Gunung Mulia, 1986.
18. Sitompul, A. A. Bimbingan Tata Kebaktian Gereja. Pematang Siantar:
HKBP, 1993.
19. Strathmann, R. Meyer. "leitourgeo, leitourgia, leitourgika" dalam
New Testament Theology Volume 3 . Ed. G. Kittel. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan Publishing House, 1990.
20. Tisdale, Leonora. Preaching as Local Theology and Folk Art.
Minneapolis: Fortress Press, 1997.
21. Uzukwu, Elochukwu. Worship as Body Language. Collegeville,
Minnesota: The Liturgical Press, 1997.
22. Van Olst, E.H. Alkitab dan Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.
23. White, James. Pengantar Ibadah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar