29 April 2014

UNTURNYA NILAI POSITIF PADA ANAK-ANAK | Susiani Ester

Menanggapi kasus kecelakaan yang melibatkan anak dari musisi Ahmad
Dhani yang merenggut 7 nyawa di jalan tol Jagorawi, yang saya ambil
dari artikel koran Kompas tgl 8 September 2013 "Tabrakan Jagorawi,
Anak Ahmad Dhani Operasi 2 Kali" Maka kita akan melihat persoalan
secara umum yang melibatkan anak-anak. Kasus yang menimpa AQJ adalah
contoh kecil yang sebenarnya sudah membudaya di masyarakat. Selama ini
masyarakat tidak peka karena yang terlibat dengan masalah-masalah
anak-anak dibawah umur adalah anak-anak "kelas biasa", sehingga ketika
muncul kasus AQJ maka masyarakat baru mengoreksi diri. Sebenarnya ini
sudah agak terlambat, kita cenderung bertindak setelah peristiwa
terjadi, bukan mencegah dan mengantisipasinya. Ini bukan kasus
psikologi semata tapi sudah menjadi kasus social yang perlu dipecahkan
karena akan mempengaruhi perkembangan budaya bangsa di kemudian hari.
Ragam kasus yang melibatkan anak-anak semakin banyak dan jangkauannya
bukan saja di kota-kota besar tetapi juga di daerah. Sikap ugal-ugalan
di jalan, tawuran, bahkan tindakan-tindakan kriminal seperti pencurian
motor, pembunuhan, perkosaan sering dilakukan oleh anak-anak dibawah
umur. Kita harus melihat latar belakang dari tindakan anak-anak
sekarang yang banyak diwarnai dengan hal-hal negative.



Sebab-sebab anak berperilaku buruk diantaranya:

Kurangnya perhatian orang tua.

Suasana keluarga sangat mempengaruhi perilaku anak-anak. Kasih sayang
yang cukup dan perhatian utama orang tua kepada anak adalah kunci
utama perilaku anak-anak. Orang tua yang mengalami kasus "broken
home" lebih memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bertindak
sesuka hati dan menentukan pilihannya sendiri. Atau juga orang tua
yang kurang mampu cenderung menekankan anak-anak untuk mencari uang
sehingga kurang memberikan ruang belajar dan bermain yang cukup pada
anak-anak.

Pengaruh Hedonisme.

Bagi orang tua yang berpenghasilan cukup, serasa tak mau kalah dengan
kemajuan teknologi berlomba-lomba untuk memberikan barang-barang
elektronika, kendaraan mewah, yang sebenarnya bukan menjadi kebutuhan
utama seorang anak. Pada kenyataannya banyak anak-anak TK yang sudah
biasa bermain dengan computer dan smartphone. Mereka asyik dengan
dunia baru mereka, padahal diusia tersebut seharusnya anak diajarkan
untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Menjadi kebanggan orang tua
jika anak-anaknya dapat mempergunakan barang-barang elektronika dan
juga mengendarai kendaraan baik itu motor maupun mobil.

Pengaruh Media Massa (dunia maya)

Tayangan-tayangan di media massa yang dipengaruhi gaya hidup glamour
memberikan rekomendasi tentang dunia baru yang ada disekeliling
anak-anak. Dari perkataan, tingkah laku dan cara berpikir anak, banyak
dipengaruhi oleh media massa terutama televisi. Contohnya: beberapa
tahun lalu anak-anak banyak meniru tayangan "Smacdown" sehingga mereka
cenderung bertingkah laku yang diwarnai kekerasan seperti menendang,
memukul dsb. Internet, game, membuat anak-anak melewatkan waktu mereka
di dunia nyata dan lebih menyukai hidup di dunia maya. Anak tidak lagi
diajarkan menghadapi kenyataan sehingga tidak heran banyak anak-anak
yang cepat putus asa. Tekanan hidup membuat anak-anak mengambil jalan
pintas, setiap tahun data anak yang mati bunuh diri semakin bertambah.
Sebagian dari mereka melarikan diri dari rumah dan memilih tinggal di
jalanan.

Kurangnya pendidikan moral dan agama.

Perilaku anak-anak saat ini dibandingkan dengan anak-anak 20 tahun
lalu sangat jauh berbeda terutama sikap sopan santunnya. Pendidikan
moral banyak dianggap kuno dan bahkan agama hanya menjadi salah satu
mata pelajaran sekolah bukan sebagai pedoman hidup. Kerohanian mereka
tidak terpelihara dengan baik. Tindak kekerasan disekolahpun
meningkat. Tawuran antar pelajar yang menelan banyak korban spertinya
sudah biasa terjadi. Berita televisi yang menyatakan anak membunuh
temannya sendiri juga beberapa kali terjadi.

Kurangnya pendisiplinan dari pihak terkait dan orang tua

Sebagai contoh kecelakaan di tol Jagorawi yang melibatkan AQJ adalah
bukti lemahnya pengawasan dari orang tua yang cenderung sibuk dan juga
dari aparat kepolisian yang sering tidak tegas kepada pengendara yang
masih dibawah umur. Rata-rata pelajar SMA mereka belum memiliki SIM,
namun seolah sudah biasa dan sudah umum ada di masyarakat jika
berkendara sendiri di jalan raya.

Rendahnya kesadaran disiplin dari anak-anak sendiri.

Bukan saja di jalan raya, tetapi di segala bidang anak-anak lebih
mencari cara yag simple, praktis dan cepat. Disiplin waktu, disiplin
berkendara dan tanggung jawab semakin luntur bila tidak dibiasakan
sejak dini. Cara hidup yang serba instan tidak mendidik anak-anak
untuk berdisiplin pada diri sendiri dan kepada orang lain atau
lingkungannya.



Selain kita melihat sebab-sebab yang melatarbelakangi perilaku
anak-anak yang diluar porsinya kita juga perlu memberikan jalan tengah
yang kira-kira bisa mengurangi tingginya kebrutalan yang terjadi
dikalangan anak-anak dan remaja. Kita bisa memberikan hal-hal berikut
kepada anak-anak, yaitu:

Kita (orang tua) perlu mengetahui bakat atau talenta yang dimiliki
anak. Dengan mengetahui potensi yang ada pada anak-anak sejak dini
kita bisa memberikan arah yang tepat sehingga anak lebih mengenal
dirinya sendiri. Anak diikutkan dalam kegiatan-kegiatan seni, olah
raga dan kursus-kursus akan jauh lebih baik hasilnya. Anak juga akan
bersosialisasi dengan orang lain dan memiliki dunia baru yang lebih
luas.
Perhatian yang cukup bagi anak-anak sangat diperlukan. Rumah
tangga yang "broken home" ataupun tidak harmonis bisa menjadi alasan
anak untuk memberontak. Bukan saja dirumah, tetapi orang tua juga
harus dapat mengkomunikasikan masalah anaknya dengan pihak-pihat
terkait, misalnya sekolah, guru-guru atau teman-teman si anak.
Anak diberikan sesuai dengan kebutuhannya bukan keinginannya,
walaupun orang tua mampu untuk memberikan sesuai dengan kemauan anak.
Anak yang terbiasa dimanja akan lebih mudah jatuh dan putus asa ketika
dia menghadapi masalah karena ia tidak dibiasakan untuk berjuang.
Orang tua perlu membatasi dan mengawasi apa yang dipergunakan
anak-anak. Barang-barang mewah yang seharusnya dipergunakan oleh orang
dewasapun perlu diperhatikan penggunaannya. Mobil, motor, itu jelas
bukan untuk anak-anak.
Pendidikan disiplin harus dimulai dari keluarga di usia sedini
mungkin, bukan malah orang tua yang mengajarkan anak untuk melanggar
aturan. Kebiasaan yang baik akan menanamkan disiplin dalam diri anak
dan pendidikan agama yang kuat akan meningkatkan moral anak.
Kepedulian, perhatian dan kasih sayang antar sesama bisa terjalin kuat
bila anak dibekali dengan pendidikan moral dan agama yang kuat.
Pendidikan sekuler yang tinggi membuat sumber daya masyarakat
meningkat sehingga mengurangi angka premanisme. Peningkatan taraf
hidup harus dilakukan pemerintah. Anak-anak yang hidup dibawah garis
kemiskinan cenderung lebih agresif untuk melakukan tindakan-tindakan
yang melawan hukum. Pemerintah perlu membuka lapangan pekerjaan yang
lebih menjanjikan dan berorientasi pada pengembangan atau peningkatan
sumber daya manusia.
Perlu adanya kerjasama antar lembaga yang menangani masalah
social, pihak sekolah dan aparat terkait untuk secara
berkesinambungan memberikan pengarahan kepada anak-anak. Anak-anak
bukan hanya diberikan perlindungan hukum, tetapi juga perlu adanya
sangsi atau konsekuensi yang harus mereka terima dari akibat perbuatan
mereka.
Mengajarkan anak kebiasaan menabung sejak dini. Kebiasaan menabung
pada anak-anak yang dimulai sejak dini akan mengurangi sikap
konsumerisme bila mereka dewasa. Anak juga akan terbiasa untuk
berhemat dan mengatur keuangan dengan baik.



PENUTUP :



Masyarakat diharapkan untuk tidak menutup mata dengan persoalan
anak-anak yang saat ini sering menimbulkan kecemasan. Kepedulian dan
pengawasan masyarakat terhadap anak-anak perlu ditingakatkan. Orang
tua tidak hanya memberikan dan mencukupi kebutuhan anak tetapi lebih
memperhatikan dan mendengar apa yang menjadi keluhan anak-anak
sehingga persoalan tidak membesar dan membahayakan. Anak-anak adalah
aset bangsa dan menjadi tanggung jawab bersama untuk mendidik mereka
demi kelangsungan generasi mendatang. Sangat memprihatinkan jika
diusia belasan mereka sudah terlibat dengan hal-hal criminal.

Secara khusus gereja memiliki tugas yang cukup berat untuk mendidik
dan mengajar anak-anak bertanggung jawab dan berdisiplin lebih baik
lagi. Gereja bukan sekedar symbol dan hanya diperlukan ketika
persoalan sudah datang. Gereja memiliki modal yang sangat diperlukan
oleh dunia ini, yaitu Firman dan Roh Kudus. Lebih dalam lagi, gereja
bisa mengadakan pendekatan kepada anak-anak Sekolah Minggu dengan
melibatkan guru-guru yang bisa menjadi tempat bagi anak-anak dalam
berbagi kesusahan mereka. TUHAN YESUS MEMBERKATI.





PELAYANAN PEMUDA Kristen

DITENGAH MASYARAKAT



PENDAHULUAN

Pemuda adalah harapan bangsa, mungkin inilah slogan yang sering
didengungkan untuk mengajarkan pemuda bertanggung jawab dan menyadari
tugasnya untuk menata kehidupan bangsa di masa yang akan datang.
Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda tidak lepas dari tujuan dan
cita-cita bangsa. Bila kita melihat perjalanan bangsa kita, para
pemudalah yang "memaksa" dan bertindak sehingga bisa mencapai
kemerdekaan. Berikutnya ketika bangsa Indonesia porak-poranda akibat
peristiwa G.30 S/PKI, para mahasiswa juga banyak terlibat di dalamnya.
Di era Reformasi, pemuda tampil untuk menggulingkan Orde Baru sehingga
tercapailah reformasi kepemimpinan di Indonesia.



PEMUDA SECARA UMUM

Sosoknya yang masih berproduktif, berfikir maju, berjiwa optimis dan
berintelektual adalah modal yang luar biasa besar. Namun banyak
pendapat yang menyatakan bahwa generasi muda Indonesia saat ini,
berada dalam keadaan acuh tak acuh akan masa depannya, hidup santai,
miskin dalam cita-cita, erosi idealisme dan patriotisme. Hal tersebut
diakibatkan oleh:

Jumlah pemuda yang putus sekolah sangat besar jumlahnya. Jumlah
penduduk Indonesia yang sangat besar, 60 % adalah usia produktif dan
20 % diantaranya adalah pemuda. Setiap tahun Indonesia menghasilkan
lulusan baik dari SMA sederajat atau Universitas, namun tidak
diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang memadai.
Kurangnya lapangan pekerjaan di pedesaan. Focus lapangan pekerjaan
hanya di kota-kota besar, sedangkan di daerah sangat kurang, sehingga
menimbulkan berbagai masalah-masalah social diantaranya: urbanisasi,
pengangguran, meningkatnya angka kriminalitas.
Pengaruh kebudayaan yang berasal dari luar yang diakibatkan oleh
majunya teknologi dan ipktek yang demikian pesat. Dampak kemajuan
iptek sudah mulai dirasakan, komunikasi tatap muka yang dahulu bisa
terjalin dengan orang tua kini sering hanya melalui ponsel. Semangat
kekeluargaan kini lebih dihargai dengan "uang". Gaya hidup yang
menuntut serba modern akan meningkatkan citra diri.
Pendidikan dalam keluarga yang kurang memadai atau tidak mengenai
sasaran yang tepat. Bagi sebagian masyarakat yang kurang mampu,
pendidikan sering diabaikan demi uang. Lebih baik anak mencari uang
atau bekerja, dari pada sekolah yang menghabiskan banyak biaya.

Selain itu hubungan kaum muda dengan kaum yang lebih tua tidak seindah
yang dibayangkan. Pengalaman-pengalaman berharga di usia muda adalah
penentu langkah bagi cita-cita dan harapan mereka. Kegagalan sebagian
pemuda untuk mengisi hari-hari mereka dengan hal positif akan membawa
kehancuran bagi masa depan mereka. Pemuda harus menyadari tugas dan
tanggung jawabnya.

Pada garis besarnya tugas pemuda adalah:

Agent of Change.

Pemuda bertugas untuk mengadakan perubahan-perubahan ke arah yang
lebih baik, yaitu perubahan yang bersifat kemanusiaan.

Agent of development.

Pemuda bertugas melancarkan pembangunan atau melakukan pembangunan di
segala bidang baik bersifat fisik maupun non fisik.

Agent of modernization.

Pemuda bertindak sebagai pelopor dalam pembaharuan. Maksudnya pemuda
dapat memilih mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus
dibuang.



Jurang pemisah antara golongan muda dan golongan tua akan terkikis
apabila kita memandang semua golongan itu memiliki totalitas. Tidak
ada generasi yang menganggap dirinya sebagai pelindung dari generasi
yang lain sehingga semuanya bertanggung jawab atas keselamatan,
kesejahteraan, kelangsungan generasi yang sekarang dan yang akan
datang. Kalaupun ada perbedaan itu terletak hanya pada kematangan
berfikir dan menghayati makna hidup.

Contoh peran pemuda dalam masyarakat adalah Karang Taruna. Karang
Taruna adalah sebuah wadah masyarakat atau lembaga pemberdayaan dan
pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar
kesadaran dan tanggung jawab social dari, oleh dan untuk masyarakat.
Karang Taruna adalah organisasi yang memiliki tugas pokok bersama-sama
pemerintah dan komponen masyarakat lainnya menanggulangi
masalah-masalah social khususnya yang berkaitan dengan generasi muda.
Keanggotaanya bersifat stelsel pasif artinya semua yang berusia 11-45
tahun otomatis adalah anggotanya, mereka memiliki hak dan kewajiban
yang sama tanpa membedakan asal keturunan, jenis kelamin, status
social ekonomi, suku dan budaya, agama, golongan dan pendirian
politik. Peran penting lain Karang Taruna adalah mengadvokasi
masyarakat yang kurang beruntung.

Di sekolah wadah yang menanpung inspirasi siswa adalah OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah). Pada kenyataannya belum semua
sekolah berhasil menunjukkan peran yang signifikan melalui kegiatan
OSIS ini. Tawuran pelajar masih menjadi fenomena yang mengkhawatirkan
masyarakat. OSIS seperti tidak mampu mengemban amanat dan tanggung
jawabnya. OSIS hanya menjadi organisasi yang sudah menjadi tradisi
turun-temurun di setiap sekolah. Bahkan dibeberapa sekolah OSIS
seperti menjadi asisten guru atau tangan kanan guru yang bisa
mengadakan razia dan memberikan hukuman pada para siswa yang melanggar
peraturan sekolah. OSIS seolah menjadi "PolisiSekolah". Padahal
melalui OSIS banyak peran yang bisa disukseskan, misalnya mengadakan
bakti social, mengadakan malam kreasi dan seni untuk menampilkan
bakat-bakat dari para siswa, membuat majalah sekolah yang menampilkan
kegiatan-kegiatan siswa di dalam dan diluar sekolah.

Pemuda memiliki semangat pergerakan yang membara dalam jiwa. Ketika
semangat pergerakan ini dilaksanakan dalam rute positif dan koridor
yang benar maka akan menciptakan perubahan-perubahan sekaligus
mempengaruhi masyarakat sehingga tercipta tatanan yang baik. Peran
pemuda itu sendiri dapat sebagai subjek penggerak perubahan, pencipta
ide kreatif, sekaligus objek yang akan menjadi contoh nyata dalam
perubahan tersebut. Maksud dari penggerak perubahan adalah bahwa
pemuda menjadi penyemangat,pengaruh, dan penyusun scenario dari
perubahan yang harus dilakukan. Misalnya mengkritisi isu negative
dalam masyarakat. Pencipta ide kreatif maksudnya adalah pemuda sebagai
penggagas yang akan dilakukan dalam perubahan. Sedangkan menjadi objek
adalah berarti bahwa pemuda juga harus melaksanakan apa yang ia
ucapkan pada masyarakat atau orang lain tentang hal yang harus mereka
lakukan. Dengan kata lain, mengajak orang lain membiasakan hal-hal
baik melalui contoh nyata secara langsung.



PERAN PEMUDA KRISTEN



PELAYANAN KELUAR (MASYARAKAT UMUM)

Peranan pemuda gereja saat ini belum nampak dimata masyarakat.
Tanggung jawab gereja juga dituntut untuk dapat menjadi garam dan
terang dunia. Beberapa hal yang dapat dilakukan pemuda gereja di
tengah masyarakat:

Mengadakan pendekatan kepada lingkungan terutama generasi mudanya
melalui kegiatan-kegiatan olah raga seperti futsal, basket, sepak bola
dll.
Mengajak pengurus lingkungan untuk bersama-sama menanggulangi
narkoba dengan memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap generasi
muda agar terhindar dari pengaruh narkoba.
Memberikan usulan kepada pengurus lingkungan untuk memberikan
tempat atau rumah singgah bagi pengembangan bakat dan seni sehingga
bakat-bakat dan hobi yang tidak pernah muncul dari para pemuda bisa
diberdayakan.
Mengajak instansi terkait untuk bisa membantu agar para pemuda
bisa diadakan pelatihan kerja, misalnya melalui Balai Latihan Kerja
yang sebenarnya sudah ada namun belum bisa optimal, sehingga mereka
bisa membuka lapangan kerja baru dan mengurangi tingginya angka
pengangguran.
Memberikan penyuluhan tentang pendidikan seks bagi para remaja dan
pemuda untuk menanggulangi tingkat aborsi, prostitusi dan seks bebas,
dengan mendatangkan dokter ahli dan psikologi yang sangat diperlukan
para remaja.
Tidak cukup dengan nasehat, tetapi orang tua juga perlu diberikan
pengertian untuk dapat lebih mendalami karakter dan kemauan anak-anak
mereka. Sehingga pada akhirnya anak-anak bisa menemukan jati diri
mereka di tengah keluarga.
Pemuda Kristen harus mampu menjadi penggerak semangat gotong
royong yang sudah mulai luntur akibat dari materialisme yang melanda
orang-orang muda. Segala sesuatu yang diukur dengan uang tidak lagi
dapat mengikat kasih persaudaraan dan gotong royong. Dari semangat
gotong royong ini timbul sikap kerja keras yang membuat pemuda
memiliki mental yang tangguh.
Sikap kritis positif dan kreatif akan membuka wawasan baru untuk
menghasilkan yang terbaik dan dengan itu akan siap untuk menghadapi
tantangan jaman.

Pemuda Kristen diharapkan tidak hanya memikirkan agama yang hanya
berhubungan dengan ritual dan tata cara ibadah saja tetapi
perpandangan maju untuk mengubah dunia dengan tindakan yang
berlandaskan Firman Tuhan. Sebab pada kenyataannya saat ini
organisasi pemuda gereja hanya memusatkan perhatian pada urusan-urusan
ke dalam gereja, bahkan tidak memiliki visi untuk menjangkau jiwa-jiwa
yang belum mengenal kasih Tuhan. Pelayanan pemuda hanya terbatas untuk
membangun rohani saja dan yang lebih parah hanya mencari teman-teman
dari gereja lain untuk bergabung.



PELAYANAN KEDALAM (LINGKUNGAN GEREJA)

Pemuda Kristen harus bisa menjadi diri sendiri bukan pencerminan orang
lain. Contoh sederhana bahwa kita tidak menjadi diri sendiri adalah
ketika kita membeli sebuah produk setelah kita melihat tayangan iklan
di televisi. Tanpa disadari kita sudah dipengaruhi oleh iklan
tersebut. Ditengah masyarakat remaja sering tidak menjadi diri mereka
sendiri, misalnya ketika mereka "dengan terpaksa" menuruti ajakan
teman untuk merokok. Dengan kata lain, mereka terpengaruh karena tidak
memiliki karakter yang kuat.

Menjadi diri sendiri bukan berarti sikap individualis atau
mementingkan diri sendiri yang diutamakan, tetapi justru ketika kita
menyadari diri kita tak mampu hidup tanpa orang lain, maka sikap
sebagai makhluk sociallah yang muncul. Allah menginginkan kita untuk
dapat menjadi berkat bagi orang lain. Ketika Allah menciptakan
manusia, Ia berkata: "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja…"
oleh sebab itu sebagai makhluk social kita tidak dapat mengurung diri,
tanpa ada tindakan yang bisa kita lakukan.

Sebagai pribadi manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan
Allah, pemuda harus merefleksikan dirinya dalam penyatuan dengan Allah
untuk menemukan jati diri yang sesungguhnya. Pemuda memiliki
sifat-sifat keilahian. Sifat-sifat rohani yang baik inilah yang akan
memberikan semangat baru dalam hubungan social dengan masyarakat.
Pemuda yang memiliki sifat rohani yang kuat akan sanggup bertahan
ketika diperhadapkan pada tantangan jaman misalnya: globalisasi,
materialisme. Pada dasarnya ada beberapa tipe manusia dalam
menyelesaikan masalahnya.

Tipe-tipe manusia tersebut adalah:

Tipe Quitter atau orang-orang yang berhenti/menyerah.

Manusia tipe ini adalah manusia yang cepat menyerah dalam menghadapi
tantangan atau masalah. Belum berusaha sudah mengatakan "tidak
sanggup" atau "tidak". Ia selalu menganggap dirinya lemah, biasanya
mereka selalu memiliki berbagai ketakutan, rendah diri atau merasa
diabaikan. Sehingga berbagai kesempatan emas dilewatkan begitu saja.

Tipe Camper atau manusia yang berkemah.

Dalam menghadapi persoalan, manusia tipe ini hanya mau berjuang
setengah-setengah dan tidak mau menyelesaikan sampai selesai. Ia
smengatakan "cukup" dengan hasil yang sudah diperolehnya, padahal itu
baru sedikit saja. Dia tidak akan mempedulikan apakah itu akan
berhasil atau tidak, yang penting sudah dikerjakan. Ibarat orang yang
mendaki, ia hanya sampai di pertengahan. Alasan mereka sering kali
adalah kemampuan mereka hanya sampai disitu.

Tipe Climber atau manusia pendaki.

Ini adalah tipe manusia yang terbaik. Tipe manusia climber dia akan
berjuang dari nol sampai kepada kesuksesan yang sesungguhnya. Dia
tidak akan menyerah dalam berjuang mencapai sukses demi sukses. Setiap
tantangan yang ada dihadapinya dengan semangat dan sikap yang optimis.
Dia juga akan berpikir tentang segala kemungkinan yang akan terjadi.
Dia juga bukan orang yang gila kerja atau ambisius, tetapi ia mencapai
sukses lewat perjuangan, kerja keras di jalan yang benar, dan memegang
teguh moralitas.

Tugas orang tua dan gerejalah yang membentuk pemuda memiliki karakter
yang baik dan menunjukkan sifat-sifat dan teladan Kristus di tengah
dunia.



Hal-hal yang bisa dilakukan sebagai pemuda Kristen bagi gereja:

Pemuda bisa mengembangkan bakat mereka melalui pengembangan
budaya. Kegiatan tari, alat music tradisional bisa menjadi sarana
untuk menarik banyak anak-anak muda datang pada Yesus. Melalui
kesenian tradisional bisa ditampilkan pada acara-acara seperti natal,
paskah dsb.
Pemuda bisa menjadi pelopor untuk mempersempit jurang pemisah
antar gereja dengan mengadakan kegiatan-kegiatan atau tournament olah
raga atau kesenian antar gereja disekitarnya. Karena kenyataannya
gereja hanya bersaing mencari jemaat gereja lain bukan mencari domba
yang hilang atau yang tersesat.
Pemuda harus dapat menunjukkan ide kreatif mereka melalui
karya-karya mereka. Mengadakan kegiatan kelompok belajar bersama bisa
mengurangi intensitas pergaulan diluar yang kurang baik. Dengan
kegiatan ini orang tua bisa percaya bahwa anak-anak mereka memiliki
pergaulan yang baik.
Dalam ibadah Pemuda, dapat dibentuk beberapa kelompok untuk
belajar melayani dan jika ada jiwa yang baru pertama kali datang
mereka bisa menyambutnya dengan antusias melalui kelompok mereka,
sehingga jiwa-jiwa yang baru datang tidak merasa terasing.
Pemuda bisa memberikan sumbangsihnya melalui pelayanan sekolah
minggu, dengan membuat alat-alat peraga sesuai dengan kreatifitasnya
masing-masing, ikut membatu mengajar sehingga ada regenerasi
pelayanan. Dengan demikian pelayanan sekolah minggu ikut sukses.



PENUTUP :

Gereja tanpa pemuda ibarat rumah yang siap roboh, oleh karenanya
gereja wajib memberikan perhatian khusus pada pelayanan Pemuda. Pemuda
yang memiliki loyalitas dan karakter iman yang kuat akan menghidupkan
gereja dimasa yang akan datang. Kesiapan pemuda menghadapi tantangan
jaman harus didukung dengan kesiapan gereja membina dan membentuk
mereka menjadi pribadi luhur dan beriman kokoh. Gereja perlu
memberikan pendekatan khusus dan pembekalan kepada pemuda, misalnya
dengan melibatkan mereka dalam pelayanan ibadah umum, mengadakan
bezoek, menyelenggarakan acara-acara khusus remaja seperti retreat,
youth camp dll, memberikan mereka seminar-seminar tentang pergaulan,
pendidikan seks, narkoba dsb.



Bila remaja memiliki wawasan yang luas, maka mereka dapat
berargumentasi dengan teman-teman mereka yang hidup dalam pergaulan
yang salah, dan membawa teman-teman mereka kembali ke jalan yang
benar. Istilah "domba melahirkan domba" akan terwujud. Pemuda yang
memiliki wawasan yang luas juga akan merasa bangga, bahwa diri mereka
berbeda dengan teman-teman mereka yang lain. Pengetahuan dan hikmat
tidak diajarkan melalui Alkitab saja, tetapi bisa berupa pembekalan
pengetahuan umum.



Orang tua sebaiknya juga ikut terlibat aktif dengan memberikan
kebebasan bagi para pemuda untuk menyampaikan ide-ide dan pendapat
mereka, serta mengarahkan pada satu tujuan mullia yaitu melayani Tuhan
dan sesama. Kenyataannya banyak pemuda yang enggan berbicara banyak
tentang hal-hal rahasia yang mereka alami kepada orang tuanya sendiri,
mereka lebih cenderung menyampaikan masalahnya kepada orang lain.



Akhirnya, kita berharap pemuda Kristen dapat mengemban Amanat Agung
Kristus di tengah masyarakat. Menjadi tolok ukur bagi pemuda-pemudi
lain yang belum mengenal Injil Kristus. Peranan Pemuda Kristen harus
semakin nyata, bukan saja kedalam gereja tapi kepada lingkungan
disekitar mereka baik dirumah, di sekolah, di tempat kerja dsb. Bukan
saja dalam perbuatan dan perkataan tapi melalui pemuda Kristen yang
tangguh dalam iman, tanggap dalam setiap keadaan dapat mengubah
masyarakat, bangsa dan Negara. TUHAN MEMBERKATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar