27 Maret 2014

MASALAH-MASALAH SOSIAL YANG ADA DALAM MASYARAKAT DAN CARA PENYELESAIANYA | MARYATI

Masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Jika terjadi benterokan antara unsur-unsur yang ada dapat
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan
kelompok atau masyarakat.
Pengertian masalah kesejahterahan sosial pada dasarnya
tidak berbeda dengan masalah sosial.Ernest Burgess, mengemukakan teori
tentang massalah sosial dalam perkembangan sosiologi dapat
dikelompokan menjadi lima :
1. Masalah sosial sebagai patologi organik individual.
2. Masalah sosial sebagai patologi sosial.
3. Masalah sosial sebagai disorganisasi personal dan sosial.
4. Masalah sosial sebagai koonflik-konflik nilai.
5. Masalah sosial sebagai proses.

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang
mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang
dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan
bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat,
pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain
sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Penjelasanya :
1. Faktor Ekonomi
Faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial.
Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di
mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit
mencari pekerjaan.
2. Faktor Budaya
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit
dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang
berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar
suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun
sejak dahulu.
3. Faktor Biologis
Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit
tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
4. Faktor Psikologis
Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan
masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi
aliran serupa masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini.


Cara Penyelesaian Masalah Sosial
Pengangguran dapat menyebabkan kemiskinan, dan selanjutnya
menimbulkan kejahatan dan permusuhan atau pertikaian dalam masyarakat.
Hal ini merupakan masalah sosial yang harus kita atasi. Pemerintah
selalu berusaha mengatasi berbagai persoalan sosial dengan peran serta
tokoh masyarakat, pengusaha, pemuka agama, tetua adat, dan Iain-Iain.
Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak dalam membantu
mengatasi masalah sosial antara lain :
A. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
B .Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam
menghadapi
Persoalansosial.
C. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut
memberikan beasiswa.
D. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM)
membantu dalam
berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
E. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan bantuan
kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
F. Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada
masyarakat sekitarnya
berupamateri.
G. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan
mengarahkan para remaja putus
sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.
H. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan
memberikan berbagai
penyuluhan.
Selain cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga
menggalakkan berbagai program untuk mengatasi masalah sosial antara
lain :

1. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
BOS diberikan kepada siswa-siswa sekolah mulai dari sekolah dasar
sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.
2. Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan
sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
3. Pemberian Kartu Askes.
Bagi keluarga miskin pemerintah memberikan kartu Askes untuk berobat
ke puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau
gratis.
4. Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin).
Pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga
yang sangat murah.
5. Pemberian Sembako.

TANGGAPAN / PENDAPAT:
Masalah social merupakan masalah kita bersama, baik sebagai anggota
masyarakat maupun sebagai lembaga pemerintah patut untuk saling bahu
membahu untuk mengatasinya. Dari penulisan tersebut di atas penulis
setuju dengan pendapat tersebut, dan ini juga dapat diterapkan dalam
pelayanan di tempat di mana penulis melayani.dengan memberikan
perhatian kepada masing-masing anggota jemaat yang seringkali
menghadapi masalah-masalah tersebut. Dan cara/ penerapannya dengan
langkah-langkah sebagai beikut:
1. mendorng jemaat utuk bertumbuh iman percaya mereka, agar semakin kuat, tidak
tergoyahkan, mulai dari tingkat Sekolah Minggu sampai kepada orang dewasa.
2. dengan iman yang kuat/ teguh , ketika mereka mengalami
masalah-masalah social, mereka tidak gampang putus asa/ menyerah
3. membuka wawasan / cara berpikir mereka untuk dapat mengembangkan
talenta yang mereka miliki, agar masalah pengangguran bukan lagi
menjadi masalah bagi mereka (dapat membuka lapangan pekerjaan)



PELAYANAN SEKOLAH MINGGU YANG BERHUBUNGAN DENGAN
MASALAH SOSIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan salah satu bidang garapan
administrasi pendidikan. Istilah "sekolah" merupakan konsep yang luas,
yang mencakup baik lembaga pendidikan formal maupun lembaga
pendididkan non formal. Sedangkan istilah "masyarakat" merupakan
konsep yang mengacu kepada semua individu, kelompok, lembaga, atau
organisasi yang berada di luar sekolah sebagai lembaga pendidik.
Masyarakat yang bersifat kompleks, terdiri dari berbagai macam
tingkatan masyarakat yang saling melengkapi (over lapping), dan
bersifat unik, sebagai akibat latar belakang dimensi budaya yang
bereneka ragam hasil penelitian menunjukkan, betapa penting dan
perlunya program sekolah selalu menghayati adanya hubungan kerja sama
antara sekolah dengan masyarakat.


Hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat, yaitu dengan
melibatkan orang tua, dan masyarakat serta isu-isu yang timbul dan
bagaimana menyelesaikan isu-isu tersebut. Dalam hal ini kepemimpinan
gembala mempunyai peranan menentukan sebagai satu kekuatan atau
kewibawaan (power) di dalam menghimpun dan menggerakkan segala sumber
daya di dalam kerja sama dengan masyarakat pendidikan yang lebih luas,
serta untuk memperoleh berbagai dukungan sumber daya manusia, dana,
serta dukungan informasi berbagai lembaga dan dukungan politis dari
segenap jajaran aparat pendidikan (Setiawan, siaksoft.net)
Semakin majunya pengertian masyarakat akan pentingnya pendidikan
anak-anaknya, maka merupakan kebutuhan vital bagi sekolah dan
masyarakat untuk menjalin kerja sama. Kerjasama tersebut maksudnya
demi kelancaran pendidikan di sekolah pada umumnya dan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada khususnya. Jadi hubungan
sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara
sekolah dengan masyarakat dengan maksud meningkatkan pengertian warga
masyarakat tentang kebutuhan dan praktek pendidikan serta mendorong
minat dan kerja sama warganya dalam usaha memperbaiki sekolah.

Setiap program yang ada di sekolah perlu dikembangkan, lebih-lebih
program hubungan sekolah dengan masyarakat yang masih dini dalam
masyarakat perlu mendapat perhatian terus untuk dikembangkan. Mungkin
kesadaran masyarakat akan keikutsertaannya dalam bertanggung jawab
terhadap pendidikan di sekolah belum tinggi, walaupun kesadaran akan
pentingnya pendidikan sudah tinggi, membuat mereka tidak banyak
berpartisipasi di sekolah. Atau mungkin juga karena kondisi sosial
ekonomi mereka membuat perhatian mereka hanya terpaku kepada
usaha-usaha meningkatkan kehidupan dam memandang pendidikan di sekolah
cukup ditangani oleh personalia-personalia sekolah saja. Apapun
alasannya yang membuat partisipasi masyarakat dalam pendidikan di
sekolah belum banyak, perlu diteliti dan dikaji oleh sekolah dijadikan
bahan untuk mengembangkan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Kita sebagai calon pendidik diharapkan mampu menjalin kerja sama
dengan masyarakat. Jadi kita harus mengetahui cara bekerja sama dengan
masyarakat yang baik demi kelancaran pendidikan sekolah melalui adanya
makalah ini.



B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud hubungan sekolah dengan masyarakat?
2. Apakah manfaat diadakannya hubungan sekolah dengan masyarakat?
3. Apakah tujuan diadakannya hubungan sekolah dengan masyarakat?
4. Apakah peranan pihak-pihak yang terkait hubungan antara sekolah dan
masyarakat?
5. Bagaimana prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat?
6. Bagaimana teknik dalam menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat?
7. Apa saja jenis hubungan sekolah dengan masyarakat?
8. Apa saja bentuk-bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat?

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah hal-hal berikut:
1. Mendeskripsikan pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat.
2. Menjelaskan manfaat diadakannya hubungan sekolah dengan masyarakat.
3. Menjelaskan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat.
4. Menjelaskan peranan pihak-pihak yang terkait hubungan antara
sekolah dan masyarakat.
5. Menjelaskan prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat.
6. Menjelaskan teknik dalam menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat.
7. Menyebutkan dan menjelaskan hubungan sekolah dengan masyarakat.
8. Mejelaskan dan mengetahui tentang bentuk-bentuk hubungan sekolah
dengan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Suatu sekolah tidak dibenarkan mengisolasi diri dari masyarakat.
Sekolah tidak boleh menutup


diri terhadap masyarakat sekitarnya, ia tidak boleh melaksanakan
idenya sendiri dengan tidak mau tahu akan aspirasi-aspirasi
masyarakat. Sekolah tidak boleh bersikap dan berlaku demikian, sebab
pada hakekatnya ia adalah milik masyarakat. Masyarakat menginginkan
sekolah itu berdiri di daerahnya untuk meningkatkan perkembangan
putra-putra mereka. Masyarakat juga menginginkan agar sekolah bisa
memberi pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat baik
langsung maupun tidak langsung. Untuk maksud ini masyarakat siap
mendukung usaha-usaha sekolah di daerahnya.
Sekolah adalah merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya
termasuk masyarakat pendukungnya. Sebagai sistem terbuka sudah jelas
ia tidak dapat mengisolasi diri, sebab bila hal ini ia lakukan berarti
ia menuju ke ambang kematian, akibat menentang kewajaran hukum alam.
Sebagai sistem terbuka, sekolah selalu membukakan pintu terhadap
kehadiran warga masyarakat, terhadap ide-ide mereka, terhadap
kebutuhan-kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-nilai yang ada di
masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk dimasuki
oleh aktivitas-aktivitas sekolah. Sekolah juga dapat belajar dari
masyarakat, guru-guru dan para siswa dapat mencari pengalaman, belajar
dan praktek di masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat terjadi
komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan saling menerima.

Masyarakat dalam arti sempit di sini adalah masyarakat di lingkungan
sekolah itu sendiri, sedangkan dalam arti luas yaitu masyarakat dalam
negara dan bahkan bila diperlukan dapat dihubungkan dengan masyarakat
Internasional. Sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak menghubungkan
diri dengan masyarakat dalam arti sempit ialah masyarakat setempat,
sebab fungsi sekolah yang pertama adalah melayani kebutuhan masyarakat
setempat.

Hubungan dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah dengan
masyarakat, ialah mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik
yang bersumber dari sekolah maupun yang bersumber dari masyarakat.
Komunikasi inilah merupakan pintu-pintu keterbukaan sekolah terhadap
masyarakat, pintu-pintu yang menghubungkan sekolah sebagai sistem
dengan masyarakat sebagai suprasistemnya.
Komunikasi itu merupakan lintasan dua arah yaitu dari arah sekolah ke
masyarakat dan dari arah masyarakat ke sekolah. Kedua kelompok
kehidupan itu saling memberi informasi, berpartisipasi



membina pendidikan. Jones (1969:388) menyambut hubungan dengan
masyarakat itu sebagai hubungan dua arah tempat memadu ide antara
sekolah dengan masyarakat untuk melahirkan saling pengertian. Ide-ide
tentang pendidikan tidak selalu datang dari sekolah. Lagi pula tidak
semua ide sekolah itu dapat diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
sekolah. Masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap pendidikan
putra-putranya seringkali punya ide tertentu yang dapat dimanfaatkan
oleh sekolah.
Dari uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa hubungan dengan
masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah
dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan
informasi-informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan.
Hubungan dengan masyarakat didasarkan kepada ketentuan bahwa (1)
masyarakat adalah salah satu penanggung jawab sekolah, (2) proses
belajar serta media pendidikan juga terjadi dan ada di masyarakat, dan
(3) masyarakat menaruh perhatian terhadap pendidikan putra-putranya.

J. Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat:
a. Tahu hal-hal persekolahan dan inovasi-inovasinya
b. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih mudah diwujudkan.
c. Menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan.
d. Melakukan tekanan/tuntutan terhadap sekolah.
2. Bagi sekolah:
a. Memperbesar dorongan, mawas diri.
b. Memudahkan memperbaiki pendidikan.
c. Memperbesar usaha meningkatkan profesi staf.
d. Konsep masyarakat tentang guru menjadi benar.
e. Mendapatkan koreksi dari kelompok penuntut.
f. Mendapat dukungan moral dari masyarakat.
g. Memudahkan meminta bantuan dan material dari masyarakat.
h. Memudahkan pemakaian media pendidikan di masyarakat.
i. Memudahkan pemanfaatan narasumber.
K. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Mengenai hubungan sekolah dengan masyarakat, T.Sianipar meninjau dari
sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah
dan kepentingan masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari kepentingan
sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat
bertujuan untuk:
1. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
2. Meningkatkan mutu pendidikandisekolah yang bersangkutan.
3. Memperlancar proses belajar mengajar.
4. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan
dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan
hubungannya dengan sekolah adalah untuk:
1. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam
bidang mental-spiritual.
2. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi oleh masyarakat
3. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4. Memperoleh kembali angota-anggota masyarakat yang makin meningkat
kemampuannya.
Secara lebih konkret lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah
dengan masyarakat adalah:
1. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2. Mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun financial yang
diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan
program sekolah.
4. Memperkaya atau memperluasprogram sekolah sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
5. Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah
dalam mendidik anak.
Menurut Elsbree dan McNally, bermacam-macam tujuan seperti dikemukakan
di atas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:
1. Mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak
Makin majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para
pendidik, terutama guru-guru sekolah minggu, agar pendidikan dan
pengajaran tidak lagi subject matter centered, tetapi hendaknya
community life centered; tidak lagi berpusat pada buku, tapi
berorientasi pada kebutuhan kehidupan di dalam masyarakat. Konsep
pendidikan yang demikian mengandung implikasi-implikasi yang
berhubungan dengan masyarakat, seperti antara lain:
a. Personil sekolah, terutama guru-guru, perlu mengetahui benar-benar
kondisi masyarakat lingkungan hidup anak-anak yang sangat penting bagi
program pendidikan seperti lingkungan alam tempat anak itu hidup,
macam-macam masalah pendidikan yang timbul di dalam masyarakat itu,
adat istiadat , keadaan kehidupan dan ekonomi mereka, kesempatan dan
sarana rekreasi bagi anak-anak.
b. Gembala dan guru-guru sekolah minggu hendaknya selalu berusaha
untuk dapat bekerja sama dan memenfaatkan sumber-sumber di dalam
masyarakat yang diperlukan untuk memperkaya program sekolah. Dengan
memandang masyarakat itu sebagai laboratorium untuk belajar, berarti
penting bagi guru-guru untuk mengetahui fasilitas-fasilitas apa yang
tersedia di dalam masyarakat yang diperlukan dalam belajar.
c. Gereja hendaknya dapat bekerja sama dengan organisasi-organisasi
dan instansi lain di dalam masyarakat yang mempunyai tugas dan
kepentingan yang sama terhadap pendidikan anak-anak. Misalnya
lembaga-lembaga keagamaan lain, organisasi kepramukaan, kesenian dan
kesehatan. Semua itu dapat membantu pendidikan anak-anak, baik
pendidikan di sekolah minggu maupun pendidikan di luar sekolah minggu.

d. Guru-guru sekolah minggu hendaknya selalu mengikuti perkembangan
masyarakat dan selalu siap memahami dan mengkaji sumber-sumber
masyarakat yang dapat dimasukkan ke dalam rencana perkembangan
pendidikan. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa bahan pengajaran
yang diberikan kepada murid-murid bukanlah bahan yang statis dan
using,melainkan merupakan bahan yang fungsional dan akurat bagi
kebutuhan muridsekarang dan kehidupan yang akan datang.
2. Meningkatkan tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
Di dalam masyarakat yang demokratis, sekolah seharusnya dapat
menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi
perubahan-perubahan masyarakat di dalam bidang-bidang kehidupan
ekonomi, kebudayaan, teknologi dan sebagainya, ke tingkat yang lebih
tinggi. Jadi dalam hal ini, bukan sekolah yang harus mengekor secara
pasif kepada perkembangan masyarakat, tetapi sebaliknya sekolahlah
yang justru yang harus mempelopori bagaimana dan kemana masyarakat itu
harus dikembangkan. Seperti pernah dikemukakan oleh prof.Dr.Bachtiar
Rifai dan Ir.S. Sudarmadi, M.Sc. dalam ulasannya mengenai sekolah
pembangunan yang telah dirintis di Indonesia sejak tahun 1972 sebagai
berikut :
Sekolah pembangunan harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Sekolah hendaknya mempunyai kurukulum, metode mengajar, serta
evaluasi dan program yang menyenangkan, merangsang dan cocok dengan
tujuan pendidikan.
b. Sekolah hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat
sekitarnya dan berorientasi kepada pembangunan dan kemajuan.
c. Sekolah hendaknya mempunyai mekanisme untuk menjamin terpeliharanya
dialog yang kontinu antara sekolah-orang tua murid-masyarakat,
Dari apa yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa,
berbeda dengan sekolah-sekolah formal pada umumnya lebih merupakan
community center atau lebih spesifik lagi, "pusat kegiatan belajar
masyarakat".
3. Mengembangkan pengertian, antusiasme, dan partisipasi masyarakat.
Hal tersebut penting, apalagi bagi masyarakat Indonesia. Yang pada
umumnya masih belum


begitu menyadari bahwa tugas dan tanggung jawab pendidikan anak-anak
adalah juga tugas dan tanggung jawab masyarakat di samping gereja dan
pemerintah.

Mengingat wadah yang tidak hanya berbentuk sekolah minggu, tetapi juga
dalam keluarga dan masyarakat pada umumnya, bahwa bentuk pendidikan
yang kita manfaatkan melalui berbagai wadah itu tidak hanya bentuk
pengajaran, tetapi juga tauladan, komunikasi, kelompok atau massa, dan
sosialisasi pada umumnya.

L. Peranan Pihak-pihak yang Terkait Hubungan antara Sekolah dan Masyarakat
Dalam kaitannya dengan hubungan sekolah dan masyarakat, ada beberapa
pihak yang turut andil dalam pembentukan hubungan sekolah dan
masyarakat, pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Orang tua
Peranan orang tua dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat, antara lain:
a. Mendukung pelaksanaan belajar mengajar di sekolah minggu.
b. Berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan kegiatan sekolah di
berbagai komunitas.
c. Bersedia menjadi narasumber sesuai keahlian dan profesi yang dimiliki.
d. Menginformasikan nilai-nilai positif dari pelaksanaan kegiatan di
sekolah minggu kepada masyarakat secara luas.
e. Aktif dalam memberikan ide/gagasan dalam rangka peningkatan
kualitas pembelajaran.
2. Guru
Peranan guru dalam hubungan antara sekolah minggu dengan masyarakat,
antara lain:
a. Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu: orang tua
tentang kemajuan anak mereka dalam belajar .
b. Bekerjasama dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak ikut
sekolah minggu, mengajak dan memasukkannya ke sekolah.minggu
c. Menjelaskan manfaat dan tujuan sekolah minggu kepada orang tua/ jemaat.
Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Untuk mencapai tujuan kerja sama sekolah dengan masyarakat, ada
beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya, yaitu yang
dikemukakan oleh Elsbree (Soetopo:1982).


1. Ketahuilah apa yang Anda yakini. Dalam hal ini, merupakan tugas
gembaladan guru-guru sekolah minggu akan apa yang dikerjakan sehingga
tidak ada kesimpangsiuran dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
2. Laksanakanlah program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan
masyarakat. Maksudnya, untuk mencapai kerja sama dan memperoleh
bantuan dari masyarakat, buatlah program belajar bagi anak-anak sebaik
mungkin, buatlah sekolah yang dapat menciptakan suasana yang bahagia
dan situasi belajar yang menggairahkan bagi anak-anak sekolah minggu.
3. Ketahuilah masyarakat Anda. Masyarakat sekolah hendaknya
benar-benar mengetahui keadaan masyarakat di daerah itu, baik sifat
dan problemnya maupun sumber-sumber yang ada dalam masyarakat
tersebut.
4. Adakan survey mengenai masyarakat di daerah tertentu. Survey itu
perlu untuk menghimpun informasi yang meliputi aspek kehidupan
masyarakat dan kondisinya. Pengenalan dalam masyarakat merupakan bahan
dalam penyusunan hasil survey yang membantu anak-anak dadlam
meningkatkan keingintahuan tentang orang-orang yang ada di sana,
kejadian-kejadian, masa depan masyarakat, dan membangkitkan minat
anak-anak untuk mengadakan penelitian tentang kesejahteraan masyarakat
tersebut dan juga akan terbukanya pintu untuk kerja sama antara
sekolah, orang tua, dan masyarakat.
5. Adakan kunjungan ke rumah. Banyak tujuan dan faedah yang akan
diperoleh dari kunjungan guru ke rumah orang tua murid, baik untuk
tujuan proses perkembangan anak maupun untuk menghimpun informasi
tentang masyarakat di daerah tersebut.
6. Layani masyarakat di daerah Anda. Sekolah melayani anak-anak dari
masyarakat melalui pendidikan dan pengajaran, tetapi sekolah akan
menjadi lebih baik bila dijadikan pusat kegiatan masyarakat. Misalnya
pada suatu sekolah ada perpustakaan untuk masyarakat, tempat
pertemuan, dan sebagainya. Sedangkan pengaturan kegiatan tersebut
direncanakan dan dilaksanakan bersama.
9. Doronglah jemaat untuk melayani sekolah minggu. Ada beberapa
prinsip penggunaan jemaat untuk mencapai atau melayani sekolah minggu,
yaitu:


a. Adakanlah hubungan yang baik dengan jemaat yang dapat memberi
bantuan berupa materi, tenaga, dan waktu demi kepentingan sekolah
minggu
b. Mohon bantuan pada pendidik dalam jemaat untuk melayani sekolah minggu

N. Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut Soekarto Indra Fachrudi (1989:246), mengungkapkan ada 11
teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sekolah
yang perlu diketahui oleh masyarakat. Teknik-teknik tersebut antara
lain meliputi:
1. Laporan kepada orang tua murid
Laporan yang diberikan oleh seklah kepada masyarakat berisi laporan
tentang kemajuan anak, aktivitas anak di sekolah, kegiatan sekolah
sendiri, dan segala sesuatu yang terjadi di sekolah sehubungan dengan
pendidikan anak ddi sekolah. Laporan ini dapat dilakukan sekali dalam
tiga atau empat bulan, semesteran atau tahunan. Laporan tersebut tidak
hanya berupa data, angka-angka akan tetapi menyangkut inframasi yang
bersiafat diagnostik. Artinya dalam laporan tersebut dicantumkan juga
kelebihan dan kelemahan anak, disertai dengan jalan pemecahan yang
kiranya dapat dilakukan orang tua dalam ikut membantu kesuksesan
belajar anak.
2. Buletin Bulanan
Buletin bulanan dapat diusahakan oleh guru, staf sekolah , dan para
orang tua yang dapat diterbitkan satu bulan sekali. Bahkan dapat juga
melibatkan murid, sambil memberikan latihan dan membentuk kader dari
pihak murid.
Isi buletin bulanan ini adalah tentang kegiatan sekolah,
artikel-artikel guru dan murid (bisa juga artikel dari orang tua
murid), pengumuman- pengumuman sekolah, berita-berita sekolah, dan
berita-berita masyarakat yang perlu diketahui sekolah dan lain
sebagainya.
3. Open House
Open House merupakan suatu metode mempersilakan masyarakat yang
berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil
kerja murid dan guru yang diadakan pada waktu yang telah terjadwal.
Pada saat itulah masyarakat dapat melihat secara langsung proses
belajar mengajar yang berlangsung di sekolah itu. Dari gambaran ini,
masyarakat dapat memberikan penilaian atas pelaksanaan pendidikan di
sekolah tersebut.
6. Kunjungan ke sekolah ("school visitation")
Kunjungan orang tua murid ke sekolah pada saat pelajaran berlangsung
yang dimaksudkan agar para orang tua murid berkesempatan melihat
anak-anaknya pada waktu mengikuti pelajaran. Bagus kiranya apabila
setelah orang tua mengadakan kunjungan ini kemudian diadakan diskusi
untuk memecahkan masalah yang timbul menurut pengamatan para orang
tua. Kunjungan ke sekolah ini dapat dilaksanakan sewaktu-waktu,
sehingga mereka dapat melihat kewajaran yang terjadi di sekolah itu.
7. Kunjungan ke rumah murid ("home visitation")
Kunjungan ke rumah murid dilakukan untuk melihat latar belakang
kehidupan murid di rumah. Penerapan metode ini akan mempererat
hubungan antara sekolah dengan orang tua murid, di samping dapat
menjalin silaturrahmi antara guru dengan orang tua murid.
Masalah-masalah yang dihadapi murid di sekolah dapat dibicarakan
secara kekeluargaan dan persahabatan intim. Guru yang berkunjung ke
rumah orang tua murid harus bersikap bijaksana, hati-hati dan ramah
tamah, terutama dalam menanggapi problema yang dikemukakan oleh orang
tua.
Kunjungan ke rumah orang tua murid harus direncanakan dan harus
mengemban kepentingan sekolah. Jadi tidak boleh dipakai untuk
kepentingan anak didik. Kecuali diadakan kunjungan oleh guru yang
tidak direncanakan oleh sekolah, kemudian dalam percakapan
diperbincangkan masalah siswa. Cara ini kadang-kadang yang membawa
hasil yang sangat memuaskan.
8. Melalui penjelasan oleh staf sekolah
Gembala hendaknya berusaha agar semua personal sekolah turut aktif
mengambil bagian dalam mensukseskan program hubungan sekolah dengan
masyarakat. Para personal sekolah dapat memberikan penjelasan kepada
masyarakat tentang kepentingan sekolah, organisasi sekolah dan semua
kegiatan sekolah.


9. Gambaran Keadaan Sekolah Melalui Murid.
Murid dapat juga didorong untuk memberikan informasi kep- mengenada
masyarakat tentang keadaan sekolah. Jangan sampai bahkan menyebarkan
isu-isu yang tidak baik mengenai sekolah kepada masyarakat. Apabila
sekolah memiliki pemancar radio maka media ini dapat dimanfaatkan agar
murid berbincang bincang dalam siaran mengenai situasi sekolah.


O. Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Banyak orang mengartikan hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat itu
dalam pengertian yang sempit. Mereka berpendapat bahwa hubungan
kerjasama itu hanyalah dalam hal mendidik anak belaka. Padahal,
hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat itu mengandung arti
yang lebih luas dan mencakup beberapa bidang. Sudah barang tentu
bidang-bidang yang ada hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan
pendidikan masyarakat pada umumnya.
Penulis berpendapat bahwa hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat
itu dapat digolongkan menjdi tiga jenis hubungan, yaitu:

1. Hubungan edukatif
Hubungan edukatif adalah hubungan kerjasama dalam hal mendidik
anak/murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga.
Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip
atau bahkan pertentangan yang dpat mengakibatkan keraguan pendirian
dan sikap pada diri anak. Antara sekolah yang diwakili oleh guru dan
orang tua tidak saling berbeda atau berselisih paham, baik tentang
norma-norma etika maupun norma-norma sosial yang hendak ditanamkan
kepada anak didik mereka.
2. Hubungan kultural
Hubungan kultural adalah kerjasama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan
masyarakat tempat sekolah itu berada. Kita mengetahui bahwa sekolah
merupakan suatu lembaga yang seharusnya dapat dijadikan

barometer bagi murid-muridnya. Kehidupan, cara berpikir, kepercayaan,
kesenian, adat istiadat dari masyarakat. Bahkan yang lebih diharapkan
adalah hendaknya sekolah itu dapat merupakan titik pusat dan sumber
tempat terpencarnya norma-norma kehidupan (norma agama, etika, sosial,
estetika, dan sebagainya) yang baik bagi kemajuan masyarakat yang
selalu berubah dan berkembang maju. Jadi, bukanlah sebaliknya sekolah
hanya mengintroduksikan apa yang hidup dan berkembang di masyarakat.
3. Hubungan institusional
Hubungan institusional yaitu hubungan kerjasama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun
pemerintah, seperti hubungan kerjasama antara sekolah dengan
sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan
penerangan, jawatan pertanian, perikanan dan peternakan, dengan
perusahaan-perusahaan negara atau swasta yang berkaitan dengan
perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mendidik anak-anak yang
nantinya akan hidup sebagai anggota masyarakat yang terdiri atas
bermacam-macam golongan, jabatan, status sosial, dan bermacam-macam
pekerjaan, sangat memerlukan adanya hubungan kerjasama itu. Dengan
adanya hubungan ini sekolah dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga
lain, baik berupa tenaga pengajar, pemberi ceramah tentang hal-hal
yang berkaitan dengan pengadaan dan pengembangan materi kurikulum
maupun bantuan yang berupa fasilitas serta alat-alat yang diperlukan
bagi kelancaran program sekolah.
Sebagai kesimpulan dapat dikemukakan bahwa dengan dilaksanakannya
ketiga jenis hubungan sekolah dan masyarakat seperti telah diuraikan
di atas, diharapkan sekolah tidak lagi selalu ketiggalan dengan
perubahan dan tuntutan masyarakat yang senantiasa berkembang. Apalagi
menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini,ketika masyarakat
berubah dan berkembang dengan sangat pesatnya akibat kemajuan
teknologi, sehingga seperti dikatakan oleh Tilaar, sekolah makin
tercecer dan terisolasi dari masyarakat, sekolah lebih berfungsi
sebagai penjara intelek. Maka untuk dapat memperoleh kembali fungsi
yang sebenarnya, sekolah harus merupakan salah satu pusat belajar dari
banyak pusatbelajar yang kini dikategorikan sebagai pendidikan
nonformal.

Adanya hubungan sekolah dan masyarakat ini dimaksudkan pula agar
proses belajar yang berlaku di sekolah mengalami perubahan,dari proses
belajar dengan cara "menyuapi", dengan bahan pelajaran yang telah
dicerna oleh guru, menjadi proses belajar yang inovatif, yaitu belajar
secara antisipatoris dan partisipatoris. Anak-anak dididik untuk
berpartisipasi dalam arti luas di dalam kehidupan masyarakat, dan
dapat mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan dating tempat
mereka akan hidup dan terlibat didalamnya setelah mereka dewasa.

P. Bentuk-bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Cara-cara dan alat-alat yang dipakai oleh sekolah untuk melakukan
hubungan dengan masyarakat ialah: (1) melalui aktivitas para siswa,
(2) aktivitas guru-guru, (3) ekstrakurikuler, (4) kunjungan masyarakat
atau orangtua siswa ke sekolah, dan (5) melalui media masa (Jones,
1969:395-400). Cara-cara ini perlu ditambah lagi dengan
pertemuan-pertemuan kelompok.
masyarakat yang menaruh perhatian kepada pendidikan di sekolah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan
dua arah antara sekolah dengan masyarakat untuk memusyawarahkan
ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan
pendidikan.
Manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat diuraikan sebagai
berikut: Bagi masyarakat: tahu hal-hal persekolahan dan
inovasi-inovasinya, kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan
lebih mudah diwujudkan, menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam
pendidikan, melakukan tekanan/tuntutan terhadap sekolah. Sedangkan
manfaaat bagi sekolah: memperbesar dorongan, mawas diri, memudahkan
memperbaiki pendidikan, memperbesar usaha

meningkatkan profesi staf, konsep masyarakat tentang guru menjadi
benar, mendapatkan koreksi dari kelompok penuntut, mendapat dukungan
moral dari masyarakat, memudahkan meminta bantuan dan material dari
masyarakat, memudahkan pemakaian media pendidikan di masyarakat,
memudahkan pemanfaatan narasumber.
Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu: mengenalkan
pentingnya sekolah bagi masyarakat, mendapatkan dukungan dan bantuan
moril maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah,
memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan
program sekolah, memperkaya atau memperluasprogram sekolah sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, mengembangkan kerjasama
yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak.
Peranan Pihak-pihak yang Terkait Hubungan antara Sekolah dan
Masyarakat: Orang tua, guru, gembala.
Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat diantaranya: ketahuilah apa
yang Anda yakini, laksanakanlah program pendidikan dengan baik dan
bersahabat dengan masyarakat, ketahuilah masyarakat Anda, adakan
survey mengenai masyarakat di daerah tertentu, bahan-bahan dokumen,
keanggotaan dalam organisasi masyarakat, adakan kunjungan ke rumah,
layani masyarakat di daerah Anda, doronglah masyarakat untuk melayani
sekolah.
Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat Laporan kepada orang tua murid
diantaranya: buletin Bulanan, penerbitan Surat Kabar, pameran Sekolah,
open House, kunjungan ke sekolah ("school visitation"), kunjungan ke
rumah murid ("home visitation"), melalui penjelasan oleh staf sekolah,
gambaran Keadaan Sekolah melalui Murid, melalui Radio dan Televisi,
laporan Tahunan.
Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat yaitu hubungan edukatif,
hubungan kultural, dan hubungan Institusional.
Bentuk-bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat yaitu aktivitas para
siswa/kelas atau tingkat kelas, aktivitas guru, beberapa guru, atau
guru-guru satu bidang studi, media masa, kunjungan warga masyarakat
atau orangtua siswa ke sekolah, pertemuan dengan kelompok masyarakat
yang menaruh perhatian kepada pendidikan di sekolah.


B. Saran
Hendaknya pihak-pihak yang terkait dalam hubungan sekolah dengan
masyarakat, dapat membantu meningkatkan kualitas hubungan tersebut
agar tercipta suasana belajar mengajar yang dapat meningkatkan
semangat belajar siswa. Dengan meningkatnya semangat belajar siswa,
diharapkan dapat mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia pada
umumnya dan di sekolah itu sendiri pada khususnya.



PENDAPAT/ TANGGAPAN:
Penulis sepaham dengan uraian tersebut di atas, sekolah formal maupun
non formal (seperti halnya sekolah minggu) perlu di tangani dengan
baik, melalui program-program yang dibuat untuk kemajuan intelektual
maupunbidang kerohanian perlu berjalan dengan seimbang. Jadi pada
prinsipnya ketentuan-ketentuan yang diberlakukan di sekolah pada
umumnya perlu juga diterapkan di sekolah minggu di tempat pelayanan,
walaupun mungkin pengembangannya tidak seluas sekolah pada umumnya,
karena yang dilayani adalah mereka yang beragama Kristen.
Jadi tidak ada salahnya kalau kita mau meningkatkan mutu anak-anak
Sekolah minggu kita, kita perlu juga untuk menerapkan seperti hal-hal
tersebut di atas.


DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 1990. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soetopo, Hendyat dan Wasty Sumanto. 1982. Pengantar Operasional
Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Wijono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

http:// http://www.idp-europe.org/toolkit/Buku-2.pdf, diakses 26 Februari 2009.

Setiawan, Yasin. 2009. http://siaksoft.net/?p=560, diakses 26 Februari 2009.

Trimo. 2008. Peranan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, (online),( http://re-searchengines.com/trimo80708.html).

Akhir, Ibnu. 2008. Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat, (Online),
(http://khairuddinhsb.blogspot.com/2008/07/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat.html).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar