1 November 2012

RESENSI BUKU FILSAFAT DAN IMAN KRISTEN

Judul Buku : FILSAFAT DAN IMAN KRISTEN
Pengarang : Colin Brown
Penterjemah : Lena Suryana dan Sutjipto Subeno
Koreksi Peterjemah : Padji Lestari dan Sutjipto Subeno
Editor : Robby Moningka
Cetakan : ke- 5
Tebal : 232 halaman
Ukuran : 14 cm

Filsafat dan iman Kristen, sungguh suatu hal yang bertolak belakang
dalam mencari yang namanya kebenaran. Dalam keadaannya sering terjadi
perbedaan jawaban satu samalain, sehingga terpecah-pecah akan
pemahaman satu dengan yang lain. Karena mereka berfikir dengan rasio,
yang tidak akan terpecahkan, hanya dengan iman maka itu akan
terpecahkan. Sedangkan Alkitab adalah buku kebenaran yang tidak di
ragukan lagi, oleh karena itu filsafat dan iman Kristen itu suatu yang
bertolak belakang sekali. Dan ketika orang-orang percaya berhasil
meyakinkan beberapa filsuf, hal itu lebih sering mereka tempuh dengan
mengorbankan dan mengkompromikan iman.
Buku ini menarik untuk dibaca karena banyak sejarah-sejarah tentang
filsuf terkenal. Buku ini juga mudah untuk dicerna karena memiliki
bahasa yang sederhana dan dapat dimengerti untuk kalangan mahasiswa
yang masih baru belajar. Di masa gereja yang mula-mula terdapat
orang-orang seperti Yustinus Martir dan Clement dari Aleksandria yang
berusaha meyakinkan para pembacanya bahwa banyak orang kafir yang
telah dipimpin kepada agama yang benar melalui filsafat, dan mereka
mengatakan bahwa filsafat bagi orang-orang Yunani kuno semacam
Perjanjian Lama bagi orang-orang Yahudi.
Meskipun buku ini memiliki empat ratus limapuluh filsuf yang
berpendapat namun saat kita memiliki dasar Iman dan Alkitab maka
ketika kita membaca buku filsafat ini , kita tidak akan terpengaruh
akan semua pendapat yang diluar iman Kristen. Walaupun terdapat
banyak sekali buku-buku sejarah mengenai filsafat sekuler, beberapa
pendahuluanberharga yang mengantar kepada maslah-masalah teologi
filsafat, begitu sangat langkanya buku-buku yang memaparkan sejarah
filsafat dari sudut pandang yang lebih luas kepada jaman ini dan
hubungannya dengan kekristenan.
Beberapa pendapat filsafat dan iman kristen yang dibaca pada buku
ini. Plato, seorang filsuf Yunani yang mengajarkan bahwa dunia yang
kitalihat dengan mata kita dan yang kita sentuh dengan tubuh kita,
didalam realita sebenarnya hanyalah sebuah dunia bayang-bayang.
Philo, seorang pemikir Yahudi dari Aleksandria, mengadaptasikan ajaran
Plato kedalam Yudaisme. Plotinus mengembangkan ajaran yang kemudian
dikenal sebagai Neo-Platonisme. Ajaranini percaya akan satu yang
tertinggi ( Ultimate One ) yang berada di balik segala pengalaman atau
peristiwa. Aristoteles percaya bahwa pikiran-pikiran berada hanya
sebagaimana yang dinampakan di dalam obyek-obyek individual. Boethius
menulis karyanya yang paling terkenal, on the consolation of
philosophy, yang menggambarkan bagaimana jiwa manusia mampu mengatasi
kesengsaraan serta mencapai suatu visi mengenai Allah melalui
perenungan filsafih.
Tetapi usaha untuk menyingkat perdebatan itu tidak selamanya mudah.
Sekalipun demikian, bagi kebanyakan kita suatu pola yang dapat
diterima oleh pemikir filsafat berikutnya itu bukannya tidak bernilai
sama sekali. Di dalam buku ini kebanyakan menceritakan sejarah yang
dialami filsuf dari abad pertengahan sampai sekarangini, bahkan
membahas tentang pelajaran teologi di akhir tulisan.
Buku ini memiliki tulisan paragraph dan tidak dibuat dalam tulisan
point – perpoint, namun meski begitu hal itu bisa di mengerti oleh
pembaca, dan membuat pembaca lebih banyak berfikir tentang apa yang
telah di paparkan oleh filsuf-filsuf yang ada dalam buku ini.
Sehingga buku ini bermanfaat untuk pengetahuan bagi sipembaca agar
dapat menyeleksi pemikir-pemikir dan gerakan-gerakan itu, yang penting
untuk dibicarakan.
Terkadang saat kita melihat pendapat seorang filsuf, keduanya serupa,
tetapi kadang-kadang tidak serupa. Itu sebuah masalah dalam buku ini.
Tetapi kalau kita melihat secara keseluruhan, kelebihan dari buku ini
dapat mengantar penulis meningkatkan pemikiran bagi dirinya sendiri,
penemuan mengenai betapa banyaknya pemikiran. Kelemahan dari buku ini,
penulis hanya menulis beberapa gerakan, sehingga buku ini tidak
terlalu lengkap membahas siapa pemikir yang mengikuti
gerakan-gerakanlainnya.
Bab satu berisikan zaman abad pertengahan dimana, disitu mulai
lahirnya filsafat kemudian Agustinus dan Gereja mula-mula, filsafat
Yunani, metafisika, Anselm dan argumentasi Ontologis, Thomas Aquinas
yang berisikan lima jalan, doktrin tentang analogi. Kemudian
signifikasi Filsafat Abad Pertengahan yang berisikan dua pendekatan
terhadap kebenaran dalam agama signifikasi historis dari Aquinas.
Bab dua berisikan reformasi sampai abad pencerahan, yang merupakan
tempat kelahiran pemikiran modern, menceritakan para reformator dan
penerusnya yaitu luther, reformasi di luar Jerman dan filsafat dan
para reformator. Rasionalisme dengan tokoh-tokohnya, Descrates,
Spinoza, Leibiniz, Pascal. Sedangkan empirisme dengan tokoh Locke,
Barkeley, Hume kemudian orang-orang deistis Inggris dan lawan-lawan
mereka, kebangunan teologi natural, deisme skeptic, dan jawaban
terhadap deisme. Pencerahan dan skeptisisme di Eropah dengan
tokoh-tokohnya Rousseau, Voltaire, Lessing, dan kant.
Bab ketiga berisikan gejolak abad kesembilan belas, scleiermacher
dengan kehidupan dan karya-karyanya, pendekatan Schleiermacher serta
ulasan. Hegel dan idealism, berisikan pengertian idealism, pendapat
hegel, dan perkembangan idealism. Kierkegaard berisikan kehidupan dan
karya-karyanya serta kebenaran dan kekeristenan. Atheism dan
Agnotisisme dengan tokoh Feuerbach, Marx dan Materialisme Dialektikal,
Nietzsche, Comte dan positivism, Mill dan Utilitarianisme, Pierce,
James dan Pragmatisme serta Darwin dan evolusi. Kecenderuan teologi
yang berisikan Teologi Liberal, reaksi katolik, keluasan pengetahuan
konsevatif.
Buku ini sangat baik untuk dibaca, dapat menambah pengetahuan dalam
seputaran filsafat dari awal hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar