30 Oktober 2012

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI 2


BAB I
PENDAHULUAN




A.  Latar Belakang Masalah
Masa muda merupakan masa yang produktif bagi seseorang karena keadaan fisik seseorang dalam keadaan sangat baik dan memiliki pemikiran yang sedang berkembang sehingga masa muda adalah masa yang tepat untuk berkarya. Tetapi zaman sekarang cenderung diartikan sebagai masa untuk mendapatkan kesenangan di mall, diskotik, punya barang-barang bermerek dan bisa membawa mobil pribadi[1]. Kaum muda mengartikan “sukses” sebagai hidup yang berkelimpahan materi, status dan kuasa[2].
            Kaum muda adalah orang yang dalam proses pengenalan diri sendiri dan sedang mencari dan berusaha untuk mendapatkan jawaban atas diri mereka, antara lain menentukan tujuan hidupnya, menemukan pekerjaan yang tepat, pergaulan dengan sesama kaum muda, berpacaran, pernikahan, hubungan dengan Tuhan. Ketika kaum muda tidak mendapatkan jawaban yang tepat dalam gereja, mereka akan mencari jawabannya dengan cara mereka sendiri.
            Ketika hal ini terjadi akan diikuti oleh berkurangnya keterlibatan kaum muda dalam gereja, sedangkan gereja memberikan tuntutan agar kaum muda dapat melibatkan diri mereka dalam pelayanan. Namun yang terjadi adalah kaum muda terlibat dalam pergaulan bebas yang dapat mengakibatkan kecanduan obat terlarang, hamil di luar nikah, memiliki pasangan yang tidak seiman, dan pada akhirnya mundur dan meninggalkan gereja.
            Melihat masalah dan tantangan yang ada, maka untuk dapat menjawab kebutuhan kaum muda dan memberikan landasan iman Kristen yang kuat, gereja harus memikirkan dengan serius dalam membuat rancangan dan pola pembinaan yang tepat agar pembinaan yang diberikan dapat menjawab kebutuhan  kaum muda secara utuh[3].
            Pelayanan kaum muda di Gereja Kristen Pasundan (GKP) Sindangjaya, Ciranjang-Cianjur sudah berjalan selama 10 tahun yaitu sejak tahun 2001 dan telah mengalami tiga kali pergantian pengurus pemuda. Kaum muda GKP Sindangjaya saat ini berjumlah ± 50 jiwa dan 60% sudah bekerja. Lokasi kerja yang  jauh dari orang tua, kurangnya pembinaan dalam keluarga dan gereja, kuatnya pengaruh negatif dari lingkungan pergaulan dan tidak kuatnya landasan iman kristen mengakibatkan adanya kaum muda yang mengalami kehamilan di luar pernikahan.
            Pelayanan bagi kaum muda GKP Sindangjaya sudah rutin dilakukan setiap hari Sabtu, pukul 18.00-20.00 WIB dalam bentuk ibadah kaum muda. Pada awalnya persekutuan ini mendapatkan respons yang sangat baik dari kaum muda setempat. Namun, pada dua tahun terakhir ini (2009-2012) keadaannya sangat jauh berbeda, dari jumlah anggota yang terdaftar kehadirannya hanya sekitar 5-10 jiwa. Keadaan ini disebabkan banyaknya kaum muda yang bekerja di luar Cianjur. Dari pengamatan lapangan dan dari hasil perbincangan dengan pengurus komisi pemuda dan beberapa kaum muda yang ada di GKP Sindangjaya, menyatakan bahwa ibadah khusus pemuda yang dilakukan tersebut kurang  menarik pemuda untuk datang beribadah karena bersifat monoton, menyanyikan dua atau tiga buah pujian, mendengarkan khotbah, persembahan dan doa syafaat. Alasan lainnya adalah kurangnya perkunjungan terhadap kaum muda yang kurang aktif.
            Berdasarkan  latar belakang di atas,  maka penulis tertarik untuk menulis skripsi ini dengan judul “POLA PELAYANAN KAUM MUDA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN IMAN KAUM MUDA: STUDI KASUS DI GEREJA KRISTEN PASUNDAN (GKP) SINDANGJAYA”.

B.     Rumusan Masalah
Untuk memahami bagaimana pola pelayanan terhadap kaum muda sehingga dapat memberi dampak pertumbuhan iman bagi kaum muda, maka perlu dirumuskan pokok-pokok penting permasalahannya, sebagai berikut:
1.      Bagaimana pandangan Alkitab tentang pelayanan terhadap kaum muda?
2.      Bagaimana pola pelayanan kaum muda GKP Sindangjaya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini memberi dampak terhadap pertumbuhan iman kaum muda?
3.      Bagaimana menyusun strategi palayanan terhadap kaum muda di GKP Sindangjaya agar berdampak bagi pertumbuhan iman kaum muda?

C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di  atas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1.      Menjelaskan pandangan Alkitab tentang pelayanan kaum muda.
2.      Memaparkan dampak pola pelayanan terhadap kaum muda GKP Sindangjaya terhadap pertumbuhan iman kaum muda dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
3.      Menjelaskan strategi pelayanan terhadap kaum muda  yang membawa dampak terhadap pertumbuhan iman kaum muda GKP Sindangjaya.

D.    Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dalam pembahasan skripsi ini dibatasi pada kajian mengenai pola pelayanan terhadap kaum muda GKP Sindangjaya dan dampaknya terhadap pertumbuhan iman kaum muda GKP Sindangjaya.



E.     Manfaat Penelitian
Dilihat dari manfaatnya, skripsi ini bermanfaat bagi:
1.      Penulis secara pribadi, supaya dapat memahami tentang pelayanan kaum muda dan cara melayani mereka, serta pola pelayanan yang tepat agar pelayanan yang disampaikan berdampak pada pertumbuhan rohani kaum muda yang dilayani
2.      Bagi Gereja Kristen Pasundan (GKP) Sindangjaya, agar dapat mengetahui pola pelayanan kepada kaum muda yang sudah berjalan dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini apakah sudah berdampak maksimal atau belum maksimal.
3.      Bagi para pelayan kaum muda agar dapat kembali mengevaluasi pelayanan yang telah berjalan dan terpacu untuk meningkatkan lagi pelayanan yang sudah ada,

F.     Metode Penelitian
Metode yang digunakan  dalam penulisan skripsi ini adalah metode survai yaitu pengumpulan data dengan instrument wawancara dan kuesioner[4]  untuk mengetahui pelayanan kaum muda dan dampaknya terhadap pertumbuhan iman kuam muda. Dalam penulisan skripsi ini digunakan sumber pustaka primer yaitu Alkitab sebagai kebenaran dasar iman Kristen. Dan sumber pustaka sekunder yaitu buku-buku Teologi, Jurnal Teologi, serta artikel-artikel yang berkaitan dengan tema penulisan skripsi ini.

G.    Penegasan Istilah
1.      Pola: model, sistem, cara kerja[5]; pelayanan: perihal, cara melayani[6]; pola pelayanan adalah sistem atau cara kerja yang dipakai di dalam menjalankan pelayanan.
2.      Pertumbuhan: perkembangan atau kemajuan[7]; Iman: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala Sesutu yang tidak kita lihat[8].
3.      Kaum muda: orang-orang yang telah meninggalkan masa remaja, dimulai pada usia 16-30 tahun[9] dan biasanya telah bekerja dan belum menikah.

H.    Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini yaitu:
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.
Bab dua akan membahas tentang tinjauan kepustakaan yang berisi dasar Alkitab tentang pelayanan kaum muda, pentingnya pelayanan terhadap kaum muda, tujuan pelayanan kaum muda, pelayanan terhadap kaum muda dan pelayan kaum muda.
Bab ketiga akan membahas tentang metodologi penelitian yang meliputi waktu dan tempat penelitian, rancangan penelitian dan metode penelitian. Metode yang dipakai adalah menggunakan angket dan survei lapangan.
Bab keempat tentang hasil penelitian. Dalam bagian ini penulis akan memaparkan gambaran umum kaum muda GKP Sindangjaya dan hasil penelitian.
Bab kelima, penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.


[1] Robby I. Chandra, Pemimpin yang Meraih Kawula Muda (Bekasi:Bina Warga, 1997) i.
[2] Ibid ii.
[3] Selvester M. Tacoy, 6 Kunci Sukses Melayani Kaum Muda (Bandung: Kalam Hidup, 2009) 65.
[4] W. gulo. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002) 118.
[5] Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2002 )884.
[6] Ibid 646.
[7] Ibid 1220.
[8] Ibrani 11:1.
[9] Berdasarkan Undang-Undang Kepemudaan.

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa (Kejadian 2 dan 3) maka Allah memberikan janji penyelamatan dengan tujuan yang terpenting yaitu untuk membebaskan manusia dari dosa (Kejadian 3:15; Matius 1:21; Galatia 4:4; 1 Timotius 2:5) dan janji penyelamatan-Nya itu ditopang dengan janji berkat-Nya, serta meneguhkan umat-Nya sebagai alat berkat-Nya bagi dunia (Kejadian 12:1-3; Yesaya 49:6) ini menunjukkan bahwa Allah berdaulat atas ciptaan-Nya, dan juga berdaulat atas keselamatan.”[1] Penyelamatan Allah terus dinyatakan dengan memberikan janji kepada Abraham sampai keturunannya bahwa Allah akan membuat Abraham menjadi bangsa yang besar dan akan memberkati kemanapun pergi. Penyelamatan Allah juga dinyatakan melalui pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Allah menginginkan setiap umat-Nya memperoleh keselamatan dari pada-Nya, dan Allah juga melibatkan umat-Nya yang sudah diselamatkan untuk membagikan keselamatan itu bagi manusia yang belum diselamatkan.
Sesuai dengan perintah  yang diberikan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya pada waktu akan naik ke sorga yaitu “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukaan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.” (Matius 28:19-20). “Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus ini diperuntukkan, agar semua orang percaya pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk bukan merupakan suatu tantangan, melainkan suatu perintah, amanat ini merupakan suatu tanggung jawab yang harus dipikul.”[2] “Setiap orang percaya mengemban amanat untuk membaktikan diri dalam membuat Injil menjadi perhatian seluruh umat manusia, ini merupakan tanggung jawab yang tidak dapat diabaikan.”[3] Penginjilan itu lebih dari sekedar metode, penginjilan adalah sebuah berita Keselamatan. Berita tentang kasih Allah, tentang dosa manusia, tentang kematian Kristus, tentang penguburan-Nya, dan kebangkitan-Nya. Penginjilan adalah berita tentang pengampunan dosa dari Allah, yang menuntut suatu tanggapan menerima Injil itu dengan iman, lalu menjadi murid Yesus.[4] Penginjilan bukan hanya menyampaikan kabar baik dengan penuh kesetiaan tapi juga menuntut keberhasilan membawa jiwa-jiwa baru bagi Tuhan.
 Dalam menjalankan penginjilan ke seluruh dunia, banyak tantangan yang harus dihadapi seperti bahasa, adat-istiadat, politis, dan sistem kepercayaan dalam masyarakat. Tantangan ini sering menjadi penghambat dalam memberitakan Injil.  Melihat permasalahan tersebut dibutuhkan model penginjilan yang sesuai dengan kehidupan masyarakat yang ada. “Injil Kristus harus dibawa dan diberitakan kepada manusia dalam keadaan yang konkrit sebagaimana adanya, karena setiap orang mempunyai pola dan adat istiadat dalam budayanya masing-masing.[5]
Di Indonesia penginjilan itu dilakukan dengan berbagai cara misalnya: mengadakan kebaktian kebangunan rohani di gereja, stadion, sekolah-sekolah, lembaga-lembaga rohani atau fasilitas umum. Cara yang lain yang digunakan adalah membagikan traktat, pemutaran film Tuhan Yesus yang sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, selain itu pelayanan sosial juga digunakan untuk tujuan penginjilan. Pelayanan ini memang sering berhasil, namun tidak maksimal. Misalnya kebaktian kebangunan rohani orang yang hadir hanya menikmati lagu-lagu pujian yang dinyanyikan dan khotbah-khotbah yang indah namun tidak mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Kristus. Pembagian traktat juga kurang berhasil, karena kebanyakan dari traktat tersebut diterjemahkan dari bahasa Inggris yang tidak sesuai dengan konteks lokal.[6]
 Seorang penginjil sering mengalami kesulitan dalam menyampaikan Injil karena hanya mengandalkan pengetahuan dan keberanian tanpa memiliki model penginjilan yang tepat. Seorang penginjil harus dituntut memilki kemampuan dalam menyampaikan berita Injil dan harus memiliki model penginjilan yang baik dan mudah diterima oleh orang atau masyarakat yang sedang dilayani. “Mengkomunikasikan Injil membutuhkan model tepat guna. Suatu model yang dapat dijadikan pedoman baik tentang urutan inti berita, bobot dan kesesuaian berita, cara pendekatan dan penyampaian berita.”[7]
 Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkan model penginjilan yang tepat yang mudah diterima oleh masyarakat. Penulis tertarik mengkaji model penginjilan Yesus dalam Injil Matius, kajian ini akan dituangkan dalam skripsi dengan judul  MODEL PENGINJILAN YESUS DITINJAU DARI INJIL MATIUS DAN PENERAPANNYA PADA MASA KINI”.

B. Rumusana Masalah
            Untuk memahami model penginjilan Yesus menurut Injil Matius, maka penulis merumuskan pokok-pokok permasalahan dalam penulisan ini yaitu sebagai berikut:
1.        Bagaimanakah ajaran Alkitab tentang penginjilan?
2.        Bagaimanakah model penginjilan Yesus menurut Injil Matius?
3.        Bagaimanakah penerapan model penginjilan Yesus berdasarkan Injil Matius pada masa kini?

C. Tujuan Penelitian
            Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk:
1.        Menjelaskan ajaran Alkitab tentang penginjilan.
2.        Menjelaskan model penginjilan Yesus menurut Injil Matius.
3.        Menguraikan penerapan model penginjilan Yesus berdasarkan Injil Matius pada masa kini.

D. Ruang Lingkup Penelitian
            Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada model penginjilan Yesus menurut Injil Matius dan penerapannya pada masa kini. Pembatasan ini dilakukan karena penulis ingin berfokus pada model penginjilan Yesus menurut Injil Matius dan penerapannya pada masa kini.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis, melalui penelitian ini penulis lebih mengetahui dan memahami model penginjilan Yesus menurut Injil Matius dan dapat menerapkannya ketika masuk dalam pelayanan.
2. Bagi pemberita Injil, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan petunjuk praktis bagi seorang penginjil dalam menjalankan penginjilan.

F. Metode Penelitian
            Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research). Jadi tinjauan pustaka memaparkan apakah yang sudah dikerjakan dan ditulis oleh penulis lain sebelumnya, menguraikan teori dan konsep berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti untuk memperoleh kesimpulan atau jawaban sementara dari masalah tersebut. Tinjauan pustaka memberikan tuntutan untuk memperoleh wawasan keilmuan berkaitan dengan masalah yang diteliti.”[8]
            Sumber pustaka yang digunakan adalah menggunakan dua sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yaitu Alkitab yang menjadi tolak ukur penginjilan, kususnya Injil Matius dalam meninjau dan mengkaji tentang model penginjilan Yesus dan penerapannya pada masa kini, sedangkan sumber sekunder yaitu buku-buku teologi yang dapat membantu dalam pembahasan ini, jurnal-jurnal teologi yang berkaitan dengan penginjilan, artikel-artikel yang dapat mendukung dalam penelitian.

G. Penegasan Istilah
1. Model adalah pola dari segala sesuatu yang akan dibuat; contoh dari segala sesuatu yang akan dibuat.”[9] Jadi model adalah pola atau contoh dari segala sesuatu yang akan dibuat.
2. Penginjilan atau evangelism, berasal dari kata dalam bahasa Yunani yakni “Euangelion” yang berarti good news atau kabar baik. Kabar baik yang dimaksud adalah Injil, The Gospel, yang berisi berita keselamatan, berita pengampunan, berita perdamaian, dan berita pengudusan bagi orang berdosa. Kabar baik adalah anugerah yang dapat diperoleh melalui Yesus Kristus, dan dengan iman kepada-Nya orang berdosa mendapatkan hidup kekal.”[10] Jadi penginjilan adalah menyampaikan kabar baik atau berita keselamatan mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus bagi orang berdosa.

H. Sistematika Penulisan
            Sistematika penulisan skripsi ini dapat disusun sebagai berikut:
            Bab pertama, akan dipaparkan tentang pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan.
            Bab kedua, akan dipaparkan tentang dasar-dasar Alkitab tentang penginjilan yaitu pandangan Perjanjian Lama dan pandangan Perjanjian Baru.
            Bab ketiga, akan dipaparkan tentang ekposisi model penginjilan Yesus berdasarkan Injil Matius.
            Bab keempat, akan dipaparkan tentang penerapan model penginjilan Yesus menurut Injil Matius pada masa kini.
            Bab kelima, akan ditutup dengan kesimpulan dan saran sebagai hasil kajian dari skripsi ini.


[1]  Y. Tomatala, Penginjilan Masa Kini (Malang: Gandum Mas, 2004) 8.
[2]  Murray W. Downey, Cara-cara Memenangkan Jiwa (Bandung: Kalam Hidup, 1957) 5.
[3]  J. I. Packer, Penginjilan Dan Kedaulatan Allah Evangelism And The Sovereignty Of God (Surabaya: Momentum, 2003) 16.
[4]  Billy Graham, Berita Injil Standar Alkitabiah Bagi Penginjil (Bandung: Lembaga Literatur Baptis & Yayasan Andi, 2002) 17.
[5]  H. Venema, Injil Untuk Semua Orang, Pembimbing ke Dalam Ilmu Misiologi, Jilid I (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997) 32.
[6]  Makmur Halim, Model-model Penginjilan Yesus Suatu Penerapan Masa Kini (Malang: Gandum Mas, 2003) 21.
[7]  D.W. Ellis, Metode Penginjilan (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005) 6.
[8] Sunarto, Materi Pembelajaran Metodologi Penelitian (Cianjur: STT SAPPI, 2011) 34.
[9]  Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gitamedia Press, tnp. thn) 535.
[10] Halim, Model-model Penginjilan Yesus Suatu Penerapan Masa Kini, 25.
Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar