13 September 2012

Pengantar Misiologi

Pengantar Misiologi
Kata "misi" berasal dari bahasa Latin mitto yang merupakan terjemahan
dari kata Yunani apostello, artinya "mengutus". Secara umum kata misi
bisa merujuk pada pengutusan seseorang dengan tujuan khusus, misalnya
misi kesenian, misi budaya, dan lain-lain. Dalam konteks kekristenan,
misi dipahami dalam arti pengutusan gereja universal ke dalam dunia
untuk menjangkau orang-orang kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat, khususnya melalui sekelompok pekerja yang disebut misionaris
(dimodifikasi dari Harold R. Cook, An Introduction to Christian
Mission, 8).

Dari definisi di atas ada beberapa hal yang perlu ditekankan:
(1) Pengutusan...ke dunia.
• Orang Kristen diutus untuk pergi ke dunia (Yoh 17), bukan membawa
orang yang belum bertobat ke dalam ibadah gereja.
• Orang Kristen harus proaktif dalam misi, bukan menunggu kesempatan.
(2) Gereja universal.
• Misi bukanlah pekerjaan sebuah gereja lokal. Misi adalah pekerjaan
Allah, karena itu seluruh orang percaya di segala tempat harus
terlibat.
• Gereja lokal harus memperhatikan dan mendukung pekerjaan misi di
belahan dunia yang lain, karena pekerjaan tersebut adalah milik semua
gereja.
(3) Untuk menjangkau orang-orang kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
• Misi tidak selalu identik dengan pertumbuhan gereja (lokal). Tujuan
utama misi bukanlah menambah jumlah keanggotaan suatu gereja lokal,
melainkan pelebaran kerajaan Allah.
• Misi tidak identik dengan mengajarkan agama Kristen, Yesus sebagai
guru etika, penyembuh maupun pemberi berkat.
(4) Khususnya...misionaris.
• Kekhususan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa ada banyak daerah
yang belum memiliki orang Kristen di sana, sehingga sekelompok orang
Kristen perlu diutus secara khusus untuk memberitakan Injil di sana.
• Kekhususan ini tidak membatalkan peran serta gereja lokal. Gereja
harus tetap mendukung para misionaris dalam banyak cara sambil tetap
melakukan tugasnya sendiri.

Misiologi
Istilah Misiologi berasal dari kata bahasa latin 'missio' artinya
utusan, bahasa Inggris, Jerman dan Prancis 'mission'. Dalam bahasa
Belanda 'missie' dipergunakan dalam kalangan gereja Katholik, gereja
Protestan umumnya memakai istilah 'zending'. Untuk menjelaskan istilah
misi penggunaan bahasa Inggris memakai dua kata, yaitu "mission" dan
"missions". Misi (mission) adalah misi Allah (mission Dei) sedangkan
misi (missions) adalah tugas dari misi Allah itu (yang dipercayakan
Allah kepada umat-Nya). dapat dikatakan bahwa mission adalah
pengutusan Tuhan, di mana mission beranjak dari hati Allah ke dalam
jagat ciptaan-Nya, dan missions adalah tugas-tugas mission, yaitu
tugas-tugas pengutusan yang dilaksanakan oleh umat Allah untuk
menggenapkan keseluruhan rancangan Allah yang kekal guna membawa
shalom bagi ciptaan-Nya.

Istilah misiologi terdiri dari dua kata "misi" (lihat keterangan di
atas) dan "logos" (ilmu). Jadi, misiologi adalah refleksi secara
sadar, disengaja dan terus-menerus tentang misi. Refleksi ini
menyangkut teori misi, studi tentang misi, penelitian dan publikasi
tentang misi (Alan Neely, "Missiology" dalam Evangelical Dictionary of
World Mission, 633).

Misiologia juga dapat diartikan sebagai penelitian ilmiah dan
penjabaran sistematis mengenai perutusan. Sebagai ilmu pengetahuan
misiologi mengamati, menyelidiki, dan membuat perumusan yang
sistematis serta normative mengenai macam-macam aspek dari hakikat dan
kegiatan missioner gereja di dunia. Misiologi meneliti dan menganalisa
latar belakang biblis, dasar teologis, sejarah misi serta dampaknya
untuk kehidupan dan karya gereja masa sekarang.

Sejarah gereja mula-mula mencatat bahwa gereja mula-mula dan gereja
abad permulaan memang melakukan misi. Jumlah orang Kristen di seluruh
dunia juga bertambah secara signifikan. Walaupun demikian, semua usaha
tersebut umumnya dilakukan tanpa refleksi yang sistematis. Pemikiran
serius dan sistematis (ilmu) tentang misi baru berkembang setelah
gereja mengalami beragam konteks dan tantangan (J. H. Bavinck, An
Introduction to the Science of Missions, xi).

Tugas ilmu Misiologi adalah: di bawah pimpinan Allah menyelediki
kehendak Allah untuk menyelamatkan dunia dengan pusat terfokus kepada
Yesus Kristus . Misiologi dipimpin oleh Roh Kudus untuk meningkatkan
doa, kasih, pengorbanan, ketaatan dan keterlibatan dalam misi sedunia.
Selain itu ia harus menyelidiki pelayanan gereja di seluruh dunia
untuk lebih efektif lagi.

Dalam hubungan Misiologi ini dapat membicarakan 'Missio Ekklesia'
artinya pengutusan gereja, pekerjaan yang dikerjakan oleh para
misionaris dari jemaat Kristen sepanjang sejarah dunia. Atau selain
itu 'Missio Apostolorum' pengutusan para Rasul dan 'Missio Christi'
pengutusan Kristus dalam arti :
a. Kritus mengutus murid-murid-Nya.
b. Kristus diutus oleh Allah (Yoh.20:21 "Sama seperti Bapa mengutus
Aku, demikian juga sekarang Aku utus kamu").

'Missio Dei' artinya seluruh pekerjaan Allah untuk menyelamatkan
dunia. Ini berarti Missio Dei adalah teocentri dan christocentris
bukan ekklesiocentris atau anthropocnetris.:
a. Pemilihan Israel.
b. Pengutusan para nabi kepada Israel dan kepada bangsa-bangsa sekitarnya.
c. Pengutusan Kristus kepada dunia.
d. Pengutusan Rasul-rasul dan pekabar Injil kepada bangsa-bangsa.
Dengan kata lain Allah adalah Pengutus Agung.
MISSIO DEI ( MISI TUHAN ) tidak dimulai dari gereja atau badan-badan
MISI, tetapi mulai dari ALLAH. Allah adalah sumber keselamatan dan
sekaligus sumber Misi dan Pusat Misi; maksudnya bahwa tanpa Allah,
tidak ada Misi ( Kej 3:7-10). Jadi Allah adalah sumber, inisiator,
dinamisator, pelaksana, dan penggenap misi-Nya. misi beranjak dari
hati Allah, Allah yang berinisiatif untuk melaksanakan misi-Nya,
ditunjang oleh dinamikanya (kekuatan/kuasa) dalam melaksanakan dan
mencapai misi-Nya. Panggilan MISI berasal dari Allah yang menjadikan
diri kita sebagai Saksi-Nya, Alat-Nya, Pelayan-Nya, Utusan-Nya, serta
sebagai GARAM dan TERANG DUNIA.
1. Matius 20:19,20 : Kita diutus untuk memberitakan Injil dan
menjadikan sekalian bangsa murid-Nya.
2. Lukas 1:74-75 : Kita dilepaskan dari tangan musuh ( Iblis ) supaya
kita dapat beribadah ( To Serve Him = Melayani Tuhan )
3. Yohanes 20:21 : Bapa telah mengutus Yesus dan sekarang Yesus telah
mengutus kita. Kita diselamatkan untuk DIUTUS.
4. Matius 5:13-16 : Kita diselamatkan untuk menjadi GARAM dan TERANG DUNIA.
5. Markus 5:15-20 : Kita diselamatkan, supaya kita memberitakan Injil.
Panggilan MISI tidak hanya dalam bentuk PRESENSI, tetapi juga dalam
bentuk PROKLAMASI, DONASI dan INTERSESI. Semua orang yang telah
diselamatkan jiwanya, terpanggil untuk ber-MISI.
Misi dan penginjilan memiliki hubungan yang erat, dimana misiologi
telah dianggap induk dari semua ilmu misi termasuk ilmu penginjilan.
Jadi di dalam misi ada penginjilan dan di dalam penginjilan dapat di
temukan misi (pengutusan). Demikian juga dengan misi, penginjilan dan
pertumbuhan gereja saling berhubungan.
Dalam pandangan Allah dapat dikatakan bahwa misi itu sangat penting,
Hal ini dibuktikan dengan mengutus Putra-Nya ke dalam dunia. Melalui
pengutusan ini Allah hanya memiliki satu rencana yaitu membawa shalom
bagi manusia serta segenap ciptaan-Nya.
Peranan Teologi Misi dalam Misiologi
Teologi mengajarkan tentang Allah dan teologi memimpin orang kepada
Allah. Teologi yang tidak berfungsi memimpin orang orang kepada Allah,
tentu bukanlah teologi. Demikian juga halnya misiologi yang tidak
berdasarkan teologi bukanlah misiologi Kristen. Teologi misi memiliki
peran yang esensial dalam misiologi, baik pemahaman maupun
pelaksanaan. Misi Kristen dapat dikatakan misi Kristen apabila di
bangun di atas dasar misi Kristen, yaitu teologi Kristen, selain
sebagai dasar teologi juga berfungsi mengontrol konsep dan praktek
misi Kristen.
Peran Allah Tritunggal dalam Misi
Misi pertama kali harus dihubungkan dengan Allah sendiri. Setiap oknum
Allah tritunggal terlibat dalam memprakarsai proses misi dengan tujuan
pertama untuk memuliakan Allah yang Mahatinggi. Dalam proses Misi atau
penyelamatan manusia Allah Bapa bertindak sebagai pelopor Misi, Yesus
Kristus (Allah Anak dan Putera) sebagai fondasi Misi dan Roh Kudus
sebagai Pembina/penggerak Misi.

(1) Peranan Allah Bapa Dalam Misi
Misi lahir dari kasih Allah yang mencari manusia. Allah itu Kasih (I
Yoh. 4:8,16), yang tidak ingin tinggal sendiri, terpisah dari manusia,
tetapi ingin berkomunikasi dengan makhlukNya. Itu sebabnya Allah sudah
membuktikan kasihNya dalam mengutus AnakNya yang Tunggal untuk
menyelamatkan manusia yang berdosa. Yoh. 3:16 "Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya
yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. Andres Mc. Gorwan mengungkapkan
ini dalam makalahanya « Misi dari Allah, Misi dari Roh » seperti
berikutnya (Persetia : 1992 : 132): Misi dari Allah berarti : « misi
yang berasal dari dan diperintahkan-Nya, atau misi di mana Allah
adalah yang dikirim/diutus. Chamberlain dalam buku Misi Allah dan Anda
I, (h.10.no.14) memberitahukan 9 alasan bagi Allah sebagai pelopor
misi :
(1) Allah Bapa ada sebelum segala sesuatu ada.
(2) Allah Bapa menciptakan segala sesuatu dalam keadaan amat baik adanya.
(3) Allah Bapa menyediakan kerajaan sorga bagi manusia sejak dunia dijadikan.
(4) Allah Bapa langsung mencari hubungan dengan manusia yang baru
jatuh dalam dosa.
(5) Allah Bapa langsung menolong manusia yang telah berdosa.
(6) Allah Bapa langsung menjanjikan keselamatan kepada manusia yang berdosa.
(7) Allah Bapa yang adil dan suci menghukum manusia dengan jujur.
(8) Allah Bapa memilih suatu bangsa supaya mereka menjadi saluran
keselamatan bagi manusia.
(9) Allah Bapa mengutus Anak-Nya yang Tunggal sebagai juruselamat manusia.

Keberadaan Allah yang sesungguhnya serta karakter-Nya adalah dasar
terdalam pekabaran Injil. Manusia tidak mungkin berpikir mengenai
Allah, kecuali dalam hal mensyaratkan gagasan pekabaran Injil. Bukan
kesejahteraan dan kemuliaan manusia, bukan pertumubah gereja,
melainkan kemuliaan Allah membentuk sasaran tertinggi dalam
pemberitaan Injil, karena keberadaan dan karakter Allah adalah dasar
paling dalam dari pemberitaan Injil "Sebab segala adalah dari Dia, dan
oleh Dia dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

2. Peranan Allah Anak Dalam Misi
Fondasi mutlak yang diletakkan untuk misi adalah Yesus Kristus, Firman
Allah yang menjadi manusia, mati di kayu salib dan bangkit. Walaupun
di utus oleh Allah Bapa, Dia datang secara sukarela ke dunia ini.
(Yoh.10:17-19 "Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawaKu
untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari padaKu,
melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang
Kuterima dari BapaKu"). Paulus juga menyaksikan bahwa Yesus Kristus
tidak dipaksa untuk menyelamatkan dunia ini (Fil.2:6-8). Pengantara
satu-satunya manusia dengan Allah adalah Yesus Kristus (Yoh.14:6, Kis.
4:12, I Tim. 2:5, Yoh. 10:9). Dia mempunyai 4 fungsi dalam
penyelamatan :
a. Pengantara satu-satunya bagi manusia dengan Allah
b. Mesias yang menyelamatkan orang berdosa (Kis.5:42, Yoh.17:3, 1:14, dll)
c. Teladan (Yoh.13:15
d. Penguasa (Mat.28:18-20)

Penting sekali untuk mengetahui bahwa Yesus Kristus tidak mempunyai keselamatan
melainkan Dia adalah Keselamatan. Keselamatan bukan suatu kumpulan
berkat khusus,
melainkan keselamatan adalah diri Yesus Kristus sendiri. Di dalam
Dialah berdiam seluruh
kepenuhan ke-Allahan, kehidupan, kuasa, damai sejahtera dan sukacita
(Kol.2:9; Yoh.1:12).
Keselamatan :
1. Merupakan suatu realitas :
• Yang masuk ke dalam diri manusia
• Untuk mengubah kecenderungan dasar manusia
• Membersihkan manusia dari dosa dan ketidakbenaran
• Melepaskan manusia dari perhambaan dan kebejatan
• Mengajarkan sifat Allah kepada manusia
• Menciptakan kembali citra Kristus di dalam manusia
• Menjadikan manusia sebagai anak Allah yakni anggota rumah tangga Allah
• Memperlengkapi manusia lewat karunia Roh Kudus
2. Berasal dari yang Ilahi
3. Bersifat Kristosentris
4. Terkait salib dan kebangkitan
5. Diberi berdasarkan anugerah dan iman
6. Berlaku universal

3. Peranan Allah Roh Kudus Dalam Misi
Dalam pelaksanaan Misi, Allah Roh, oknum yang ketiga dari Allah
Tritunggal mempunyai
peranan yang penting. Hal ini sejak penciptaan. Kej. 1:2 "Roh Kudus
melayang-layang di
atas permukaan air." Peranan Roh Kudus sebagai Pembina/penggerak Misi ialah :

A. Mempersiapkan gereja. Tanpa karya Roh Kudus jemaat tidak bisa
melaksanakan apa-apa. Karya Roh Kudus :
1. Mempersatukan jemaat (Ef. 4:3)
2. Mengajar jemaat (Yoh.16:13)
3. Mengggerakan jemaat (Kis. 1:8, 4:8, 20; 20:22-24)
4. Menyucikan jemaat (II Kor. 3:16)
5. Menguasai jemaat (Kis. 3:16; Luk. 24:49)
6. Memperlengkapi jemaat (Gal. 5:22-23; I Kor. 14:4-11)

B. Roh Kudus tidak cuma mempersiapkan gereja, tetapi juga dunia,
supaya manusia yang
seharusnya binasa dapat bertobat. Karya Roh Kudus :
1. Membuka mata orang berdosa supaya mereka bisa mengerti tentang
keselamatan (I Kor. 2:14).
2. Membuka hati manusia (Kis. 2:14).
3. Menginsafkan dunia akan dosa (Yoh.16:8-10).

C. Roh Kudus mengkoordir program Misi, karena Dia yang :
1. Memanggil pribadi-pribadi untuk pelayanan Misi.
2. Menuntun utusan Misi.
3. Memprakarsai strategi Allah di dunia.
4. Meneguhkan Injil dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat.


MISI DALAM PL DAN PB

Sering kita mendengar bahwa Perjanjian Lama tidak mengetahui misi dan
misi baru di mulai di Perjanjian Baru khususnya dengan Amanat Agung.
Ini tidak benar. Allah PL bukan Allah orang Yahudi saja, melainkan Dia
adalah Allah seluruh umat manusia. Yesus Kristus tidak baru muncul di
PB tetapi Dia merupakan Penggenapan PL. Allah selalu ingin
menyelamatkan seluruh umat manusia. Ini sangat jelas diuraikan oleh
George Peters dalam theologi misinya.

1. Rencana Keselamatan Allah dimaksudkan bagi seluruh umat manusia.
Karena Allah yang menciptakan segala sesuatu (Kej.1-2), Dia juga
mengatakan diri sebagai pencipta manusia (Kej. 1:27, 2:7). Itu
sebabnya tidak ada Allah lain yang sanggup menyelamatkan manusia (Ul.
4:39; Yes. 44:6; 45:21). Dia juga menuntun sebagai penguasa mutlak
seluruh umat manusia, Roma 3:29 "Atau adakah Allah hanya Allah orang
Yahudi saja? Bukankah ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!" Dialah
Allah bagi semua manusia. Itu sebabnya Dia melarang manusia menyebah
ilah-ilah lain. Allah cemburu terhadap patung dewa yang disembah oleh
manusia, karena Dia yang layak dipuji dan tidak bersedia memberi
kemuliaanNya kepada mereka. Ilah-ilah yang lain bukan allah yang benar
melainkan kekejian bagi Allah, sebab bukan Allah yang benar.
Allah menghendaki keselamatan seluruh umat manusia karena :
(1) Seluruh umat manusia menjadi milik Allah sebagai ciptaanNya.
(2) Seluruh umat manusia adalah puncak ciptaan Allah yang unik dan istimewa.
(3) Seluruh umat manusia adalah Adam yang terpisah dari Allah dan
perlu diselamatkan.
(4) Seluruh umat manusia memperoleh janji keselamatan dari Allah.

2. Proto-Injil (Kej.3:15)
Seperti sudah dijelaskan di atas Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa dan
mereka kehilangan persekutuan dengan Allah. Dumbrell (hal 20)
menekankan bahwa Adam sukarela mengambilkeputusan untuk berdosa. Dia
tidak menaati perintah Tuhan dan makan dari buah yang terlarang. "By
eating of the fruit man was intruding into an area reserved for God
alone, and the violation of the command is tantamount to an assertion
of equlity to God, a snatching at deity. (Acountrepart of Adam's
action is clearly the attitude of Jesus referred to I Philippians
2:6)."(band Dunbrell, 1997:38f). Sesudah makan dari buah tersebut,
manusia dari satu segi seperti Allah, tetapi dari segi yang lain
tidak, oleh karena "he would constantly be uncertain of the nature of
the issuses before which he was placed. He would never be able to
foresee the consequences of the choices which he would make. Putting
himself into a position of moral defiance to his Creator, he plunged
himself into a life of tension and absolute moral uncertainty.
(Dumbrell: 1997: 39). Oleh karena seluruh umat manusia berhubungan
dengan Adam (Rom. 5:12-21; I Kor. 15:22a "Karena sama seperti semua
orang mati dalam persekutuan dengan Adam, berarti seluruh umat manusia
di bawah kutuk dosa dan perlu diselamatkan.") Baru saja manusia
berdosa (Kej.3:1-14), Tuhan sudah mempersiapkan jalan keluar atau
keselamatan (Kej.3:15).

Proto Injil : " Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Menurut Peters, ada 6 hal yang penting :
a. Keselamatan adalah prakarsa Allah, bukan manusia. Keselamatan
berasal dari Allah. Tidak satu orang pun yang bisa menyelamatkan diri
sendiri.
b. Keselamatan akan menghancurkan iblis. Tidak ada Dualisme.
c. Keselamatan bersifat universal bagi semua manusia (Kej.1:15),
'keturunan' termasuk semua bangsa, tetapi tidak berarti, bahwa
tiap-tiap pribadi langsung diselamatkan. Keselamatan tersedia bagi
semua, tetapi harus diterima secara individu. Tanpa pertobatan secara
pribadi tidak ada keselamatan.
d. Keselamatan hanya bisa lewat keturunan perempuan ini. Dengan kata
lain penebus yang dijanjikan Allah adalah manusia sungguh-sungguh
keturunan perempuan. Bandingkan Yesus Kristus yang sungguh-sungguh
menjadi manusia, lahir dari anak dara = perempuan.
e. Tidak ada keselamatan tanpa penderitaan si penebus ini. (Kej. 3:15b
"engkau akan meremukkan tumitnya (lih.Yes.53).
f. Keselamatan adalah suatu peristiwa yang historis yang
sungguh-sungguh terjadi.

3. Janji Allah dengan Nuh
Walaupun Allah terus-menerus mencoba untuk bersekutu dengan manusia,
manusia tidak mau mendengar dan taat. Itu sebabnya Allah ingin
menghapuskan manusia yang diciptakan Allah, tetapi Nuh mendapat kasih
karunia di mata Allah (Kej.6:1-8) dan dia tidak dimusnahkan lewat air
bah. Kemudian sesudah air bah, Allah mengucapkan janji keselamatan
kepada segala makluk yang hidup bukan hanya kepada Nuh sekeluarga
saja. Allah menjanjikan berkat jasmani, Dia tidak akan mengirimkan air
bah lagi dan akan melindungi seluruh makhluk. Tetapi manusia tidak
taat dan tidak memuliakan Allah. Kej. 9:1dst. harus dikaitkan dengan
Kej. 1:26-28, di mana Adam dan Nuh juga dikaitkan.

"The use of the Noachian covenant materials in the Bible appeared to
justify the assertion that in the post-fall era the notion contained
the aspect of redemption of creation a well as maintenance of the
order. Finally the correlation of the covenant and the kingship of Gad
was made (Dumbrell: 1997:43).

4. Allah memperhatikan semua bangsa (Kej.1-11).
Kejadian 1-11 merupakan prasejarah (sejarah sebelum sejarah Allah
dengan bangsa Israel secara khusus). Allah sebagai pencipta mencoba
bersekutu dengan semua bangsa, tetapi mereka tidak mau mentaati Allah
dan memilih dosa :
(1) Kejadian 3 Manusia jatuh ke dalam dosa (masuknya dosa).
(2) Kejadian 4 Kain membunuh Habel (evolusi dosa).
(3) Kejadian 6-7 Kejahatan manusia yang bermoral-rendah berzinah
berkembang terus menerus (hukuman Allah bagi dosa).
(4) Kejadian 11 Manusia merencanakan Menara Babel (puncak dosa).

Cara Allah sebagai pencipta memperhatikan bangsa-bangsa ialah :
a. Allah memandang semua bangsa sederajat, karena nenek moyang segala
bangsa terdaftar di Kej.10. Paulus di PB (Kis.17:26-27) mengatakan
bahwa Allah menjadikan semua bangsa dari satu orang, menentukan
musim-musim dan batas-batas untuk mereka dengan tujuan agar mereka
mencari Dia dan semua bangsa berpencar dari keturunan Nuh setelah air
bah (Kej. 10:32).
b. Allah berjanji memelihara segala makhluk, karena :
1. Allah mengawasi bangsa-bangsa (Maz.66:7)
2. Tuhan berjanji tidak akan memusnahkan bumi lagi dengan air bah (Kej.9:10-11)
3. Allah memperhatikan pekerjaan semua anak manusia (Maz.33:13-15).
4. Allah memerintah dan menuntun bangsa-bangsa (Maz.67:5)
5. Allah berjanji musim tetap teratur selama bumi masih ada (Kej.8:22)
c. Allah menghakimi semua bangsa tanpa perkecualian : Karena semua
bangsa-bangsa tidak mentaati perintah-perintah Allah dan melanggar
peraturan, maka Allah menghukum mereka (Maz.9:9). Dialah yang
menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan
kebenaran (Yes.13:23).
d. Allah memakai bangsa-bangsa sebagai alat pelaksana kehendakNya. Dia
memangggil Nebukadnesar (Yer.25:9) atau Koresy (Yes.44:28) dan Asyur
(Yes.10:5) untuk menghukum bangsa Israel.
e. Allah menyalurkan anugerahNya kepada bangsa-bangsa. Semua bangsa
diajak menyembah Tuhan (Mal.1:11). Seluruh bumi sempat menyaksikan
perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib di tengah-tengah bangsa Israel
dan namaNya disembah di antara bangsa-bangsa (Maz.117:1).
f. Allah memberi tempat bagi bangsa-bangsa lain di dalam silsilah
Tuhan Yesus. Ada 4 orang yang berkebangsaan non Yahudi di dalam
silsilah Tuhan Yesus (Tamar, Rahab, Rut dan Betsyeba, bdk. Mat.1:3-6).

5. Janji Allah kepada Abraham
Sesudah menara di Babel, Allah mengubah strategiNya untuk
menyelamatkan umat manusia. Di dalam Kej.1-11, Dia memfokuskan kepada
semua bangsa, tetapi pada Kej.12:1-3, Dia memilih Abraham sebagai alat
untuk menyelamatkan seluruh umat Allah. Tujuan Allah tetap universal
(semua bangsa) tetapi strategiNya partikular (lewat Abraham dan bangsa
Israel) (Kej.12:1-3). Dengan Abraham mulai satu tahap baru dalam
sejarah Allah dengan umat manusia. Itu sebabnya Allah Israel selalu
dipanggil Allah Abraham, Isaak dan Yakub, tetapi tidak pernah Allah
Musa. "While Moses may be brought into direct contact with the law, it
is always Abraham who bears the promises which control the national or
the future of Israel (band. As.M.Segal: 1967, 125. Dengan pemilihan
Abraham Allah tetap mempertahankan rencana untuk memberkati seluruh
umat manusia walaupun mereka sudah jauh dari Allah. Drumbrell(1997:
59) katakan dengan benar: "Yet the destribution of general blessing
continues, and this is seen in the table of nations (Gen. 10), with
which the family of Shem is prominently connected. But though chapter
10 is the evidence of the spread of the human race, and thus a
manifestation of blessings in terms of 9:11ff, it represents also the
consequences of the sin of Gen. 11:1-9. The logical order of these two
chapters (10 dan 11) has been reversed." Allah tetap memberkati umat
manusia, tetapi lewat memilih Abraham sebagai alat-Nya. Allah berjanji
bahwa Abraham akan menjadi satu bangsa besar. Pertama-tama yang
dimaksudkan dengan bangsa adalah Israel, sebagai satu negeri yang
besar dan kuat, teapi ini belum cukup. Kata Ibrani yang dipakai di
sini adalah goy bukam 'am yang biasanya dipakai untuk bangsa Israel.
Itu sebabnya kita bisa menarika kesimpulan bahwa dari panggilan
Abraham satu bangsa besar yang meliputi seluruh dunia dimaksudkan.
Dengan demikian negara Israel merupakan hanya bayangan tentang apa
yang masih harus dinantikan untuk seluruh dunia. Allah memberkati
Abraham, sehingga dia pun bisa menjadi saluran berkat untuk yang lain
dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Kutuk (Ibr. 'arar) 5
kali di kitab Kejadian dipakai. Kutuk berarti (band. Drumbell: 71:
loss of freedom (3:14), alienation from the soil (3:17), estragement
from society (4:11) and shameful degradation (9:25) Kej. 17 paling
penting untuk mengerti panggilan Abraham. Pertama-tama Allah
menyatakan diri sebagai El Shaddai, God Almighty, Allah Mahatinggi. Di
sini Abraham minta untuk hidup di hadapan-Nya. Di situ nama Abraham
yang sebelum Abram diganti dengan Abraham dengan pengertian: (Drumbell
73, footnote 34) "It is often suggested that the fuller Abraham is
simply a variant of the shorter name. But N.M. Sarna, 'Abraham', The
Encyclopedia Judaica, Vol. ii, (Jerusalem: Keter, 1972), p. 112 notes
that 'father of multitudes' is certainly a possible meaning of the new
name." Dalam Kej. 17 Allah menkonfirmasikan lagi apa yang sudah
terjadi di Kej. 12 dan 15. Berkat yang luar biasa untuk seluruh dunia
disiapkan lewat Abraham, oleh karena seluruh dunia sudah di bawah
kutuk sejak Kej. 3. Menurut Peters ada 3 hal penting dalam pemilihan
Abraham (Kej.12:1-3) :
a. Lewat pemilihan Abraham bangsa Israel lahir. Allah membatasi diri
dan memilih Abraham dan keturunannya yaitu bangsa Israel sebagai
saluran berkatNya.
b. Lewat pemilihan Abraham Allah menjadi Bapa Israel. Semua bangsa
harus datang kepada Israel dan melalui Israel mereka dapat mengenal
Allah.
c. Dengan pemilihan Abraham moral dan pengetahuan tentang Allah lebih
jelas. Kej.17:1 Manusia harus saleh dan tidak boleh bercela.

"As in Gen. 1-11, the use of berit (perjanjian) at Gen. 15:18 served
to confirm the realationship which the call and promises of 12:1-3 had
established (12:1-3 was seen as a clear divine response to human
dilemma created by the fall of man and the consequent fall of society,
narrated in Gen. 11:1-9). The syntax and content of 12:1-3 revealed a
structure of two promises relating to Abram's posterity and two
promises relating to a Gentile relationship to the Abrahamic peoples.
The 'great nation' of 12:2, though having Israel immediately I view,
refers finally to the end-time people of God. We noted the
signifificance of 'blessing' in Gen. 12:1-3 as divine promise to
realize the potentional in the summons to Abram, while we also saw
'blessing' in this passage as a response to the 'curuse' of Gen.
3-11." (Drumbell 78dst.).
6. Janji Allah kepada Musa.
Di gunung Sinai Allah menyatakan diri lagi kepada bangsa Israel,
supaya mereka dapat dipakai sebagai saluran berkat bagi semua bangsa.
Allah memperkenalkan Diri sebagai Yahwa Kel. 19:3 "In giving his name,
the deity was considered to be giving himself, for a causal connection
was recognized as existing between the name which the deity bore and
the nature which stood behind the name." (Drumbell: 82). Justru dalam
susanna yang negeri, dengan kabut, gunung dan api, di mana Isarel
sangat membutuhkan angruh, Allah memwakyukan diri sebagi Allah, yang
ada dan yang berada bagi bangsa-Nya. "I am who I am' (or 'I will be
who I will be) as Qal, or 'I create (i.e. cause to be) what I create'
(or "I will bring into being what I will bring into being') as Hiphil.
(Drumbell 85). Allah adalah allah yang membawa mereka ke luar dari
Mesir, Allah adalah allah leluhur, termasuk Abraham.

Israel menjadi bangsa kesayangan Allah (Kel.19:5-6 "kamu akan menjadi
bagiKu kerajaan imam dan bangsa yang kudus"). Di sini Israel dipanggil
ke luar dari lingkungan, ke luar dari umat manusia (ammin, ke luar
dari bangsa-bangsa) untuk sikilttu berasal dari bahasa Akad dengan
pengeritan bahasa Ibrani "owned personally, or what has been carefully
put aside for personal use." (Drumbell 85). Israel dijadikan kerajaan
imam, mamleket-kohanim, kingdom of priests. Oleh karena biasanya kata
kedua menjelaskan kata pertama, bisa diterjemahkan sesuai dengan
Drumbell:86) "be 'a kingdom, namely priests' i.e. the exercise of
royal office by those who are in fact priests." Israel ditugaskan
untuk hidup kudus, bangsa yang kudus satu parallelisme. Sifat kudus
itu di dalam PL selalu dikaitkan dengan Allah sendiri. Itu sebabnya
Irael memiliki hubungan yang khusus dengan Yahwe.

Bagaimana Israel harus hidup ini dijelaskan dalam Hukum Taurat atau
Torah. Dengan demikian Israel mengetahui bagaimana Israel harus hidup
untuk tidak lagi jatuh ke luar dari persekutuan dengan Allah.
Berit/perjanjian ini diratifikasikan dengan darah Kel. 24. Sebagai
hamba Allah, Israel ditugaskan Allah agar bangsa-bangsa mengenal Allah
dan tertarik untuk mengabdi kepadaNya. Karena itu Israel harus menjadi
:
(1) Teladan (Ul.28:9-10)
(2) Hamba Allah (Yes.49:3)
(3) Saksi Allah (Yes.55:4)
(4) Imam (kel.19:6)
(5) Nabi (Yes.51:4)

Janji ini diingatkan kepada: a) Daud (II Sam.7); b) Pinehas
(Bil.25:11); dan c) Lewi (Mal.2:4). Diperbaharui dengan: a) Yosua
(Yos.24); b) Yosia (II raja. 22:23); dan c) Ezra (Neh.8-10). Di dalam
perjanjian dengan Musa Isarael diadopsi oleh Allah. Kel. 4:22 "Israel
ini anakKu" yang ditebus Kel. 15:13. Allah menjadi goel, redeemer
untuk Israel dan menyelamat mereka dari kuasa bangsa lain dan dari
kuasa dosa lewat Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus sendiri. Israel menjadi
a "new Creation" Israel akan diberi tanah, di mana mereka boleh
menikmati persekutuan dengan Tuhan seperti dulu Adam dan Hawa di Eden
(Kel. 15). Kel. 15:17 di tanah yang dijanjikan Allah berjanji ingin
tinggal bersama-sama dengan bangsa-Nya. Banyak sarjana memanggil ini
"restoration of the Eden conditions".

Dengan demikian bisa dikatakan bangsa Israel dibawa keluar dari Mesir
untuk menjadi suatu bangsa yang kudus, yang dikhususkan bagi Allah
untuk menjadi satu berkat bagi bangsabangsa.


7. Janji Allah kepada Daud.
Daud sangat penting dalam sejarah bangsa Israel, karena dia menyatukan
kerajaan Israel dan Yehuda. Dia membangun Yerusalem, sehingga kota ini
menjadi pusat ibadat kepada Allah, walaupun bait Allah belum dibangun.
Daud sudah merencanakan dan mempersiapkan pembangunan bait suci
sebagai pusat ibadat. Puncak kehidupannya adalah berit/perjanjian yang
dibuat Allah dengan dia di dalam 2 Sam. 7. Daud mengetahui bahwa dia
sangat bergantung pada Allah. Raja Daud mengakui bahwa kerajaanya
tidak bertahan jika Allah tidak menjadi raja di Israel dan menentukan
segala sesuatu. Allah sudah memberi keamanan kepada hambanya 2 Sam
7:1. Sesuai dengan Ul. 12:10 ini merupakan berkat yang terbesar dari
Allah: keamanan terhadap musuhnya. Itu sebabnya Daud ingin membangun
rumah bagi Allah, tetapi Allah tidak setuju (2 Sam7:5) oleh karena:
"The building of a temple would mark a major theological change for
which Israel must gradually be prepared; kingship must become more
firmly entrenched and its benefits seen, and prophetic opposition be
overborne." (Drumbell, 147) Itu sebabnya baru Salomo diijinkan untuk
membangun bait suci oleh karena Israel sudah memiliki tanah yang aman
dan keluarga Daud menjadi keluarga rajani. Itu sebabnya ada berit
Allah di dalam ayat 13-15 dengan puncak ayat 15, bahwa "kasih setiaKu
tidak akan hilang" Kasih setia (hesed). Tuhan terus-menerus
memperhatikan Daud dan akan berdiam di tengah bangsa Israel dengan
kepastian berkat Tuhan terus-menerus mengalir dari Tuhan kepada
Israel, sehingga tanah Kanaan dengan Israel dan kediaman Allah menjadi
seperti Eden kedua. "The absolute character of the promise to David
and thus the eternal covenant with David was found not to be
inconsistent with the rejection of particular individuals within the
line. 2 Sam. 7:18-29, with its notion to the Davidic covenant as
'humanity's charter', provided for the future of the race under the
leadership of the Davidic house and thus forshadowed the fulfillment
of the Abrahamic promises." (Drumbell. 163).

8. Para Nabi dan Misi
Seorang nabi berbicara atas dorongan Allah dan menyampaikan kabar dari
Allah. Mereka selalu mengingatkan bangsa Israel untuk mentaati
perintah-perintah Allah supaya dapat dipakai sebagai saluran berkat
Allah bagi bangsa-bangsa. Pengharapan akan Mesias yang menyelamatkan
seluruh umat manusia menonjol di dalam pemberitaan mereka.

Visi Misi Para Nabi :
Zefanya; Walaupun terfokus kepada kerajaan Allah, dia mengetahui
daerah pesisir (2:11) dan murka Allah terhadap seluruh bumi (3:8).

Habakuk yang mempunyai 3 prinsip :
a. Pembenaran melalui (2:4)
b. Pengetahuan seluruh bumi tentang kemuliaan Allah (2:14)
c. Ibadat semua bangsa kepda Allah (2:20)

Joel; Semua bangsa akan mengenal Tuhan (3:9-12)

Amos; Menyebutkan dosa bangsa-bangsa. Pembangunan Israel adalah
pengharapan bagi bangsa-bangsa.

Hosea; Kurang universal, karena dia memfokuskan kepada Israel dan Yehuda.

Mikha; Tekanannya kepada Mesias (4:1-5; 5:1-8).
Yesaya; Adalah 'penginjilan'PL bagi seluruh dunia. Dia menjelekkan
berhala-berhala (pasal 10 dan 13-23) dan memperkenalkan hamba Allah
(pasal 40-53). Mesias akan menderita (Yes.53) dan melalui
penderitaanNya ini, bangsa-bangsa diselamatkan. Hamba Allah atau
Mesias diutus :
a. Atas kehendak Allah (43:21)
b. Untuk mengarahkan semua kepada Allah yang universal (Yes.44:6).
c. Bagi semua bangsa (Yes.40:5; 42:1-6)
Nabi Yeremia, Yehezkiel, Daniel, Hagai dan Meleakhi menguatkan kabar
Yesaya mengenai hamba Allah. Misalnya: Yes. 66:18-24 berbicara tentang
kemulian Allah yang dilihat semua orang, termasuk orang kafir (ayat
18-19). Allah sendiri akan mewahyukan kemuliaan-Nya, tetapi Dia tetap
memakai bangsa Israel sebagai alat-Nya dalam proses ini. Dalam gerakan
ini bangsa-bangsa ynag belum mengenal kemulianNya mendapat prioritas.
Ayat 20 mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang bisa menghalangi
Allah. Juga ada orang non Lewi yang menjadi hamba Tuhan dan yang
dipakai oleh Allah. Walaupun banyak penderita umat Allah tidak akan
dimusnahkan (ayat 22). Semua bangsa memuji Allah (ayat 23). Tanpa misi
sedunia tidak ada harapan untuk umat manusia dan barang siapa tidak
memuji Yahwe, dikena oleh murka-Nya. Leopold di dalam Mueller: 2000:
95 katakan bahwa kitab Yesaya menutup dengan: "Peace eternal and death
eternal!".

9. Perjanjian Baru :
Secara khusus nabi Yeremia, Yesaya dan Yehzkiel menekankan bahwa Allah
tidak pernah melupakan perjanjianNya dengan bangsa Israel, walaupun
mereka sudah kehilangan tanah mereka oleh karena harus tinggal di
pengasingan di Babel berkat dosa mereka. Yeremia (secara khusus pasal
30 –31) ingin menyiapkan Israel bagi transisi « from Israel as a
nation to Israel as a theological ideal » Yehzkiel dan Yesaya dalam
pasal 44-66 ingin menjelaskan bahwa ini berarti Israel tidak terfokus
lagi kepada Israel secara daging melainkan ini mengakitkan suatu
globalisasi di mana semua bangsa terlibat dan diberkati.

Menurut Yer. 31 :31-34 ada « elements of continuity and discontinuity.
The 'new covenant appears to have in mind a fresh dispensation of the
Sinai covenant, or better a re-writing of the provisions of the Sinai
covenant on the individual heart." (Drumbell 199). Hanya di sini di PL
dosa diampuni dan tidak lagi diingat sama sekali. Akhir zaman semua
berubah. Perjanjian denga Musa di gunung Sinai sudah berlalu, oleh
karena sekarang manusia pun ingin memperhatikan perjanjiannya dengan
Allah. Yehezkiel katakan bahwa mereka sudah memiliki hati yang baru.
Di Yesaya 40-55 keluaran yang baru membawa manusia untuk hidup dengan
tenang. Drumbell menyimbulkan (hal. 200): "The Abrahamic traditions
are combined in Isa. 51:1-11 with both the Sinai and the Creation
covenant traditions. Covenant motifs are especially associated with
the figure of the servant who was a pledge that the ideal Israel would
continue with the welfare of the world finally in view. On the basis
of the Servant's atoning sufferings fuller covenant materials were
introduced in Isa. 54-55. Isa. 54 contained an amalgam incorporating
materials from the Abrhamic, Noachian and Sinai covenants, whereby
those are presented as interrelated and as leading to the concept of
the New Covenant with which the chapter ends. Chapter 55 refers to
democratization of the leadership of Israel (under the imagery of the
Davidic covenant) in the new age. The chapter concluded with a brief
survey which indicated that Isa. 56-66 consistently presented material
relating to the renewal of Israel and the resulting renewal of
creation in chapters which expanded the eschatological detail of
chapters 40 – 55.


10. Kesimpulan
Perjanjian Lama menyatakan bahwa rencana keselamatan Allah dimaksudkan
bagi seluruh umat manusia.

MISI DALAM PERJANJIAN BARU

1. Perbandingan Misi dalam PL dan PB
Misi dalam Perjanjian Lama bersifat sentripetal (dari luar ke dalam)
dalam pengertian bangsa-bangsa datang kepada Israel dan mereka dapat
mengenal dan menyembah Tuhan yang benar sedangkan Misi dalam
Perjanjian Baru bersifat sentrifugal (dari pusat ke luar) yang berarti
bahwa dari gereja atau dari Israel kabar keselamatan akan disampaikan
kepada semua suku-suku bangsa.

2. Yesus dan Misi
Dalam kehidupan Tuhan Yesus pada waktu Dia masih tinggal di dunia ini,
kita dapat melihat dua cara tersebut digunakan oleh Tuhan Yesus.
Sewaktu-waktu Tuhan seolah-olah hanya memikirkan Israel saja, tetapi
dalam kesempatan yang lain Dia juga memperhatikan orangorang kafir.

a. Tuhan memperhatikan Israel secara khusus
1. Dia datang sebagai "Raja orang Yahudi"
a. Atas petunjuk Allah, orang Majus dari Timur mencari "Raja orang
Yahudi yang telah dilahirkan" (Mat.2:2).
b. Pengakuan Natanael "Engkau Raja orang Yahudi", diterima oleh Tuhan Yesus.
c. Yesus menerima dengan senang hati sambutan orang banyak sebagai
"Raja orang Yahudi" sewaktu ia naik keledai memasuki kota Yerusalem
(Yoh.12:13)
d. Prajurit-prajurit Romawi mengolok-olok Yesus sebagai "Raja orang
Yahudi" (Yoh.19:3)
e. Pilatus memasang sebuah papan "Yesus Raja orang Yahudi" di kayu
salib Tuhan Yesus tetapi para imam tidak setuju dengan tulisan itu
karena Yesus sendiri berkata"Aku adalah Raja orang Yahudi".

2.Yesus berkata Dia diutus kepada umat Israel saja (Mat.15:24).
3. Pemilihan Israel tetap nyata dalam Perjanjian Baru, bangsa Israel disebut :
a. Kebun Anggur (Mark.12:1-12)
b. Kawanan domba (Yoh.10:6)
c. Anak-anak Kerajaan (Yoh.8:12)
4. Bangsa-bangsa lain disebut sebagai bangsa kafir atau bangsa yang
tidak mengenal Allah (Mat.6:7; Luk. 12:30).
5. Yesus mengutus murid-muridNya hanya kepada bangsa Israel saja (Mat. 10:5-6).

b. Tuhan memperhatikan semua bangsa
Visi dan Misi Yesus juga tertuju kepada bangsa-bangsa lain di luar
Israel. Hal ini dapat dilihat melalui peristiwa-peristiwa yang dicatat
oleh Kitab Suci antara lain :
1. Kelahiran Yesus diberitahukan kepada orang Majus dari Timur, yaitu
orang-orang non Yahudi.
2. Simeon bernubuat bahwa Yesus ditetapkan sebagai sumber keselamatan
dan terang bagi segala bangsa (Luk. 2:31-32).
3. Yohanes Pembaptis menyatakan Yesus sebagai anak Domba Allah yang
menghapus dosa dunia (Yoh.1:29).
4. Yesus menyebut dirinya sebagai terang dunia (Yoh.8:12).
5. Yesus mempunyai rencana untuk menuntun "domba-domba lain yang bukan
dari kandang ini (Yahudi)" sehingga mereka menjadi "satu kawanan"
(Yoh.10:16).
6. Yesus menyembuhkan anak dari perempuan Kanaan yang percaya (Mat.15:21-28).
7. Yesus menjelaskan bahwa orang dari segala bangsa akan masuk ke
dalam Kerajaan Allah (Luk.13:29).
8. Yesus menugaskan murid-muridNya untuk memberitakan Injil sampai ke
ujung-ujung bumi (Mat.28:18-20).

Dari beberapa contoh di atas, kita dapat melihat bahwa Tuhan Yesus
tidak hanya memperhatikan orang Yahudi saja melainkan Ia juga
memperhatikan orang-orang non Yahudi atau orang kafir.

3. Amanat Agung
Bagian Alkitab yang paling terkenal berhubungan dengan tugas misi
adalah Amanat Agung. Amanat Agung merupakan kerinduan dan isi hati
Allah terhadap dunia ini. Dalam Perjanjian Baru diuraikan tentang
kepribadian Allah yang ingin berkomunikasi dengan manusia. Melalui Roh
Kudus, Allah menggerakkan murid-murid untuk mengkomunikasikan Injil.
Pada umumnya orang Kristen hanya mengenal satu atau dua nats Alkitab
yang memuat Amanat Agung, tetapi Alkitab sendiri menceritakan ada 5
bentuk ucapan Amanat Agung :
* Matius : Mat.28:18-20 _ Allah mempunyai otoritas dalam misi sampai
akhir zaman.
* Markus : Mrk.16:15-18 _ Metode dan akibat misi sedunia.
* Lukas : Luk.24:46-49 _ Kristus adalah dasar misi.
* Yohanes : Yoh.20:11-23 _ Misi bersifat rohani.
* Kisah Rasul : Kis. 1:8

Amanat Agung berfokus kepada keselamatan dalam 2 hal :
1. Pemberitaan Injil.
2. Pemuridan.

Misi sedunia adalah kehendak Allah, oleh karena itu setiap orang
Kristen harus terlibat dalam pekerjaan yang mulia ini. Roh Kudus yang
akan memampukan gerejaNya untuk mentaati Amanat Agung.

a. Amanat Agung menurut Matius.
Menurut Matius Amanat Agung dimulai pada saat Allah mengutus
murid-murid untuk memberitakan Injil. Dialah Tuhan atas tuaian, ia
dapat membuka dan menutup pintu bagi pekerjaan misi, oleh karena itu
murid-murid tidak perlu takut atas kesulitan yang akan dihadapi, sebab
mereka mempunyai Allah yang Maha kuasa.

Tugas pengikut-pengikut Tuhan Yesus :
1. Menjadikan semua bangsa muridNya
2. Membaptis mereka
3. Mengajar mereka

Tujuan Amanat Agung dan penginjilan adalah pemuridan supaya manusia
menjadi serupa dengan Allah (II Kor.3:18) sehingga kita diubah menjadi
serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar (Yoh.3:2).
Menjadi murid Kristus berarti mengidentifikasikan diri sendiri secara
total dengan Kristus dan memikul salibNya. Memikul salibNya berbeda
dengan memikul beban yang dalam kehidupan manusia seperti : sakit
penyakit, kesulitan, kecelakaan, dll.
Memikul salib :
1. Sukarela (Mat.16:24-28) setiap orang yang mau mengikut.
2. Terus-menerus/setiap hari (Mat.16:24).
3. Salib adalah satu bagian dari pemuridan tanpa salib tidak bisa
mengikut Yesus.
4. Memikul salib karena Kristus.

Seorang murid Kristus terus-menerus mengindentifikasikan diri sendiri
dengan Kristus dan bersedia mati bagi Tuhan. Tuhan Yesus ingin
mempunyai murid dari setiap suku bangsa (Mat.28:18-20). Manusia
terus-menerus bertumbuh dalam pemuridan, hal ini hanya bias melalui
persekutuan dan pengajaran, supaya Kristus makin lama makin dikenal.
Waktu Tuhan Yesus menyampaikan perintah-Nya kepada kesebelas
murid-Nya, Dia membuka tembok yang ada di antara orang Yahudi dan
orang kafir yang dulu tidak bersedia bersekutu satu dengan yang lain.
Dengan ungkapan ini Tuhan menyiapkan beberapa orang Yahudi untuk
menjadi pangkalan bagi misi sedunia (band. Heldlung, 1991:188).

Bagi Karl Barth Amanat Agung menentukan sejarah "kekuasaan Tuhan di
gereja dan di dunia" (Barth, 1961:57). Pekabaran kuasa Tuhan yang
universal memiliki implikasi etnis, social, teologis, politis dan
spiritual. Oleh karena Tuhan Yesus memiliki otoritas universal,
"mereka (ketujubelas murid) menyembah-Nya" (Mt. 28:17). Walaupun Tuhan
sudah sering sebelum menunjukkan kuasa dan otoritas, itu selalu
terjadi secara tersempunyi, bandingkan misalnya Mt. 9:1-8 di mana Dia
menyembuhkan seorang lumpuh. Mujizat ini terjadi agar Mt. 9:6-7: "…
kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" –
lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: - "Bangunlah, angkatlah
tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu. Dan orang itupun bangun lalu
pulang." Baru sesudah Tuhan Yesus bangkit, kuasaan-Nya harus nyata
untuk semua orang supaya seluruh dunia mengetahui, bahwa Dia mati dan
"menanggung dosa banyak orang" (Yes. 53:12). Sesudah Ia naik ke surga,
di sejarah manusia mulai satu era baru, yaitu era misi sedunia, di
mana Kabar Baik disampaikan kepada semua suku bangsa.

Bukit di Galilea
Menarik sekali bagi umat Kristen, bahwa Tuhan Yesus memberi perintah
terakhir ini di satu bukit. Bukit dan gunung main peran penting dalam
sejarah bangsa-bangsa di Timur Tengah Kuno. Menurut cerita dan mitos
mereka, sebuah gunung berakar di bumi tetapi puncaknya mencapai surga.
Itu sebabnya jika para dewa mereka menyampaikan berita penting, ini
sering terjadi di sebuah bukit atau gunung di mana "surga dan bumi"
bisa bertemu (band. Donaldson, 1985:26, 61). Kebiasaan ini dipakai
Tuhan Yesus untuk menjelaskan bahwa Ia memiliki "segala kuasa di surga
dan di bumi" (Mat. 28:18). "Jesus echoes cosmic mountain imagery which
links heaven and earth when he declares from a mountain in Galilee
that he has all authority 'in heaven and earth.' (ebd.35 ) Kebiasaan
ini dipakai Tuhan Yesus untuk menjelaskan bahwa Ia memiliki "segala
kuasa di surga dan di bumi" (Mat. 28:18). "The common feature of the
mountain episodes in Matthew is the Sonship of Christ. For instance,
the enthronement of the Son in the transfiguration mountain scene in
which God says, 'This is my Son …' (Mattthew 17:5), is echoed in Jesus
words of Matthew 28:18. The mountain tradition of the anointing of the
king comes to a head when Jesus announces his kingship, declaring,
'All authority in heaven and on earth has been given to me' in Matthew
28:18" (Donaldson 1985:156)

Bangsa Israel juga mengetahui gunung yang penting bagi mereka dalam
hubungan dengan Yahwe, Allah mereka. Di Gunung Sinai Allah membuat
satu perjanjian dengan mereka dan memilih mereka untuk menjadi
bangsa-Nya agar lewat mereka dunia mengetahui bahwa Allah mengasihi
dan mencari seluruh dunia yang Ia sudah ciptakan. Tradisi ini
diteruskan dengan bukit Zion yang akhir zaman menjadi pusat
penyembahan bagi seluruh dunia (band. Zak. pasal 14). Bukit Zion
menurut tradisi Perjanjian Lama adalah lokasi di mana Allah bertakhta
dan ingin berdiam di tenggah-tenggah umat manusia bukan hanya untuk
bangsa Israel melainkan bagi seluruh dunia (band. Mz. 2:8; 110:6 dan
43:3). Di situ tempat di mana ciptaan-Nya menikmati kehadiran Allah
dan persekutuan dengan Dia sesuai dengan perjanjian-Nya (Mz. 102:21f).
Kesalamatan mengalir dan datang dari Zion (Mz. 14:7). "Thus by making
explicit the mountain settting of this text, Matthew has shown that
the hopes of Zion have been transferred to Christ and fulfilled
through him. Zon eschatology takes on a christological meaning"
(Herting, 2001: 343)

Di bukit di Galilea Tuhan Yesus menunjukkan bahwa Dialah Putra Allah
yang berkuasa dan dikasihi Allah. Di situ Tuhan menjadi raja dan
kuasa-Nya kelak nyata bagi semua orang. "Kepada-Ku telah diberikan
segala kuasa di sorga dan di bumi" (Mat. 28:19). Dengan demikian
pengharapan yang dikaitkan dengan bukit Zion dialihkan kepada Tuhan
Yesus Kristus. Dia merupakan pengenapan dari janji-janji yang sudah
diberikan kepada Israel. Kali ini bukit Zion tidak diganti dengan satu
bukit seperti pengharapan yang dikaitkan dengan gunung Sinai
dikembangkan dan dialihkan ke bukit Zion. Di sini sebuah bukit diganti
dengan seorang, yaitu dengan Tuhan Yesus. Itu sebabnya nama bukit di
Galilea juga tidak diberitahukan Matius kepada kita, agar focus utama
hanya pada si pemilik kuasa di sorga dan di bumi yaitu pada Tuhan
Yesus Kristus.

Matius 28:17: Penyembahan dan Keraguan
Pelayanan Tuhan Yesus di bumi ini selalu disertai oleh penyembahan dan
keraguan. Selalu ada orang yang percaya kepada-Nya sebagai Putra Allah
dan meyembah kepada-Nya, tetapi selalu ada orang yang meragu-ragukan
Dia dan mengangkap Dia sebagai manusia, sebagai anak Yusuf orang
Nazaret saja, bandingkan Mt. 16:13-20 di mana Petrus mengakui bahwa
Tuhan Yesus adalah Mesias, tetapi orang lain berpikir dia Yohanes
Pembaptis, Elia atau salah satu nabi lain). Sampai saat terakhir di
bukit di Galilea ini masih ada orang yang sulit percaya penuh
kepada-Nya. Para murid merupakan orang yang belum siap untuk diberi
tugas memberitakan Injil. Itu sebabnya kita bisa terhibur lewat contoh
mereka. Tuhan tidak mencari orang yang sudah sempurna yang sudah
mencapai satu tingkat kerohanian atau kesalehan yang tinggi, sebelum
mereka bisa dilibatkan dalam misi sedunia. Tuhan mencari orang yang
biasa-biasa saja seperti murid-murid di bukit ini, yang sudah mulai
percaya sedikit dan yang bias diperlengkapi untuk bersaksi. Bandingkan
Mt. 4:19 di mana Tuhan memanggil orang dari pelbagi latar belakang
untuk menjadi penyala manusia.

Berarti sukses misi sedunia tidak bergantung pada kehebatan
murid-murid-Nya atau gereja, melainkan tetap bergantung pada Kristus
yang memiliki "segala kuasa". Barth (1961:60) katakan bahwa manusia
yang tidak bisa mengandalkan kekuatan dan kehendak diri sendiri dapat
dipakai oleh Allah untuk tugas terakhir ini. Oleh karena pengerak dan
motivator utama dan terakhir adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri. Dia
merupakan jaminan bahwa Amanat Agung bisa terselesaikan pada waktu
yang ditentukan oleh Allah sendiri.

Matius 28:18: Kuasa
Tuhan Yesus menjunkkan kepada murid-murid-Nya bahwa dengan kebangkitan
Dia sudah mulai bertakhta sebagai raja yang kuat dan berkuasa. Itu
sebabnya Dia katakan: "Segala kuasa di sorga dan di bumi diberi
kepada-Ku". Sebenarnya kata kerja diberi bias diterjemahkan dengan
"telah diberi" (Dalam bahasa Yunani edothe dalam Aorist ingressive
dipakai.) Jika kita menerima terjemahan ini, kita diingatkan kepada
Daniel 7:13f "di mana anak manusia diberikan kekuasaan sebagai raja,
dan orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi
kepadanya (band. Jeremias, 1971:310). Kata kuasa dalam Alkitab bahasa
Indonesia merupakan terjemahan dari kata eksousia bahasa Yunani dengan
pengertian "hak, otoritas atau kuasa". Jika Tuhan memproklamasikan
diri Sendiri sebagai otoritas mutlak, Dialah yang melatar belakani
amanat dari Mt. 28:19. Pertanyaan mengenai otoritas atau wibawa Tuhan
Yesus sering diangkat dalam Injil Matius. Apakah itu raja Herodes,
kaum Farisi atau orang lain yang mempertanyakan Tuhan Yesus. Selalu
jelas sekali bahwa Tuhan berkuasa dan mampu seperti diungkap oleh
Rasul Paulus dalam surat Filipi 2:9-11: "Allah sangat meninggikan Dia
dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam
nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di
atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus
Kristus adalah Tuhan' bagi kemuliaan Allah Bapa.

Kuasa seperti ini diberikan oleh Tuhan kepada para murid baik waktu di
bukit di Galilea maupun sebelum pada waktu Dia masih bersama-sama
dengan mereka dalam Mt. 18:18 "Sesungguhnya apa yang kamu ikat di
dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia
ini akan terlepas di sorga." Itu sebabnya seperti Tuhan Yesus para
murid pun di Injil Matius mencerminkan kehendak Allah di dunia ini.

Matius 28:19 : Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid
Sesudah Tuhan menjelaskan kepada para murid bahwa Dia berkuasa atas
segala-galanya di sorga dan di bumi, Dia memberi inti perintah
terakhir kepada mereka. Ini diawali dengan kata "karena itu" dalam
bahasa Indonesia (bahasa Yunani oun), jadikanlah semua bangsa
"murid-Ku". Fokus utama Amanat Agung adalah pemuridan (matheteusate,
jadikanlah murid). Pemuridan ini bisa dilaksanakan lewat pergi,
membaptis dan mengajar mereka. Ketika kata kerja sama rata, tetapi di
bawah kata kerja "matheteusate". Ini berarti inti atau focus Amanat
Agung adalah pemuridan. Kata "matheteuw" (menjadikan murid) dalam
Injil Matius 73 kali, dalam Injil Markus 46 kalij dan dalam Injil
Lukan 37 kali dipakai (band. Bosch: 1991:71). Kata kerja ini sudah
mengganti perintah memberitahukan atau mengabarkan (keryssete) di Mt.
10:7. Berarti pemuridan adalah perintah terakhir dari Tuhan yang sudah
bangkit. Pemuridan artinya menjadi pengikut Kristus. Dalam segala hal
seorang murid menjadi pengikut tuannya yaitu pengikut Yesus Kristus.
Mt. 10:24 "Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang
hamba dari pada tuannya." Dia diberi kuasa seperti Tuhan Yesus
sendiri, tetapi dia juga diikut sertakan dalam penderitaan seperti
Dia. Yang jelas, hanya Tuhan Yesus Kristus adalah tuan, Putra Allah,
layak dipuji dan disembah, semua murid-Nya seumur hidup, selama mereka
masih di dunia ini bergumul dengan keterbatasan mereka. Rasa takut dan
keraguaan tidak bisa terlepas dari seorang manusia yang percaya kepada
yang Mahakuasa. Misi seduni tidak dilaksanakan dalam kelimpaan
melainkan dalam pergumulan, lewat penderitaan seperti dialami Hamba
Allah di Yes. 53. Rasul Matius mengingatkan kita bahwa agen atau
pelaksana misi sedunia adalah orang yang biasa-biasa saja yang
diperlengkapi dan dipakai oleh Tuhan secara luar biasa. Gereja tidak
bisa melaksanakan Amanat Agung oleh karena merasa mampu, melainkan
walaupun keterbatasanya orang-orang Kristen dipakai oleh Tuhan untuk
tugas yang mulia ini.

Tuhan memerintahkan para murid untuk "pergi". Dia tidak ijinkan mereka
terisolir dari dunia, hidup satu kehidupan untuk diri sendiri. Mereka
juga tidak boleh pasra dan menunggu Tuhan saja, mereka dituntut untuk
bertindak, oleh karena dipimpin dan diperlengkapi oleh Tuhan sendiri.
Pemuridan, inti Amanat Agung, tidak berarti bahwa gereja hanya boleh
terfokus untuk "mencari jiwa" supaya demikian jumlah anggota jemaat
mereka bertambah dan mereka dianggap hebat. Pengertian pemuridan jauh
lebih luas. Pemuridan berarti memahami kehendak Tuhan dan menaatinya
tanpa kompromi. Ini satu gaya hidup baru yang sangat mahal. Ini
dijelaskan Tuhan Yesus dalam Mt. 7:24-27: "Setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang
bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah
hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah
itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi siap orang yang
mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan
orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian
turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu
angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah
kerusakannya." Dengan kata lain pemuridan adalah satu transformasi
kehidupan orang percaya atau murid Tuhan Yesus yang bersifat total.
Semua orang yang percaya kepada-Nya menyerahkan kehidupan secara total
kepada-Nya.

Matius 28:19: Semua bangsa
Penerima Kabar Baik adalah semua bangsa (panta ta ethne dalam bahasa
Yunani). Ungkapan ini berasal dari Perjanjian Lama, ini jantung berita
yang disampaikan kepada Abraham dalam Kej. 12: 1-3: Berfirmalah Tuhan
kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan
dari rumah bapamu ini ke negeri yang Kutunjukkan kepadamu; Aku akan
membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta
membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang yang
mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat
berkat." Semua bangsa di dunia ini perlu dicapai dengan berita yang
baik yang berasal dari Tuhan. Orang Yahudi dan orang kafir (orang
non-Yahudi). Tidak ada perkecualian. Orang Timur dan orang Barat,
Orang Indonesia dan orang non-Indonesia.

Matius 28:19: Baptislah mereka
Pemberitakan Injil tidak bisa terlepas dari baptisan. Semua murid
harus dibaptis dalam nama Allah Tritunggal. Pengeritan frase "dalam
nama Bapa, Anak dan Roh Kudus" adalah suatu identifikasi berarti semua
yang dibaptis mengidentifikasi diri dengan Allah Tritunggal, tidak
hidup untuk diri sendir lagi melainkan untuk Allah saja. Paulus
mengungkap hal yang sama dalam Gal. 2:20 "namun aku hidup, tetapi
bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di
dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah
hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan
menyerahkan diri- Nya untuk aku." Sekarang orang percaya dimasukkan ke
dalam persekutuan yang baru, suatu persekutuan di mana Allah disembah
(Brunner 1990:1102). Michel (1995:47) melihat pembatisan sebagai suatu
transfer ke dalam status di mana manusia dimiliki Allah. Seorang murid
sekarang seorang hamba Tuhan yang melayani Tuhan berdasarkan otoritas
Allah. Dia sudah menjadi anak Allah.

Matius 28:20: Pelayanan Holistis
Dalam ayat 20 ini dijelaskan apa yang terjadi dalam pross pemuridan.
Murid-murid mengajar "mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu". Pemuridan baru komplet jika segala sesuatu
diberitahukan kepada orang yang mulai percaya kepada Tuhan sebagai
Allah. Dalam Mt. 22:37-39 Tuhan sendiri memberi suatu kesimpulan
tentang pelajaran yang perlu dibelajari, tidak hanya diketahui dengan
otak melainkan juga dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari:
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
akal
budimu. Itulah hukum yang terutama dan pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama
dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Menaati Amanat Agung berarti bagi para murid, berbicara tentang
perdamaian manusia dengan Allah dalam Yesus Kristus dan menjunkkan
kasih Allah dalam mengasihi sesama. Yang sudah dikasihi oleh Allah
tidak bisa lain daripada mengasihi orang lain juga. Tubuh dan
jiwa sesamamanusia menjadi target pengikut Yesus Kristus. Oleh karena manusia
diselamatkan dan dikasihi oleh Allah secara holistis, keselamatan ini
perlu juga diberi secara holitis kepada sesama manusia di dunia ini.
Perjanjian Lama mendukung inti Amanat Agung ini lewat istilah
"shalom". Shalom artinya damai atau perdamaian (pertama-tama manusia
dengan Allah dan sesama manuisa) tetapi juga artinya kemakmuran
(secara fisik manusia yang diperdamaikan dengan Allah boleh menikmati
kesalamatannya). Proklamasi Injil selalu harus disertai kasih atas
belas kasihan terhadap orang yang membutuhkannya. Bosch (1991:412)
katakana bahwa Amanat Agung adalah "love in action" (kasih yang
bertindak). Akhir abad ke 20 kaum Injili pun melihat pentingnya
pendekatan holistik. George Verwer, pendiri sending OM (Operation
Moblisation) bisa menjadi wakil untuk golongan tersebut. Pemimpin misi
ini mengatakan (Verwer, 2001: 190-191): "Meskipun rekonsiliasi dengan
manusia bukanlah rekonsiliasi dengan Allah, bukan juga aksi
penginjilan sosial atau keselamatan liberasi politik, namun kami
tegaskan bahwa penginjilan dan keterlibatan secara sosialpoltik,
keduanya adalah bagian dari kewajiban Kristiani kita. Karena keduanya
merupakan ekspresi penting dari doktrin kita tentang Allah dan
manusia, kasih kita kepada sesama dan kepatuhan kita kepada Yesus
Kristus." Mengajar tidak berarti bahwa murid harus duduk di ruang
kelas dan menyampaikan berita yang baik ini dari mimbar atau harus
mengundang dunia ke gedung gereja untuk menghadiri sebuah kebaktian
atau KKR. Yang dimaksudkan ini adalah mengajar mereka selalu, di mana
saja segala sesuatu yang disampaikan Tuhan sendiri, sehingga dia
berkuasa atas seluruh kehidupan orang percaya.

Matius 28:20: Aku menyertai kamu
Tuhan Yesus berjanji satu kali lagi bahwa Dia selalu menyertai para
murid. Lewat frase ini para murid diingatkan kepada "Immanuel" "Tuhan
menyertai kanu". Waktu Yesus lahir, Dia sudah diperkenalkan sebagai
Immanuel Mt. 1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan
melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia
'Imanuel' yang berarti 'Allah menyertai kita'." Yesus Kristus
mengulangi lagi, bahwa oleh karena segala kuasa diberi kepada-Nya Dia
akan menyertai para murid senantiasa. Tidak ada hari, di mana Dia lupa
mereka dan tidak ada tempat di mana Tuhan tidak ingin hadir
bersama-sama dengan murid-Nya agar Injil diberitahkan. Seperti dulu
waktu Perjanjian Lama, waktu Yesaya, di mana bangsa Israel putus asa,
karena meninggalkan Allah dan berdosa terus-menerus kepada-Nya, Allah
memberi tanda Imanuel kepada mereka, apalagi sekarang dalam
pelaksanaan misi sedunia Tuhan Yesus menyertai para murid. Dia
membuktikan bahwa Dialah Imanuel (band. Yes. 7:14; 8:8). Kehadiran
Allah dalam Alkitab selalu juga berarti bahwa Tuhan berjuang demi
umat-Ny. (band. Brunner, 1990:1106 Aku berjuang untuk kamu). Tanpa
penyertaian Tuhan para murid terjamin gagal. Mereka sudah
berpengalaman misalnya waktu mereka tidur di taman Gesemani (Mt.
26:36-56) atau waktu Petrus menyangkal Tuhan
(Mt. 26:69-75). Jika Tuhan memberi tugas atau beban kepada mereka, Dia
juga memberi kuk kepada para murid, alat untuk melaksanakan tugas
tersebut. Itu sebabnya dikatakan Tuhan Yesus Mt. 11:29-30 "Pikullah
kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lehmah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang
Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." Tuhan menyertai para murid
sampai "kepada akhir zaman". Di sini muncul dimensi eskatologis. Misi
sedunia, pelaksanaan Amant Agung mencakup jangka waktu antara
kebangkitan sampai ke kedatangan-Nya yang kedua kalinya, sampai akhir
zaman. "Dan Injil Kerjaan ini akan diberitakan di seluruh dumia
menjadi kesaksian bagi semua bansa, sesudah itu barulah tiba
kesudahaanya." Mt. 24:14 Seluruh tugas Tuhan Yesus adalah pemuridan
dan setiap orang Kristen di mana dia berada harus partisipasi dalam
tugas mulia Tuhan Yesus ini.

b. Amanat Agung menurut Markus.
1. Ditujukan kepada semua makhluk oleh karena Allah adalah pencipta,
Kristus meminta jemaatNya membawa keselamatan kepada seluruh makhluk
di dunia tanpa terkecuali.
2. Pemberitaan Injil dibuktikan dengan tanda-tanda.

c. Amanat Agung menurut Lukas.
Karena murid-muridnya sangat kecewa dengan rencana untuk mendirikan
kerajaan secara politis tidak terlaksana, maka Yesus menghibur mereka
dengan sambutan : "Damai sejahtera bagi kamu." Sesudah itu Tuhan
menjelaskan rencana misi kepada mereka :
1. Misi berdasarkan kitab-kitab suci : Taurat Musa, Nabi-nabi dan
Mazmur (Luk.24:44).
2. Inti Injil : kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus (Luk.24:22).
3. Tujuan : pertobatan dan pengampunan.
4. Pemberitaan Injil bagi segala Bangsa (Luk.24:47).
5. Alat yang dipakai bagi misi sedunia adalah murid-muridNya.
6. Kuasa dan kekuatan untuk melaksanakan Amanat Agung berasal dari Roh
Kudus yang sudah dijanjikan Allah Bapa (Luk.24:49).

d. Amanat Agung menurut Yohanes.
Injil Yohanes mengingatkan kita, bahwa murid-murid diutus sama seperti
Bapa mengutus AnakNya yang Tunggal yaitu Tuhan Yesus (Yoh.20:21-23).
Murid-murid harus
mengidentifikasikan diri dengan Kristus, karena mereka telah
diperlengkapi oleh Roh Kudus "terimalah Roh Kudus" (Yoh.21:22).
Seringkali hal ini menjadi perdebatan : Kapan mereka diperlengkapi
dengan Roh Kudus? Sebelum Pentakosta (Yoh.21) atau pada hari
Pentakosta ketika Yesus menghembusi mereka dengan Roh Kudus? Dia
memberikan Roh Kudus kepada mereka secara terbatas sesuai dengan cara
Perjanjian Lama, tetapi pada hari Pentakosta mereka dipenuhi dengan
Roh Kudus untuk melaksanakan misi Amanat Agung Tuhan Yesus (Kis.2).

e. Kesimpulan.
Amanat Agung adalah pokok dalam kekristenan yang sangat penting, hal
ini terbukti dengan semua kitab Injil yang menceritakan pokok ini.
Fokus Amanat Agung terletak dalam penginjilan dan pemuridan dan
sasarannya supaya seluruh dunia dapat mengecap keselamatan yang ada di
dalam Tuhan Yesus Kistus.

4. Rasul Paulus dan Misi.
Paulus adalah seorang Penginjil dan Misionaris yang paling berhasil.
Dia berkotbah di
sinagoga, di pasar dan di tempat-tempat yang lain, menguatkan
jemaatnya yang baru
didirikan agar sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Paulus senantiasa
mengabarkan bahwa Allah sudah mengutus seorang Juruselamat, yaitu
Yesus Kristus untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Dalam II
Kor.5:19 "Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus
dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kita."
Walaupun Paulus tidak mengulangi Amanat Agung, dia menyebutkan bagian
tersebut dalam Roma 10:12-18; II Kor.5:4-21; Ef.3:1-12; Roma 1:13-17;
I Kor.9:1-16; Fil.2:14-16; I Tim.2:1-7. Dasar Theologia Paulus : Yesus
Kristus yang tersalib bagi manusia. Hal-hal yang penting di dalam
Teologi Misi Paulus :
1. Seluruh alam semesta (universum) adalah makhluk Allah (Rom1:18).
2. Seluruh umat manusia mempunyai hubungan dengan alam (Rom5:12-21).
3. Di dalam Adam, seluruh umat manusia telah berdosa (Rom.5:12)
4. Semua orang berhutang kepada Allah (Rom.1:18-21).
5. Kristus adalah Juruselamat bagi semua orang, tetapi keselamatan ini
harus diperoleh secara pribadi (Rom.5:12-21).
6. Tuhan Yesus Kristus adalah jalan satu-satunya bagi keselamatan
manusia (Rom.3:21; 5:21).
7. Keselamatan harus diberikan oleh Allah dan tidak bisa ditemukan
oleh manusia sendiri (Rom.10:17; 16:25-26).
8. Rasul Paulus merasa dipanggil untuk memberitakan Injil kepada
bangsa-bangsa non Yahudi dan dia taat kepada panggilanNya.

Rasul Paulus hanya mengenal dua golongan manusia yaitu yang sudah
diselamatkan atau sudah di dalam Kristus dan yang belum di dalam
Kristus.
Paulus juga mengenal universalitas Allah yang sudah diwahyukan dalam PL :
1. Allah sebagai pencipta (Rom.1:25).
2. Abraham dipanggil waktu dia masih orang kafir dan dibenarkan karena
iman (Rom.4).
3. Karena Israel menolak Mesias, maka Allah memakai orang non-Israel (Rom.2:11).
4. PB melanjutkan PL, jemaat melanjutkan pelayanan Israel (Ef.2:11; 3:12).
5. Jemaat sebagai tubuh Kristus terdiri dari orang Yahudi dan non
Yahudi (Ef.3:1-12).
6. Paulus dipanggil untuk menjadi rasul orang non Yahudi (Gal.2:8-9).

Tujuan dan puncak misi terdapat di Wahyu 7:9. Jemaat yang memuji
Allah. "Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, suatu
kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya. Dari
segala bangsa dan suku dan bahasa, berdiri dihadapan takhta dan di
hadapan Anak Domba." Menurut Peters di dalam Alkitab ada 2 macam
mandat, yaitu Mandat Budaya Kej. 1:28 dan Amanat Agung Mt. 28:18-20.

7 komentar:

  1. Artikelnya sangat baik, saya gunakan sebagai pengantar Mata Kuliah Misiologi. Saya melayani sebagai Penginjil di Kamboja.

    Terima Kasih.

    Tuhan Yesus memberkati!

    BalasHapus
  2. Puji Tuhan, Jika artikelnya dapat dimanfaatkan...saya juga rindu mengenal pelanan di Kamboja...untuk kami doakan...silahkan kirim ke adrianuspasasa@gmail.com

    BalasHapus
  3. trimakasih, ini membantu dalam perkuliahan saya di STT GKE Banjarmasin dalam Pilihan minat saya Misiologi... Gbu

    BalasHapus
  4. Terimakasih kak, puji Tuhan❤❤❤ tulisannya sangat bermanfaat bagi saya dalam belajar Misiologi. Tuhan Yesus berkati🙏

    BalasHapus
  5. terima kasih untuk Artikel ini menambah pengetahuan bagi siwa dan siswi kami di SMTK Soteria Purwoerto dalam mata pelajaran misiologi.
    Tuhan Yesus memberkati.

    BalasHapus
  6. terima kasih untuk Artikel ini menambah pengetahuan bagi siwa dan siswi kami di SMTK Soteria Purwoerto dalam mata pelajaran misiologi.
    Tuhan Yesus memberkati.

    BalasHapus
  7. Mohon izin utk mengambil sebagai referensi. Tuhan Yesus memberkati

    BalasHapus

Seseorang di segani dan di hormati bukan karena apa yang di perolehnya, Melainkan apa yang telah di berikannya. Tak berhasil bukan karena gagal tapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencoba lagi menjadi suatu keberhasilan hanya orang gagal yang merasa dirinya selalu berhasil dan tak mau belajar dari kegagalan

BERITA TERKINI

« »
« »
« »
Get this widget

My Blog List

Komentar